Browser Opera kini dukung merge Ethereum dengan menyediakan opsi dompet pihak ketiga. Integrasi bagi dompet Ethereum Metamask dan dompet kripto lain diumumkan pekan ini.
Langkah tersebut merupakan strategi mengincar pasar pengguna kripto seiring Ethereum menerapkan transisi ke proof of stake (PoS) sebelum 20 September 2022.
Peramban Opera menambahkan dukungan bagi dompet kripto melalui fitur yang bernama Wallet Selector atau Pemilih Dompet.
Dukung Merge Ethereum, Browser Opera Hadirkan Opsi Dompet Pihak Ketiga
Pada Senin (12/09/2022), perusahaan teknologi itu mengumumkan integrasi dompet kripto melalui Twitter. Keputusan tersebut bertujuan meningkatkan kegunaan Web3 pada aplikasi Opera.
Opera yang berasal dari Oslo, ibu kota Norwegia, merilis peramban kripto beta pada bulan Januari lalu demi memenuhi minat terhadap peramban Web3 dan menggarap ekosistem aset digital.
Sebelum penerapan terbaru, peramban Web3 besutan Opera hanya mendukung dompet kripto non-kustodian yang diciptakan oleh perusahaan tersebut.
Langkah terkini dari Opera menghadirkan dompet kripto pihak ketiga bagi pengguna melalui Pemilih Dompet. Fitur ini memungkinkan pengguna peramban mengunduh ekstensi bagi dompet kripto favorit seperti MetaMask.
Bagi Opera, fitur tersebut menambahkan kegunaan Web3 kepada peramban itu selain interaksi dengan aplikasi desentralistik (dApps). Opera juga memiliki Crypto Corner, halaman berita yang menginformasikan peristiwa terbaru di industri aset kripto.
Dukungan bagi dompet seperti MetaMask terjadi di pekan yang sama dengan jadwal merge, pembaruan proof of stake (PoS) pada jaringan Ethereum.
Ethereum World News melansir, Susie Batt, Kepala Ekosistem Kripto Opera, berkata merge adalah pembaruan teknologi terpenting di sejarah kripto. Ia menambahkan, satu-satunya peramban yang siap adalah browser Opera bagi merge Ethereum.
Animo terhadap merge dapat turut mendongkrak popularitas peramban kripto Opera, terutama dengan adanya fitur pemilih dompet.
Dompet seperti MetaMask telah menjadi satu kesatuan dengan jaringan Ethereum, terutama bagi pendukung kripto yang memilih mengelola aset secara mandiri.
Kendati demikian, pembaruan merge Ethereum menuai kritik dari pendiri Morgan Creek Digital Assets, Jason Williams. Ia menyebut Ethereum 2.0 telah mengalami serangan 51 persen.
Pasalnya, sekelompok individu dan pendiri sudah menguasai lebih dari 51 persen ETH yang tersimpan di mekanisme staking publik.
Situs analisa blockchain Nansen mengungkap, hampir dua pertiga ETH yang distaking dikendalikan oleh Lido Finance, Coinbase, Kraken dan Binance. Entitas-entitas tersebut menguasai kontrak deposit Ethereum 2.0 selama beberapa bulan terakhir. [ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.