Bank HSBC memperluas kehadirannya di dunia virtual dan membeli tanah di metaverse. Melalui rilis pers yang diterbitkan Rabu (16/03/2022), bank raksasa asal Inggris tersebut menyatakan telah memiliki lahan di The Sandbox, salah satu metaverse terbesar di industri kripto.
Dilaporkan dari Crypto Briefing, HSBC melakukan pembelian tersebut demi terhubung serta berinteraksi dengan penonton global di bidang olahraga, e-sports dan gaming.
Chief Marketing Officer HSBC Suresh Balaji berkata bank itu ingin melakukan terobosan demi menciptakan pengalaman brand yang inovatif.
“Metaverse adalah cara orang akan mengalami Web3, yaitu generasi internet berikutnya. Melalui kemitraan kami dengan The Sandbox, kami memasuki metaverse agar kami dapat menciptakan pengalaman brand yang baru dan inovatif bagi para nasabah kami,” jelas Balaji.
Kendati bank Inggris tersebut merupakan lembaga keuangan global pertama yang membeli lahan di The Sandbox, HSBC bukanlah bank besar pertama yang merangkul dunia virtual berbasis blockchain.
Bulan lalu, JPMorgan membuka lounge virtual di Decentraland, salah satu metaverse popular yang dibangun di atas blockchain Ethereum.
Usaha HSBC memasuki metaverse termasuk mengejutkan sebab riwayat bank tersebut terbilang agresif terhadap kripto.
Bulan Mei silam, CEO HSBC Noel Quin berkata kepada Reuters bahwa bank itu tidak menganggap Bitcoin (BTC) sebagai kelas aset. Selain itu, HSBC tidak berencana mempromosikan kripto kepada nasabah melalui bisnis pengelolaan kekayaannya.
Pada tahun 2021, HSBC menolak untuk memroses pembayaran kripto. Bank tersebut mencegah nasabah mendepositkan keuntungan dari hasil jual beli BTC dan memblokir nasabah membeli saham MicroStrategy.
MicroStrategy digolongkan sebagai produk uang virtual oleh HSBC dikarenakan merupakan pemegang korporat terbesar bagi Bitcoin. HSB turut memblokir pembayaran kartu kredit ke Binance, bursa kripto terbesar, dengan dalih resiko bagi nasabah.
Kemitraan HSBC dengan The Sandbox membuka pintu bagi lembaga keuangan global lain untuk berinovasi di Web3 seiring permintaan konsumen meningkat terhadap pengalaman di metaverse melalui penawaran gaming desentralistik.
Pasar metaverse global diperkirakan bertumbuh dari US$45,4 milyar pada tahun 2019 menjadi US$1,5 triliun di tahun 2030. [ed]