Tiongkok terus memimpin dunia dalam Bitcoin mining, mengendalikan sekitar 55 persen dari total hashrate global.
Menurut salah satu analis kripto, Cryptocurrency Inside, Amerika Serikat mulai menunjukkan perkembangan dalam sektor ini sejak awal tahun 2022.
“Kumpulan penambangan (mining pool) di AS mulai berkembang, tetapi Tiongkok masih menguasai 55 persen dari kekuatan hashrate Bitcoin!” sebutnya.
Saat ini, Amerika Serikat memiliki sekitar 40 persen dari total keseluruhan hashrate Bitcoin mining. Namun, dominasi Tiongkok tetap kuat, terutama karena infrastruktur penambangan yang mapan dan dukungan dari penambang kecil di Asia.
Di sisi lain, di tengah perlombaan penambangan Bitcoin ini, dukungan politik di AS terhadap industri kripto juga mulai tumbuh.
Sebelumnya, Donald Trump telah secara terbuka mendukung kripto, sementara rivalnya, Kamala Harris, yang sebelumnya enggan memberikan komentar, kini secara eksplisit menyatakan dukungannya terhadap perkembangan kripto.
Data Cambridge: Penambangan Bitcoin Berpotensi Mengurangi Pemborosan Energi
Tiongkok Tetap Memimpin dalam Bitcoin Mining
Tiongkok telah lama mendominasi Bitcoin mining, sebagian besar karena biaya listrik yang rendah dan akses ke teknologi penambangan canggih.
Faktor-faktor ini memberi keunggulan kompetitif yang besar bagi penambang di Tiongkok, yang memungkinkan mereka untuk menguasai lebih dari setengah kekuatan komputasi global yang dibutuhkan untuk menambang Bitcoin.
Pool penambangan di Tiongkok juga didukung oleh jaringan penambang kecil di seluruh Asia, yang semakin memperkuat dominasi negara tersebut di pasar kripto.
Meskipun ada tekanan dari negara-negara lain, termasuk AS, Tiongkok tetap menjadi pemimpin dalam hashrate Bitcoin. Amerika Serikat memang mengalami kemajuan, terutama dengan masuknya perusahaan besar dan institusi yang berinvestasi dalam teknologi penambangan.
Namun, sebagian besar hashrate Bitcoin mining masih terkonsentrasi di Tiongkok, yang menunjukkan betapa kuatnya pengaruh negara ini dalam jaringannya.
Donald Trump: Tiongkok Akan Kalahkan AS Jika Kita Tidak Bertindak
Perubahan Politik AS, Dorong Pertumbuhan Kripto
Di sisi lain, perubahan politik di AS memberikan harapan baru bagi industri kripto, terutama terkait dominasi Bitcoin mining. Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat, telah menyatakan dukungannya terhadap pertumbuhan dan inovasi aset digital.
Dilansir dari laporan Bloomberg News dalam sebuah acara penggalangan dana di New York City, Harris menjanjikan bahwa jika terpilih, dia akan mendukung teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan aset digital, sambil tetap melindungi konsumen dan investor.
“Kami akan mendorong teknologi inovatif seperti AI dan aset digital, sambil tetap melindungi konsumen dan investor,” kata Harris.
Berbeda dengan rivalnya, Donald Trump, ini adalah pertama kalinya Harris secara eksplisit menyatakan posisinya tentang kripto, yang merupakan topik penting dalam pemilu presiden 2024.
Dukungan Harris ini datang di saat yang tepat, mengingat industri kripto di AS berkembang pesat.
Menurut riset terbaru yang dilakukan oleh Security.org, lebih dari 40 persen warga AS kini memiliki aset kripto, yang mewakili sekitar 93 juta orang. Ini menunjukkan bahwa isu kripto akan menjadi topik yang sangat penting dalam pemilu mendatang.
Pernyataan Harris menunjukkan bahwa pemerintahannya, jika terpilih, mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih seimbang terhadap regulasi kripto, berbeda dengan pemerintahan Biden saat ini, yang dianggap terlalu ketat oleh komunitas kripto.
Keterlibatan Perusahaan Besar juga Dorong Adopsi Kripto
Sementara dukungan politik terus berkembang, perusahaan-perusahaan besar di AS juga menunjukkan komitmen kuat terhadap kripto.
MicroStrategy, sebuah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat dan dipimpin oleh Michael Saylor, telah menjadi contoh utama dengan strategi agresifnya dalam mengakumulasi Bitcoin. Baru-baru ini, perusahaan tersebut membeli 7.420 Bitcoin senilai US$458,2 juta, meningkatkan total kepemilikan mereka menjadi 252.220 Bitcoin.
MicroStrategy kini menjadi perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan AS mulai melihat Bitcoin sebagai aset yang bernilai tinggi.
Sejak 2020, perusahaan ini telah menggunakan hasil penerbitan utang untuk mendanai akumulasi Bitcoin, dan strategi ini telah terbukti menguntungkan, mengingat harga Bitcoin yang terus meningkat.
Langkah-langkah seperti ini menunjukkan bahwa, meskipun Tiongkok mendominasi dalam Bitcoin mining, perusahaan-perusahaan di AS tetap dapat memainkan peran kunci dalam perkembangan kripto secara global.
Masa Depan Kripto di Tengah Persaingan Tiongkok dan AS
Tiongkok mungkin masih mendominasi hashrate Bitcoin mining saat ini, tetapi Amerika Serikat, dengan dukungan politik yang berkembang dari tokoh seperti Kamala Harris dan perusahaan besar seperti MicroStrategy, mulai mengejar.
Dukungan politik dari Harris, meskipun lebih hati-hati dibandingkan dengan Donald Trump, memberikan sinyal positif bagi industri kripto di AS, yang terus berkembang dengan cepat.
Pada saat yang sama, strategi agresif perusahaan seperti MicroStrategy menunjukkan bahwa AS tetap menjadi pemain kunci dalam dunia kripto, bahkan jika mereka tertinggal dalam Bitcoin mining.
Di masa depan, persaingan antara Tiongkok dan AS di sektor kripto kemungkinan akan semakin ketat, dan dinamika ini akan terus membentuk industri kripto secara global. Dengan pertumbuhan pengguna kripto yang pesat di AS, serta dukungan politik dan investasi yang kuat, Amerika Serikat berpotensi mempersempit jarak dengan Tiongkok dalam waktu dekat. [dp]