Bayar US$450 Ribu untuk Kirim 0,1 ETH, Kesalahan Atau Pencucian Uang?

Sebuah alamat Ethereum membayar gas senilai US$450 ribu untuk mengirim 0,15 ETH. Sebagian pihak berpendapat transaksi tersebut tidak disengaja dan menghimbau perbaikan antarmuka dompet Ethereum untuk mencegah hal serupa terjadi. Tetapi sebagian lain menduga transaksi itu merupakan skema pencucian uang yang rumit.

Pada 19 Februari 2019, ditemukan sejumlah transaksi misterius di mana gas senilai US$450 ribu dibayar untuk mengirim 0,15 ETH (sekitar US$15) dipecah dalam empat transaksi berbeda.

Dalam transaksi pertama, pemilik alamat itu mengirim 0,01 ETH atau kurang dari US$1,5 dan membayar biaya transaksi lebih dari US$30 ribu. Transaksi kedua dan ketiga memperlihatkan biaya transaksi sebesar US$120 ribu dan US$60 ribu. Transaksi yang paling “edan” adalah biaya sebesar 2.100 ETH untuk mentransfer 0,1 ETH. Berdasarkan harga ETH saat ini, berarti pemilik alamat itu membayar lebih dari US$300 ribu untuk satu transaksi yang mengirim US$15 saja.

Identitas pemilik alamat Ethereum tersebut masih belum diketahui, sehingga mulai beredar spekulasi tentang penyebab transaksi yang tidak masuk akal itu. Pemeriksaan singkat terhadap alamat dompet tersebut menunjukkan terjadi sejumlah transaksi kecil tidak lama setelah transaksi-transaksi besar itu dilakukan.

Komunitas kripto terheran-heran terhadap transaksi tersebut, sehingga banyak orang yang menganalisa data transaksi itu sampai ke rincian terkecil. Awalnya, banyak yang menganggap biaya transaksi yang besar hanyalah kelalain pengguna yang cukup lazim terjadi. Beberapa pihak menduga pemilik alamat itu tidak sengaja menukar jumlah biaya transaksi dengan jumlah ETH yang ingin dikirim. Kesalahan ini telah mengakibatkan kerugian bagi banyak pemilik kripto, terkadang dalam jumlah besar.

Hal lain yang mencurigakan tentang alamat dompet itu adalah banyaknya transaksi yang dilakukan, yaitu 19 ribu transaksi sejauh ini. Selain itu, transaksi yang melibatkan biaya gas tinggi dikirim secara berurutan.

Penyelidikan lebih seksama oleh pakar kripto menemukan tindakan ini bisa jadi sebuah upaya pencucian uang. Saturn Network, sebuah startup bursa desentralistik, mengatakan jika sebuah transaksi tidak disiarkan secara publik, maka transaksi itu bisa ditambang oleh pengguna yang “berkongkalikong”.

Para pengamat juga menemukan setidaknya dua dari empat transaksi mencurigakan tersebut ditambang oleh penambang yang sama. Muncul dugaan pemilik alamat dompet dan penambang tersebut bisa jadi adalah orang yang sama, sebab si penambang bisa menyiarkan transaksi itu ke dirinya sendiri sampai ia menemukan jawaban blok berikutnya. Pencucian uang dengan cara begini terbilang lebih canggih, sebab menyamarkan informasi transaksi dibanding pemindahan ETH secara biasa.

Sebelum ada yang berhasil menjawab niat dari transaksi misterius itu, komunitas kripto hanya bisa menduga. Insiden ini berpotensi menyoroti kelemahan dalam jaringan Ethereum yang menyamarkan transaksi, sehingga bisa disalahgunakan oleh oknum kriminal. Di sisi lain, bisa jadi insiden tersebut adalah akibat antarmuka pengguna yang canggung digunakan.

Terlepas dari niat transaksi-transaksi itu, satu hal yang pasti adalah ada seorang penambang yang cuan besar dari insiden ini. [cryptoslate.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait