Percakapan antara Anthony Pompliano dan Jordi Visser, seorang investor makro berpengalaman lebih dari tiga dekade di Wall Street, menyuguhkan pandangan tajam mengenai peran Bitcoin dan kecerdasan buatan (AI) dalam membentuk masa depan ekonomi global.
Alih-alih membahas hal umum, diskusi ini langsung menyentuh poin penting, saat dunia sedang menghadapi gelombang inovasi teknologi, dua entitas yang diyakini mampu bertahan dan bahkan mendominasi adalah Bitcoin dan AI.
Bitcoin Sebagai Moat di Tengah Kompetisi Inovasi
Jordi menyebut Bitcoin sebagai satu dari tiga ‘moat‘ sejati yang bertahan dalam arus perubahan eksponensial, berdampingan dengan emas dan agama. Menurutnya, Bitcoin telah menjadi semacam merek yang diakui secara luas, bukan hanya oleh investor, tetapi juga oleh korporasi dan bahkan pemilih dalam politik.
“Bitcoin bukanlah sesuatu yang membosankan. Ia seperti kaviar di dunia investasi,” ujar Visser.
Ia juga menekankan bahwa ketika aset-aset teknologi besar seperti MAG 7 mulai menunjukkan pelemahan, Bitcoin justru menawarkan daya tarik lebih karena posisinya yang unik dan otonom dari sistem keuangan tradisional.
Disrupsi AI: Tantangan dan Peluang Baru
Di sisi lain, AI tengah mengguncang berbagai sektor. Sentimen yang sebelumnya penuh optimisme mulai bergeser setelah munculnya pemain baru seperti DeepSeek dari Tiongkok, yang membuktikan bahwa kompetisi dalam pengembangan AI kini sangat terbuka.
Raksasa seperti Microsoft bahkan mulai menarik diri dari beberapa proyek pusat data. Namun demikian, Jordi melihat peluang besar dalam sektor kesehatan, keuangan dan energi yang lambat mengadopsi teknologi ini.
“Sektor-sektor ini akan mendapatkan manfaat besar karena AI tidak menggantikan mereka, tapi justru memperkuat,” ujarnya.
Kisah Pengalaman AI di Dunia Nyata
Salah satu kisah menarik datang dari pengalaman pribadi Anthony. Seorang temannya menerima diagnosis medis yang mengejutkan dari dokter, namun saat data medis itu dimasukkan ke AI seperti ChatGPT, hasilnya jauh lebih ringan. Hal ini kemudian dikonfirmasi ulang oleh dokternya sendiri.
Cerita tersebut memicu diskusi tentang bagaimana AI mulai merambah dunia medis sebagai alat validasi, bahkan sebagai pendamping profesional kesehatan.
“Banyak dokter yang sudah mulai menggunakan AI sebagai pengecekan ganda agar pasien tidak melakukan itu di rumah,” ungkap Anthony.
Pergeseran Menuju Demokratisasi Teknologi
Lebih lanjut lagi, Jordi menyoroti bagaimana alat seperti Replit dan Cursor telah membuka jalan bagi siapa saja untuk membangun aplikasi tanpa harus menjadi ahli koding. Baginya, AI memberi ruang lebih luas untuk berpikir kritis dan berkreasi.
Hal ini tidak hanya menyederhanakan proses teknologi, tapi juga mengangkat semangat kewirausahaan yang selama ini terbatas oleh keterampilan teknis.
“Dengan sedikit keberanian untuk terlihat bodoh di awal, Anda bisa membangun sesuatu yang nyata,” ujarnya.
Pemerintah, Statistik dan Ketidakpastian Ekonomi
Diskusi ini juga menyentuh masalah ketidakpastian kebijakan, khususnya terkait dengan dampak dari CHIPS Act dan tarif. Jordi menyoroti bagaimana pemerintah kini menjadi bagian besar dari ekonomi digital dan fisik, dengan 25 persen pekerjaan baru dua tahun terakhir berasal dari sektor publik.
Namun demikian, data statistik ekonomi seperti GDP seringkali tertinggal dalam merefleksikan realita digital yang berkembang sangat cepat.
Masa Depan Robotik dan Tantangan Sosial
Tidak hanya berhenti di AI dan pasar, pembahasan juga menjangkau soal robotik. Menurut Jordi, negara-negara seperti Jepang dan Tiongkok yang mengalami krisis demografi telah lebih siap menerima robot sebagai bagian dari layanan publik, terutama di rumah sakit.
Namun, penerimaan terhadap robot humanoid di rumah tangga, seperti pengasuh anak, masih akan memerlukan waktu dan adaptasi sosial.
“Sama seperti dulu orang menolak naik Uber karena harus masuk mobil orang asing, butuh waktu untuk terbiasa,” ujar Jordi.
Kebangkitan Sektor yang Dianggap Membosankan
Menariknya, Jordi juga mengungkap bahwa justru saham-saham sektor yang dianggap membosankan seperti kesehatan, energi, dan utilitas bisa menjadi pemenang di era ini. Hal ini karena mereka memiliki bisnis nyata dan mulai mengadopsi teknologi secara perlahan namun pasti.
Sementara itu, sektor kripto, termasuk Bitcoin, akan semakin dilirik karena memberikan alternatif yang tidak tergantikan di tengah gejolak pasar teknologi tradisional.
Dengan perpaduan antara teknologi disruptif dan kebutuhan akan stabilitas investasi, kombinasi antara Bitcoin dan AI tampaknya tidak hanya akan mengubah arah pasar, tetapi juga cara kita memahami nilai, kepercayaan, dan efisiensi dalam ekonomi modern. [st]