Begini Nasib Bitcoin Setelah Sentuh US$27 Ribu

Bagaimana nasib Bitcoin selanjutnya setelah menyentuh level US$27.000 menjadi perbincangan panas investor kripto.

Sempat merosot tajam akibat jatuhnya bank Silvergate dan SVB, harga BTC telah kembali bangkit dari kisaran US$20.000 menjadi lebih dari US$27.000.

Kekhawatiran akan runtuhnya ekonomi AS menjadi penyebab melemahnya indeks dolar AS, yang mendasari gelombang minat pada aset kripto dan emas.

Nasib Bitcoin 

Berdasarkan laporan Crypto News, investor saat ini mulai bertanya-tanya, bagaimana nasib Bitcoin selanjutnya setelah mencetak tertinggi baru dalam sembilan bulan dan setelah kapitalisasi pasar kripto kembali di atas US$1 triliun.

Ketidakpastian ekonomi membuat investor mencari aset safe haven, sehingga Bitcoin kembali melambung dan membawa altcoin utama ikut bergerak ke Utara.

Beberapa analis pun menyoroti dampak dari runtuhnya tiga bank besar AS, Silvergate, SVB dan Signature Bank. Bahkan, Credit Suisse juga diprediksi akan menyusul. Ini dianggap sinyal dari rapuhnya sektor perbankan AS.

Krisis perbankan tradisional di negeri Paman Sam membuat investor melirik alternatif penyimpanan yang dapat diandalkan, dan kripto menjadi salah satunya.

The Fed Cetak Uang

Belum lama ini, bank sentral AS memutuskan untuk mencetak dan menggelontorkan dolar AS ke pasar, sebanyak US$300 milyar, guna mengatasi krisis keuangan.

Alhasil, pasokan yang meningkat membuat dolar AS menjadi lemah, mendorong harga BTC ke atas, menjadi nasib baik untuk Bitcoin.

Para ahli pun kini mewaspadai kembali pelonggaran kuantitatif (QE), menarik pembalikan likuiditas yang menyokong selera risiko investor yang juga menjadi pijakan kripto utama untuk melesat.

Terbaru, kekhawatiran ekonomi membuat pengamat memperkirakan The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga terlalu tinggi, atau bahkan akan memangkasnya.

Keputusan terbaru tentang suku bunga akan menentukan nasib Bitcoin selanjutnya, apakah akan bergerak lebih tinggi untuk melampaui US$28.000, bahkan US$30.000, saat memasuki kuartal kedua tahun ini.

Robert Kiyosaki juga masih gencar untuk menyarankan para pengikutnya membeli lebih banyak emas, perak dan Bitcoin. Itu untuk bersiap menghadapi resesi global karena dolar AS akan kian runtuh, dampak sikap agresif The Fed. [st]

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait