Setelah puas berada di puncak US$8 ribu dalam sepekan terakhir, akhirnya Bitcoin (BTC) melorot hingga US$7.179 pada pagi ini. Bitcoin turun dari US$8.320 pada pagi kemarin hingga 13 persen. Apakah Bitcoin sudah sepenuhnya keluar dari wilayah tren bearish?
Dalam sebulan terakhir ini, harga Bitcoin sudah naik lebih dari 40 persen, dari sebelumnya bergerak US$3.000-5.000, kini sudah menyentuh level di atas US$6.000. Bahkan sudah sempat menyentuh level tertingginya di US$8.320. Ini merupakan level tertinggi sejak Agustus 2018.
Bagi trader atau investor yang membeli di level US$3.000-5.000, sebaiknya merealisasikan keuntungan terlebih dahulu. Sebab, harga Bitcoin terbilang fluktuatif. Harga yang tinggi saat ini belum tentu akan terus berlanjut.
Milken Jonathan, CEO Bitocto, salah satu bursa kripto di Indonesia mengatakan, harga Bitcoin saat ini belum keluar dari kondisi bearish-nya. Menurutnya, rentang bearish Bitcoin berada di level US$3.200 hingga US$9.800.
“Menurut saya untuk keluar dari bear market diperlukan di atas US$9.800 secara solid. Kalau secara technical analysis mungkin dari chart 4 jam, menurut saya di atas US$9.600 kita bisa bilang aman, bear market-nya sudah selesai,” ujarnya kepada wartawan pada acara buka puasa bersama di Jakarta, Kamis (16/5).
Milken mengatakan, kenaikan harga selama sebulan terakhir ini digerakan oleh sejumlah berita positif seperti Starbucks di Amerika Serikat yang bersedia menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran. Sejumlah institusi bisnis global juga dikabarkan berniat menerbitkan aset kripto sendiri seperti Facebook. Bahkan JP Morgan sendiri membuat JPCoin.
“Saat ini banyak penyebab. Kami juga tak yakin, apakah demand-nya benar atau palsu. Sebab, kami melihat belakangan ini banyak berita yang cukup positif dari luar,” ujarnya.
Menurut Milken, tren kenaikan harga Bitcoin belakangan ini bukanlah antisipasi Bitcoin Reward Halving Bitcoin yang diperkirakan terjadi pada Mei atau Juni 2020. Halving adalah pengurangan separuh imbalan per blok kepada para miner setiap empat tahun sekali. Pengurangan imbalan ini menyebabkan suplai Bitcoin semakin berkurang. Dengan asumsi permintaan tetap atau naik, maka harga akan naik.
Halving, lanjutnya, tentu akan berdampak pada kenaikan harga Bitcoin. “Tetapi menurut saya terlalu awal, mungkin untuk pergerakan tersebut prediksi saya pribadi akan terasa pada kuartal ke-3 atau ke-4 tahun ini,” ujarnya.
Luncurkan aplikasi
Meski menurutnya harga Bitcoin belum keluar dari wilayah bearish, tetapi toh kenaikan yang terjadi belakangan ini telah menyebabkan pertumbuhan jumlah pengguna Bitocto.
“Dalam sebulan setengah terakhir pengguna Bitocto bertambah hampir 2.000,” ujarnya.
Dari jumlah tersebut, lanjutnya memang tidak semuanya menuntaskan proses pembukaan akun hingga verifikasi. Padahal untuk bisa bertransaksi, harus melakukan verifikasi terlebih dahulu.
“Mungkin kurang lebih 40-50% yang melakukan verifikasi,” ujarnya.
Selain akan terus menambah aset yang diperjualbelikan, dalam waktu sebulan ke depan, Bitocto juga akan meluncurkan aplikasi untuk pengguna android. Aplikasi tersebut menurutnya kurang lebih terdiri atas beberapa fitur penting seperti buka akun, verifikasi, trading, withdrawal dan deposit. [pet]