Bisakah Harga BTC Jadi Setara Rp1,4 Milyar?

Di paruh pertama tahun 2023, harga BTC menorehkan kinerja apik, mengalami kenaikan lebih dari 57 persen. Bitcoin diperdagangkan sekitar US$26.000 setelah sempat mencapai level harga US$30.000 lebih awal tahun ini.

Namun, Bitcoin masih jauh dari titik tertinggi sepanjang masa (ATH) di level US$68.789 yang dicapai pada November 2021.

Meskipun demikian, ada semakin banyak analis, investor dan penggemar kripto yang yakin bahwa Bitcoin akan mencapai level US$100.000, setara Rp1,4 milyar, per koin di tahun 2024.

Meskipun target harga tersebut terdengar tidak masuk akal, ada tiga alasan yang meyakinkan bahwa hal tersebut mungkin terjadi.

Potensi Harga BTC Capai Rp1,4 Milyar 

Fool melaporkan bahwa, argumen inti seputar Bitcoin adalah bahwa Bitcoin berfungsi sebagai emas digital, menjadikannya sebagai aset penyimpan nilai yang baik, terutama di tengah kondisi ekonomi yang volatil.

Selama krisis perbankan yang dimulai awal tahun ini, para investor yang mencari aset pelindung diluar sistem perbankan dan keuangan tradisional beralih ke Bitcoin. Selain itu, korelasi antara Bitcoin dan emas juga meningkat pada tahun 2023.

Jika Anda mempercayai argumen bahwa kripto utama ini adalah emas digital, maka mungkin dapat membuat beberapa asumsi harga ke depan.

Sebagai contoh, investor Bitcoin terkenal, Michael Saylor, pertama-tama menghitung nilai total pasokan fisik emas di dunia, sekitar US$13 triliun, dan kemudian mengusulkan penilaian serupa untuk Bitcoin.

Jika Anda membagi kapitalisasi pasar emas dengan jumlah maksimum Bitcoin yang akan beredar, sekitar 21 juta koin, maka dapat diperoleh target harga Bitcoin sebesar US$500.000.

Pada bulan Januari 2022, bank investasi Wall Street, Goldman Sachs, menggunakan metode yang hampir sama untuk menetapkan target harga BTC sebesar US$100.000.

Bitcoin, pada dasarnya, bukan hanya sebagai aset penyimpan nilai, tetapi juga sebagai bentuk pembayaran dan potensi pengganti berbagai komponen sistem keuangan modern, termasuk dolar AS.

Investor ternama, Cathie Wood dari Ark Invest, telah menganalisis delapan kasus penggunaan Bitcoin dalam sistem ekonomi global.

Misalnya, Bitcoin semakin menjadi bagian dari pasokan uang di negara-negara pasar berkembang. Selain itu, Bitcoin juga semakin berkontribusi dalam remitansi lintas negara.

Dengan mempelajari secara lebih mendalam setiap dari delapan area ini, serta mengekstrapolasi tingkat pertumbuhan ke depan, Wood mencapai target harga Bitcoin sebesar US$1,48 juta.

Terakhir, ada satu peristiwa teknis yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin, yang dikenal sebagai halving. Peristiwa ini hanya terjadi sekali setiap empat tahun dan sangat dinantikan oleh komunitas Bitcoin.

Pada peristiwa halving, imbalan yang dibayarkan kepada penambang Bitcoin untuk menambang blok baru dalam blockchain akan berkurang separuh.

Pada pandangan awal, ini mungkin tidak seperti hal yang berguna, tetapi hal ini memiliki konsekuensi yang besar terhadap pasokan dan permintaan Bitcoin. Pertama, halving melambatkan laju peningkatan pasokan Bitcoin dari waktu ke waktu.

Kedua, halving meningkatkan kelangkaan relatif Bitcoin. Secara teoritis, kombinasi dari kedua faktor ini seharusnya membantu mendorong kenaikan harga Bitcoin, memanfaatkan hukum suppy and demand.

Dan, memang, itulah yang terjadi pada tiga peristiwa halving sebelumnya. Pada halving terakhir yang terjadi pada tahun 2020, harga Bitcoin melonjak 688 persen dan akhirnya mendekati titik tertingginya.

Dan untuk halving Bitcoin selanjutnya, itu dijadwalkan pada April 2024, dan para investor sudah menetapkan target harga BTC lebih dari US$100.000.

Sebagai contoh, Standard Chartered Bank memprediksi bahwa Bitcoin akan mencapai target angka tersebut pada akhir tahun 2024.

Seperti yang dapat dilihat, terdapat berbagai jalur yang dapat diambil oleh Bitcoin untuk mencapai US$100.000. Meskipun target harga tersebut terlihat sangat tinggi, terutama mengingat kondisi makroekonomi saat ini, tetapi masih ada potensi di sana.

Tentu saja, terdapat faktor-faktor tak terduga, seperti langkah SEC yang dapat mengatur Bitcoin kapan saja. Dan jangan lupa tentang The Fed yang telah menunjukkan kemampuannya untuk mempengaruhi harga Bitcoin melalui kenaikan suku bunga. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait