Bitcoin Genit, Hampir Sentuh US$17 Ribu per BTC

Bitcoin tampak kian genit, karena hampir menyentuh US$17 ribu (Rp239 juta) per BTC, sebagai level psikologis, mencerminkan bull run tahun 2017 silam.

17 November 2020 dini hari tadi Bitcoin menyentuh kisaran US$16.891 per BTC. Itu adalah harga tertinggi terbaru selama tahun 2020 ini, sekaligus harga tertinggi dalam 3 tahun terakhir, Januari 2018.

Pergerakan harga Bitcoin dalam skala mingguan. Sumber: id.tradingview.com.

Jika mampu menembus US$17.179, maka dapat kemungkinan besar akan menanjak hingga US$20.000.

Terpantau di Indodax, dalam rupiah, Bitcoin menyentuh lebih dari Rp237 juta per BTC, lalu cepat terkoreksi di kisaran terendah Rp233 juta. Terpantau petang ini memantul ke Rp236 juta.

Pergerakan harga Bitcoin dalam skala 15 menit. Sumber: Indodax.com.

Pada titik ini, Raja Aset Kripto itu diperdagangkan pada harga tertinggi sejak Januari 2018 dan telah naik lebih dari 333 persen sejak mencapai level terendah tahun 2020 di bawah US$3.900 pada Maret.

Dilansir dari Forbes, Jesse Proudman CEO Strix Leviathan menyatakan bahwa selama beberapa minggu terakhir, sentimen terhadap Bitcoin telah meningkat secara dramatis, didorong oleh hentakan yang konstan dari berita tentang meningkatnya minat oleh kalangan institusional.

“Berita sebelumnya tentang niat perusaahan SkyBridge pimpinan Anthony Scaramucci untuk membeli Bitcoin adalah cerminan sentimen besar lain oleh perusahaan tradisional,” kata Proudman.

Tim Enneking, Direktur Pelaksana Digital Capital Management bernada serupa, menekankan bahwa sentimen seputar Bitcoin telah meningkat dengan jelas. Dia mencatat bahwa profil investor Bitcoin rata-rata telah berubah sedikit, menjadi lebih institusional akhir-akhir ini.

“Perkembangan ini mengubah dinamika perdagangan secara signifikan,” kata Enneking.

Sementar itu Jason Lau COO OKCoin menambahkan bahwa adanya arus pertempura baru yakni institusi dan retail dalam membeli Bitcoin.

“Analisis on-chain menunjukkan address Bitcoin yang aktif melonjak hari ini, naik 124 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih jauh dari level Januari 2018. Ini menunjukkan pembelian yang lebih besar dan mungkin dari kalangan institusi,” pungkasnya. [Forbes/red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait