BlockBali 2020 Fokus Soal Keuangan Desentralistik (DeFi) yang Bernilai Triliunan Rupiah

BlockBali yang digelar oleh BlackArrow hadir kembali pada 1 Desember 2020 mendatang. Tahun ini memfokuskan diri soal keuangan desentralistik (DeFi/Decentralized Finance) yang sedang “panas-panasnya”. DeFi saat ini bernilai Rp187 triliun berdasarkan Total Value Locked (TVL)-nya.

DeFi adalah layanan keuangan menggunakan aplikasi khusus yang berjalan di blockchain. Sifat transaksinya bersifat langsung alias peer-to-peer tanpa perantara, melalui smart contract.

Sektor DeFi kian popular di kalangan pencinta aset kripto, karena memudahkan siapa saja yang ingin mendapatkan keuntungan finansial secara mudah dan berbiaya murah.

“DeFi adalah eksplorasi konsep project blockchain terbaru yang mulai merambah industri keuangan tradisional. Saya percaya ke depannya akan melengkapi sistem keuangan yang ada sekarang dan membuat proses finansial lebih efisien dan transparan,” kata Oscar Darmawan CEO Indodax, Jumat (27/11/2020). Indodax adalah salah satu perusahaan pendukung acara BlockBali 2020.

Maling! Rp352 Miliar pun Raib dari Layanan Keuangan Aset Kripto Ini

Menurutnya lagi, Asia merupakan pasar potensial bagi perkembangan DeFi, karena Asia mempunyai jumlah penduduk yang besar dan khususnya Asia tenggara memiliki banyak kepulauan yang membuat mahalnya jangkauan infrastruktur ke semua daerah secara merata.

“Ini adalah alasan mengapa industri keuangan terus membutuhkan inovasi untuk membuat prosesnya lebih efisien dan saya percaya blockchain bisa membantu inovasi ini,” jelas Oscar.

Mudah dan Tanpa Perantara
DeFi berbanding terbalik dengan layanan keuangan yang sentralistik yang dikendalikan oleh perusahaan tertentu yang biasanya berbiaya lebih mahal.

DeFi yang diperkuat dengan smart contract (kode program yang berjalan di jaringan blockchain) memastikan transaksi berlangsung secara otomatis sedikit atau tanpa keterlibatan manusia secara langsung.

Serupa seperti di layanan keuangan sentralistik/tradisional, Anda bisa mendapatkan dana dengan mengagunkan objek bernilai tertentu, misalnya emas.

Di DeFi yang diagunkan adalah aset kripto dan Anda mendapatkan aset kripto yang lain sebagai pinjaman.

Di DeFi berkategori decentralized exchange, misalnya Anda juga bisa memberikan aset kripto lain di aplikasi dan mendapatkan imbalan. Itu disebut liquidity provider agar transaksi pertukaran aset kripto menjadi lebih likuid, tanpa menggunakan sistem order book sebagaimana yang ada di bursa aset kripto sentralistik.

Sektor DeFi diperkirakan bisa diterapkan di sektor keuangan tradisional, misalnya saham ataupun obligasi, yang sebelumnya melalui proses tokenisasi di blockchain.

Kelak saham bisa ditransaksikan tanpa melalui bursa efek ataupun broker, melainkan bersandar pada kode program (smart contract) dan partisipasi dari penyedia likuiditas. Saham pun menjadi murni digital dan lebih mudah ditransaksikan.

Mengenal Prinsip Dasar Tokenisasi di Blockchain

Berdasarkan data dari DeFiPulse, nilai TVL (Total Value Locked) DeFi saat ini adalah mencapai US$13,3 miliar (Rp187 triliun), naik pesat sejak Juni 2020, yang hanya US$1,1 miliar.

Blockchain Ethereum masih mendominasi jagat DeFi, karena smart contract-nya yang popular dan mudah digunakan.

Aplikasi DeFi, seperti Maker, WrappedBTC dan Compound misalnya, masih terhitung popular, bersaing dengan puluhan aplikasi DeFi lainnya. [red]

Blockchainmedia.id mendukung BlockBali 2020 sebagai mitra media (media partner).

Terkini

Warta Korporat

Terkait