Bitcoin dan Saham MicroStrategy Sama-sama Melonjak Sepanjang Tahun 2023

Harga Bitcoin (BTC) dan harga saham perusahaan MicroStrategy kompak melonjak sepanjang tahun 2023 ini. Saham itu, MSTR, bertaji di di kisaran 246 persen di tahun 2023. Sementara BTC semakin sakti, tumbuh lebih 112 persen sepanjang tahun ini, setelah bertengger di US$37.800 pada Kamis (9/11/2023) malam. CEO MicroStrategy, Michael Saylor, yakin dalam 12 bulan berikutnya BTC bisa tampil lebih apik.

Michael Saylor, pendiri sekaligus CEO MicroStrategy yang yakin terhadap Bitcoin, mengakui bahwa crypto terbesar di dunia ini memungkinkan perusahaan perangkat lunaknya untuk bersaing dengan perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, dan saham-saham unggulan lainnya yang disebut sebagai “Magnificent Seven”.

Saham MicroStrategy (MSTR) telah melonjak 246 persen pada tahun 2023, dan pada Kamis naik 6 persen menjadi sekitar US$492 per saham. Demikian pula, Bitcoin mencapai puncak tertinggi tahun ini pada Kamis, di atas US$37.800, dan telah naik 122 persen sejak awal tahun.

saham Microtrategy, MSTR

Bitcoin Solusi Persaingan Perusahaan

MicroStrategy sejak tahun 2020 membeli kripto wahid itu sebagai strategi investasi perusahaannya untuk melawan inflasi dan turunnya nilai dolar AS. Per Oktober 2023, perusahaan memiliki Bitcoin sebanyak 158.400 BTC atau setara dengan Rp91,2 triliun dengan kurs hari ini, Kamis (10/11/2023) di kisaran Rp576.236.670 per BTC.

Menurut Saylor, kombinasi antara inflasi yang diinduksi pemerintah dan deflasi yang didorong teknologi, membuat perusahaan selain ‘Magnificent Seven’ sulit untuk melihat pertumbuhan yang konsisten dan signifikan.

“Jika Anda mengelola perusahaan popular, Anda dipaksa untuk berjuang demi kelangsungan hidup dengan satu tangan terikat di belakang. Jika Anda ingin mengikuti jejak ‘Magnificent Seven’, Anda harus meningkatkan pendapatan dan arus kas Anda setidaknya 20 persen setahun atau lebih cepat selamanya,” kata Saylor dalam wawancara dengan Fox Business awal minggu ini.

Katanya lagi, ada tujuh perusahaan yang menghasilkan semua return untuk pemegang saham. Ada 7000 perusahaan yang tidak bisa mengikuti.

“Apa yang kami lakukan pada Agustus 2020 adalah mengakui bahwa tidak ada cara kami bisa tumbuh melebihi Google dan Microsoft dan Apple Computer sebagai perusahaan perangkat lunak ukuran menengah,” imbuh Saylor.

Saylor menjelaskan bahwa perusahaannya kala itu mulai mencari aset digital berpertumbuhan tinggi untuk berinvestasi, dan lalu memutuskan bahwa Bitcoin adalah aset yang paling menjanjikan.


“Kami menyadari bahwa Bitcoin [sebagai teknologi] adalah seperti jaringan digital dominan berteknologi tinggi yang tumbuh 40 persen atau 50 persen setahun, jadi kami membelinya. Itu terus tumbuh 40 persen hingga 50 persen setahun, dan sekarang kami menggunakan neraca kami demi tumbuhnya perusahaan,” ujar Saylor.

Bitcoin telah mengalami kenaikan tajam pada tahun 2023, tetapi berpotensi naik lebih tinggi lagi setelah regulator kelak menyetujui produk Spot Bitcoin ETF di dari sejumlah perusahaan manajemen investasi. Sejumlah analis Bloomberg Intelligence memperkirakan peluang persetujuan sebesar 90 persen pada Januari 2024.

Bitcoin Halving Mainkan Peran Penting

“Bitcoin halving dan Spot Bitcoin ETF akan memainkan peran besar bagi pertumbuhan harga BTC, karen permintaan terhadapnya bisa berlipat ganda,” jawab Taylor menyakinkan.

Secara historis, pada 3 Bitcoin Halving sebelumnya, harga BTC mencetak harga tertinggi baru (all time high/ATH) 12 bulan setelah halving terjadi. Halving ke-4 diperkirakan akan jatuh pada medio April 2024, di mana block reward saat ini berkurang menjadi separuh dari 6,25 BTC per 10 menit menjadi 3,125 BTC saja. Halving memastikan pasokan BTC semakin langka secara bertahap setiap 4 tahun, hingga tercapai pasokan maksimalnya, 21 juta BTC di tahun 2140.

“12 bulan ke depan cukup baik bagi kelas aset ini,” tutup Saylor menyiratkan keyakinan terhadap pertumbuhan apik BTC berikutnya. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait