Bitcoin di El Salvador Bisa Jadi Sasaran Pelaku Kejahatan

Adopsi Bitcoin sebagai mata uang sah di El Salvador merupakan berita gembira bagi pendukung aset kripto di seluruh dunia. Tetapi, pencapaian tersebut tidak mendorong harga Bitcoin yang sedang tertahan.

Dewan Legislatif El Salvador mensahkan peraturan yang mengizinkan Bitcoin dipakai sebagai alat pembayaran.

Hal ini pertama kalinya kripto desentralistik tersebut diakui sebagai mata uang secara mandat, menurut Presiden Nayib Bukele.

Di sisi lain, regulator di Eropa, Tiongkok dan Amerika bersiap-siap menghadapi pasar kripto yang tahun ini mengalami peningkatan pesat.

Direktur konsultan keuangan deVere Nigel Green mengatakan, sebagai negara kecil di Amerika Tengah, El Salvador merangkul masa depan di saat negara adidaya berusaha melawannya.

Menurut Green, sangat masuk akal bagi negara seperti El Salvador, yang memakai mata uang sendiri tetapi juga memakai dolar AS, berminat terhadap alternatif yang tidak terbatas agenda politik AS. El Salvador adalah negara pertama, tetapi bukan yang terakhir, jelas Green.

Anggota parlemen Paraguay Carlos Rejala Helman mencuit, negaranya akan segera membuat pengumuman soal aset kripto.

Manajer aset kripto ByteTree Charlie Erith berkata peningkatan penggunaan Bitcoin akan mendorong pasar untuk melonggarkan aturan terkait aset kripto.

Erith berpendapat keputusan El Salvador adalah langkah kecil ke arah yang tepat.

Kendati demikian, pasar aset kripto terbilang masih kecil. Pengumuman El Salvador tidak mendongkrak harga kendati peningkatan Bitcoin pada akhir 2020 dan awal 2021 didorong pengumuman adopsi oleh kelompok keuangan tersohor.

Menurut Erith, dampak pengumuman tersebut menyebabkan investor skeptis. Jika kelompok besar berubah pikiran, seperti Elon Musk, reaksi yang terjadi bisa rumit.

Musk telah acapkali memuji kripto pada kuartal pertama tahun ini, dan Tesla mengumumkan akan menerima pembayaran dalam Bitcoin selain membeli Bitcoin sebagai investasi.

Tetapi Musk telah mengubah sikapnya dan kini menjadi kritik terhadap Bitcoin.

Analis keuangan Susannah Streeter menilai risiko utama El Salvador adalah menjadi negara di tengah gempuran sikap skeptis terhadap aset kripto.

Transaksi kripto telah dilarang di Tiongkok dengan penutupan sejumlah akun terkait kripto di situs media sosial Weibo.

Di AS, pihak berwenang memulihkan Bitcoin senilai US$4,4 juta yang dibayar sebagai tebusan peretasan Colonial Pipeline yang sempat melumpuhkan sistem minyak di AS.

Streeter menambahkan, kejadian serupa menciptakan persepsi penggunaan kripto adalah untuk tindak kriminal.

Dengan mengadopsi Bitcoin, El Salvador yang telah menerima tuduhan korupsi dan menanggung risiko menarik investasi dari kelompok kriminal. [diario.elmundo.sv/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait