Bahaya Laten Bursa Derivatif Bitcoin

Komunitas Bitcoin dan aset kripto diguncang pekan lalu, ketika otoritas AS dikabarkan melancarkan tuntutan terhadap bursa derivatif Bitcoin, BitMEX dan tim pimpinannya.

Pada 1 Oktober lalu, pemerintah AS menuduh eksekutif BitMEX Arthur Hayes, Benjamin Delo dan Samuel Reed atas pelanggaran hukum perbankan AS saat melayani pelanggan asal negara tersebut.

Tidak hanya itu, pukulan lebih lanjut bagi bursa kripto asal Seychelles tersebut datang dari perusahaan data blockchain Chainalysis yang menyebut BitMEX sebagai bursa beresiko tinggi.

Data eksternal menunjukkan investor telah menarik keluar hampir 50 ribu Bitcoin dari BitMEX sejak pekan lalu.

Pada Senin (05/09), Chainalysis mengingatkan kliennya bahwa BitMEX, bursa yang tenar saat bull run Bitcoin pada akhir tahun 2017 dan merupakan bursa derivatif terbesar bagi Bitcoin, kini termasuk bursa berisiko tinggi.

Mekanisme perdagangan aset kripto, termasuk Bitcoin (BTC) di pasar derivatif menggunakan metode margin trading. Berita terkait: “Harga Bitcoin Turun? Ini Caranya Agar Tetap Cuan”.

Transfer mulai tanggal 1 Oktober selanjutnya digolongkan risiko tinggi, jelas Chainalysis kepada kliennya melalui email.

Chainalysis menambahkan, transfer BitMEX akan memicu alarm bagi pengguna perangkat pengawasan Chainalysis.

Peringatan dari Chainalysis tersebut didukung data temuan perusahaan analisa blockchain Glassnode yang memperlihatkan sekitar 45 ribu Bitcoin telah ditarik dari BitMEX sejak awal bulan.

Hal ini berarti total Bitcoin yang disimpan di bursa tersebut berkurang sebanyak 27 persen.

Analis Glassnode menulis, pada Jumat (02/09), sehari setelah pengumuman tuntutan terhadap BitMEX, bursa itu mengalami penarikan terbesar saat investor bersegera mengeluarkan dana dari platform berisiko tersebut.

Di lain tempat, Arcane Research menemukan open interest terhadap pasar derivatif Bitcoin di BitMEX menurun 16 persen, sehari setelah para pimpinannya terkena tuntutan hukum.

Co-founder perusahaan investasi Anatoliy Knyazev mengatakan, kasus BitMEX menunjukkan bisnis aset kripto harus mematuhi aturan yang sudah ada di dalam sistem keuangan saat ini, terutama jika melibatkan AS.

Ia menambahkan, bursa aset kripto lain di dunia yang tidak mewajibkan verifikasi identitas akan mengalami nasib yang sama seperti BitMEX.

Otoritas AS menyatakan jelas bahwa sektor kripto, terutama bagian abu-abunya, kini berada di bawah kendali mereka dan harus bermain sesuai aturan, pungkas Knyazev. [forbes.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait