Begini Masa Depan Harga BTC Menurut Model Stock-to-Flow

Bitcoin, mata uang digital pertama, telah mendapatkan perhatian yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena atributnya yang unik dan potensinya sebagai penyimpan nilai. Jadi, tidak heran jika prediksi masa depan harga BTC sangat dinanti-nantikan.

Salah satu konsep yang mendapatkan perhatian dalam menganalisis nilai Bitcoin adalah model stock-to-flow. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan model stock-to-flow, signifikansinya, dan bagaimana hubungannya dengan harga Bitcoin.

Apa Itu Bitcoin dan Mengapa Halving Penting?

Bitcoin adalah mata uang digital terdesentralisasi yang beroperasi pada teknologi yang disebut blockchain. Berbeda dengan mata uang tradisional, Bitcoin tidak dapat disalin, diduplikasi, dipalsukan, atau dipalsukan.

Ini adalah aset digital yang langka, dan nilainya terletak pada pasokannya yang terbatas dan mekanisme matematika yang mengatur penciptaannya.

Oleh karena itu, secara umum masa depan harga BTC diperkirakan positif oleh para trader dan investor di dunia.

Bitcoin beroperasi pada sistem di mana koin baru ditambang dengan memecahkan masalah matematika kompleks.

Setiap 10 menit, blok transaksi baru ditambahkan ke blockchain, dan para penambang diberi imbalan dengan sejumlah bitcoin untuk upaya komputasional mereka.

Namun, setiap 210.000 blok (sekitar setiap empat tahun), terjadi peristiwa yang disebut “halving“. Selama halving, imbalan blok dipotong separuh, mengurangi laju penciptaan bitcoin baru.

Proses ini berlanjut hingga halving terakhir pada tahun 2140 ketika imbalan blok akan mencapai nol, dan pasokan maksimum 21 juta bitcoin akan tercapai.

Memahami Stock-to-Flow

Rasio stock-to-flow adalah ukuran yang mengukur kelangkaan suatu aset dengan membandingkan stok saat ini (pasokan yang ada) dengan arusnya (produksi tahunan).

Dalam kasus Bitcoin, stok mewakili jumlah total bitcoin yang beredar, sementara arus mewakili pasokan baru bitcoin setiap tahun.

Rasio stock-to-flow dihitung dengan membagi total stok dengan produksi tahunan. Rasio stock-to-flow yang lebih tinggi menunjukkan kelangkaan yang lebih besar dan potensi nilai yang lebih tinggi.

Model Stock-to-Flow dan Dampaknya Ke Masa Depan Harga BTC

stock to flow bitcoin

Model stock-to-flow telah diterapkan pada Bitcoin untuk menganalisis potensi nilainya dari waktu ke waktu.

Menurut model ini, masa depan harga BTC akan meningkat yang disebabkan oleh kelangkaan yang dihasilkan dari halving dan pasokan BTC yang terbatas, dikutip dari Cointelegraph.

Model ini mempertimbangkan jumlah tahun yang diperlukan untuk menghasilkan stok saat ini dengan laju produksi saat ini.

Misalnya, pada September 2019, Bitcoin memiliki rasio stock-to-flow sebesar 27, yang berarti dibutuhkan 27 tahun produksi saat ini untuk menyamai pasokan yang ada.

Rasio ini jauh lebih kecil daripada emas, aset penyimpan nilai tradisional, yang memiliki rasio stock-to-flow sebesar 62.

Model stock-to-flow menunjukkan bahwa ketika halving mengurangi laju pasokan bitcoin baru, rasio stock-to-flow meningkat seiring berjalannya waktu, membuat Bitcoin semakin langka. Kelangkaan ini diharapkan berkontribusi pada kenaikan nilai Bitcoin.

Implikasi untuk Masa Depan Harga BTC

Untuk memperkirakan harga Bitcoin berdasarkan model stock-to-flow, sebuah rumus matematika telah diajukan. Rumus ini mengambil nilai stock-to-flow dan menerapkan eksponen dan pengali untuk mendapatkan harga model.

Dengan mempertimbangkan nilai stock-to-flow saat ini (yang disesuaikan untuk koin yang hilang atau tidak aktif), model ini dapat menunjukkan masa depan harga BTC dan potensinya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa model stock-to-flow bukanlah prediktor definitif dari harga Bitcoin, dan berbagai faktor dapat mempengaruhi nilai Bitcoin.

Permintaan pasar, adopsi, perkembangan regulasi, dan kondisi makroekonomi hanyalah beberapa dari banyak variabel yang dapat memengaruhi harga Bitcoin.

Kesimpulan

Model stock-to-flow menawarkan perspektif menarik tentang proposisi nilai Bitcoin. Dengan mempertimbangkan pasokan terbatas Bitcoin, peristiwa halving, dan hubungan antara stok dan arus.

Model ini menunjukkan bahwa kelangkaan dapat berkontribusi pada masa depan harga BTC dari waktu ke waktu.

Namun, penting untuk mendekati model harga dengan hati-hati. Harga Bitcoin dipengaruhi oleh interaksi kompleks dari dinamika pasar dan faktor eksternal.

Investor dan trader Bitcoin harus melakukan penelitian yang mendalam dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum membuat keputusan keuangan.

Seiring dengan perkembangan lanskap kripto, memantau model stock-to-flow Bitcoin dan dampak potensialnya terhadap harga dapat memberikan wawasan berharga tentang dinamika pasar. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait