Bitcoin Semakin Sulit Ditambang, Penambang Kecil, Bersiaplah!

Bitcoin kini semakin sulit ditambang, karena tingkat mining difficulty-nya melejit. Sebagian merayakan itu, karena membuktikan keunggulan aset kripto itu. Namun, penambang berskala kecil patut khawatir.

Tingkat kesulitan menambang Bitcoin alias mining difficulty melejit ke level tertinggi sepanjang masa, setelah penyesuaian (adjustment) yang terjadi baru-baru ini.

Hash rate, ukuran daya komputasi di jaringan Bitcoin, juga meningkat. Sejumlah pengamat percaya hal ini dapat menyebabkan beberapa penambang kecil harus menyerah.

Kesulitan menambang Bitcoin meningkat pada 24 Agustus 2020 lalu sekitar 3,6 persen. Itu menandai titik tertinggi sepanjang masa untuk jaringan Bitcoin. Tetapi, perubahan itu memberi tekanan tambahan kepada sejumlah penambang.

Kendati bukan lonjakan paling signifikan dalam riwayat difficulty adjustment, kenaikan 3,6 persen membawa total mining difficulty Bitcoin ke rekor tertinggi 17,56 triliun. Mining difficulty terakhir kali mendekati angka itu pada Juli 2020.

Mining difficulty Bitcoin disesuaikan kira-kira setiap dua minggu. Saat block-block transaksi ditambang terlalu cepat atau terlalu lambat, sistem secara otomatis menyesuaikannya agar kecepatan tetap rata-rata 10 menit.

Mining difficulty Bitcoin biasanya diikuti dengan peningkatan hash rate (jumlah daya komputasi di jaringan).

Memang, pada 15 Agustus 2020, hash rate Bitcoin mencapai rekor tertingginya di 136 exahash per detik.

Setelah merosot singkat di minggu berikutnya, hash rate pulih menjadi sekitar 120 EH per detik, mungkin terdampak meluapnya sungai Kuning di wilayah Sichuan di Tiongkok. Maklumlah kota itu adalah sentra tambang Bitcoin dunia, berbiaya listrik murah tenaga air.

Penambang Kecil Harus Menyerah?
Menurut Thomas Heller COO Bitcoin HASHR8, peningkatan hash rate dan mining difficulty Bitcoin dapat menimbulkan masalah bagi penambang yang kurang kecil dengan mesin tambang berspesifikasi rendah.

“Jika mining difficulty Bitcoin dan hash rate terus meningkat, mesin tambang generasi lama akan kesulitan untuk tetap menambang. Bitman S9 misalnya adalah mesin paling umum dan masih menguntungkan. Namun, setelah Oktober 2020 nanti, ketika musim hujan berakhir, dan harga hosting US$0,05 per kWh, maka kemungkinan mesin S9 tidak akan menguntungkan,” katanya.

Menurut data dari BTC.com, difficulty adjustment berikutnya adalah pada 7 September 2020.

Itu diperkirakan akan membawa peningkatan lagi, kali ini sebesar 3,5 persen. Itu juga kelak akan mendorong mining difficulty Bitcoin ke level tertinggi sepanjang masa dan melewati 18 triliun. [Decrypt/red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait