Apakah XRP Kian Tumbuh di Asia Selatan?

Gelombang DeFi di Asia Selatan semakin naik sejak XRP masuk dalam sektor tersebut melalui Wanchain. Apakah XRP bisa tumbuh di wilayah itu?

Akan diterimanya XRP sebagai bagian terpadu di Wanchain diumumkan pada 10 April lalu.

“Beberapa hari lagi XRP resmi bergabung di ekosistem DeFi Wanchain,” kata Jack Lu, Pendiri dan CEO Wanchain, kala itu melalui Twitter.

Wanchain menghubungkan blockchain public dan privat dan memfasilitas transfer aset kripto dengan menampung aplikasi desentralistik pada platform tersebut. Cara ini terhitung lebih efisien.

Setelah memadukan itu, XRP diperkirakan akan mengalami pertumbuhan dalam hal use case di DeFi yang kian naik daun. Itu pun sesuatu yang disentuh kali pertama oleh XRP yang lebih tenar di bisnis bank dan remitansi itu.

Kabar terbaru, Jack Lu mengatakan XRP dapat dipakai untuk pemaduan DeFi melalui platform tersebut.

Melalui Wanchain, pengguna dapat memperdagangkan XRP melalui beragam blockchain yang berbeda.

Lu menambahkan, pemilik XRP dapat berinteraksi dengan aplikasi DeFi seperti WanSwap, WanLand, WanFarm dan lainnya di Wanchain, Ethereum, serta blockchain lain di masa depan.

Ada Token wanXRP

Untuk mengirim dan menerima XRP antar blockchain, platform mengubah aset di blockchain XRP dan di Ethereum dengan menerbitkan token “wanXRP”.

Pada awal 2021, tim Wanchain sukses meluncurkan Bitcoin-Ethereum Bridge dan merilis desentralistik bridge yang langsung menghubungkan Ethereum dengan Binance Smart Chain.

Matt Hamilton, Direktur Relasi Pengembang di RippleX, mengungkapkan XRP secara otomatis tidak akan digunakan untuk likuiditas melalui Flair.

BTC, ETH dan EOS adalah aset kripto lain yang telah dipadukan ke dalam daftar aplikasi DeFi Wanchain.

Fase Turun

XRP mengalami sejumlah perkembangan di pasar Asia Selatan. Perusahaan Matrix Mortgage Global asal Kanada baru-baru ini mengumumkan akan menerima XRP sebagai pilihan pembayaran bagi layanan mereka.

Pendiri Matrix Mortgage Global Shawn Allen menyoroti perusahaan tersebut merangkul perubahan ini demi menyejajarkan diri dengan adopsi global kripto.

“DeFi meniadakan perantara, sehingga kedua pihak dapat berinteraksi secara peer to peer alias langsung. Pemilik XRP dapat memanfaatkan XRP mereka dan memakai banyak aplikasi DeFi,” tambah Allen.

Kendati XRP menguatkan posisinya di pasar Asia Selatan, volume perdagangannya mengalami penurunan tajam.

Tren ini menyiratkan fase tren naik berikutnya tertunda. Saat ini, harga XRP turun selama 24 jam terakhir tetapi mulai menanjak kembali di kisaran Rp20.800. [ambcrypto.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait