Apple, X, Airbnb, dan Google Siap Adopsi Stablecoin

Sejumlah raksasa teknologi bersiap mengambil langkah besar untuk mengadopsi aset kripto. Apple, X, Airbnb, dan Google kini tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan blockchain untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam ekosistem pembayaran mereka. 

Menariknya, volume transaksi stablecoin dilaporkan telah mencapai US$15,7 triliun atau sekitar Rp560 kuadriliun sepanjang 2024, menunjukkan betapa besar peran mata uang kripto berbasis fiat dalam sistem pembayaran digital saat ini.

Langkah ini menandai semakin terbukanya Big Tech terhadap aset digital, di tengah perubahan arah kebijakan kripto di AS. Setelah sebelumnya cenderung berhati-hati, perusahaan teknologi kini mulai melihat peluang konkret dalam pemanfaatan stablecoin untuk efisiensi pembayaran.

Dilansir dari laporan Fortune yang terbit pada Jumat, 6 Juni, sejumlah sumber menyebut bahwa mata uang kripto berbasis fiat dinilai sebagai solusi yang dapat digunakan untuk menurunkan biaya transaksi dan mengoptimalkan pembayaran lintas negara.

Perubahan Regulasi Dorong Minat Perusahaan pada Stablecoin

Minat yang meningkat dari raksasa teknologi ini tidak lepas dari perubahan sikap pemerintah AS. Di masa pemerintahan Biden, pendekatan terhadap cryptocurrency dinilai cukup ketat, membuat banyak perusahaan besar memilih menunggu. 

BACA JUGA  Penerbit Stablecoin USDC Sangkal Kabar Ditegur SEC AS

Namun, setelah Donald Trump kembali terpilih, pendekatan terhadap industri ini mulai berubah. Pemerintahannya justru mendorong adopsi teknologi blockchain dan menginstruksikan pelonggaran pengawasan lewat regulasi kripto yang lebih jelas.

Stablecoin adalah ide lama, tapi akhirnya saya rasa sekarang semua elemen yang dibutuhkan mulai menyatu, sehingga benar-benar mulai terwujud,” ujar Chris Ahn, mitra di Haun Ventures yang merupakan investor awal di Bridge.

Kongres AS Ajukan STABLE Act, Regulasi Stablecoin Kian Jelas

Apple, Airbnb, dan X Bergerak Diam-Diam

Apple mulai menjalin pembicaraan dengan perusahaan mata uang kripto berbasis fiat sejak Januari lalu. Salah satu sumber menyebut diskusi melibatkan Matt Cavin, direktur senior Circle, penerbit USDC, yang menangani “kemitraan strategis dalam pembayaran stablecoin.”

Airbnb semakin serius mengeksplorasi penggunaan stablecoin sebagai metode pembayaran. Perusahaan ini tengah berdiskusi dengan Worldpay, mitra pemrosesan transaksinya, untuk mengembangkan solusi yang dapat menekan biaya.

Sinyal kuat datang dari Worldpay yang baru-baru ini mengumumkan dukungan pembayaran stablecoin lewat kerja sama dengan BNVK, penyedia infrastruktur stablecoin. Kolaborasi ini membuka peluang bagi Airbnb untuk mengintegrasikan mata uang kripto berbasis fiat yang lebih efisien dan hemat biaya.

BACA JUGA  Boom! Harga Bitcoin Hari Ini Tembus US$24 Ribu

Sementara itu, platform media sosial milik Elon Musk, X, dikabarkan tengah mengembangkan fitur pembayaran melalui aplikasi X Money. Tiga sumber berbeda menyebut bahwa saat ini pihak X sedang berdiskusi dengan Stripe

Pada Januari lalu, X mengumumkan kemitraan dengan Visa untuk membuat dompet digital. Ambisi Musk jelas: menciptakan “super app” yang memadukan jejaring sosial dengan pembayaran digital seperti Venmo.

Google Selangkah Lebih Maju

Dari semua perusahaan yang tengah menjajaki stablecoin, Google tampaknya berada paling depan. Divisi Google Cloud sudah menerima pembayaran dari dua klien menggunakan PYUSD, stablecoin milik PayPal. 

PYUSD Lolos dari Jerat SEC, PayPal Siap Maju Tanpa Gangguan

Rich Widmann, Kepala Strategi Web3 di Google Cloud, menyatakan bahwa transaksi tersebut berhasil diproses langsung melalui kantor akuntansi pusat Google.

“Kami menagih klien seperti biasa. Mereka membayar seperti biasa. Tapi mereka menggunakan stablecoin untuk menyelesaikan pembayaran. Tidak ada divisi khusus untuk ini di Google Cloud. Semuanya berjalan di sistem yang sama,” ujar Widmann. 

BACA JUGA  Ini Alasan untuk Bullish pada Cardano (ADA)

Meski tidak mengungkap apakah divisi Google lainnya juga akan mengadopsi mata uang kripto berbasis fiat, komentar Widmann memberi sinyal kuat bahwa Google telah menguji potensi teknologi ini secara serius.

Masa Depan Stablecoin di Mata Big Tech

Meski potensinya besar, adopsi stablecoin masih menghadapi banyak tantangan. Memilih mata uang kripto berbasis fiat yang tepat jadi masalah, karena USDT dinilai kurang transparan, USDC sedang dalam ketidakpastian pasca-IPO Circle, dan PYUSD dari PayPal belum banyak digunakan.

Beberapa perusahaan ingin membuat stablecoin sendiri, tapi rencana ini ditolak legislator Partai Demokrat yang khawatir soal risiko penerbitan oleh pihak swasta. Ini menunjukkan regulasi akan sangat menentukan masa depan aset kripto jenis ini.

Meski begitu, investasi modal ventura terus mengalir dan dua RUU tengah dibahas di Kongres AS untuk mengatur aset digital ini. Industri stablecoin tetap menjanjikan, asalkan inovasi teknologi bisa berjalan seiring dengan aturan yang jelas. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait