Harga Bitcoin Masih Melemah, Saatnya Membeli?

Harga Bitcoin hari ini masih melemah. Kendati sentimen negatif masih melanda, apakah sekarang saatnya membeli? Ini pendapat sejumlah pelaku aset kripto.

Bitcoin mengalami penurunan dalam 7 hari terakhir. Sumber: Coinmarketcap.

Beberapa waktu lalu sempat muncul prediksi, bahwa Bitcoin bisa menyentuh US$6 ribu, setelah turun drastis sejak Juni 2019 lalu. Pada kenyataannya, harga terendah sejauh ini adalah di US$6.600.

Peter Brandt analis teknikal senior dari Amerika Serikat menyebutkan Bitcoin berpeluang turun lebih dalam di bawah US$6 ribu, yakni US$5.500-5.324 pada Juli 2020 (beberapa bulan setelah halving, Mei 2020).

Lakukan Pembelian Sekarang
Christopher Tahir, Analis dari Komunitas CryptoWatch tak menampik adanya sentimen negatif terhadap Bitcoin yang masih kuat, seperti yang pernah disebabkan aksi bersih-bersih bursa kripto oleh Pemerintah Tiongkok beberapa waktu lalu.

“Namun demikian, peluang Bitcoin turun ke US$6.000 atau di bawah level itu akan sulit, sebab banyak orang mulai menganggap Bitcoin sebagai store of value selain emas,” kata Christopher, Kamis (23 Januari 2020).

Oleh sebab itu, Christopher menilai akumulasi (pembelian) terhadap Bitcoin sudah bisa dilakukan dengan harga Bitcoin saat ini.

“Menurut saya sah-sah saja melakukan akumulasi sekarang. Asalkan risikonya dijaga. Maksudnya, jangan jadikan Bitcoin sebagai satu-satunya instrumen investasi, namun tetap lakukan diversifikasi dengan aset lain selain aset kripto,” jelasnya.

Terkait momen menjelang Bitcoin Halving, Christopher melihat belum ada sinyal kuat harga Bitcoin naik dengan kuat.

“Belum. Setidaknya kita masih menunggu menembus level US$9.200 secara signifikan. Lagipula saat ini, mengacu laporan terkini dari CryptoCompare, volume perdagangan aset kripto di sejumlah bursa menurun sebagai akibat winter yang terlalu panjang,” pungkasnya.

Bos Triv: Investor Bitcoin Jangka Panjang, “Menabunglah” Sepanjang Tahun
Sementara itu, Bos bursa kripto Triv, Gabriel Rey mengatakan bahwa level US$6 ribu adalah level yang kritikal dan sangat penting.

“Seperti yang saya sampaikan di media ini sebelumnya, berdasarkan analisis kami, jika Bitcoin jatuh di bawah US$6 ribu, maka akan sangat sulit Bitcoin bangkit kembali. Dan perhatikan kini volume bitcoin masih terus menurun sejak Juni 2019, maka US$6 ribu adalah harga yang harus diperhatikan,” kata Gabriel.

Mengenai saran akumulasi (pembelian) Bitcoin di harga saat ini, Gabriel menilainya sah-sah saja. Akan tetapi ia tak menyarankan dengan cara buy low, sell high dalam rentang waktu pendek. Faktanya tidaklah semudah itu. Kalau memang mudah, banyak orang jadi miliarder.

“Menurut saya cara akumulasi Bitcoin yang tepat adalah dengan cara DCA alias Dollar Cost Averaging. Andaikan investor melakukan DCA sejak awal tahun 2019 sampai sekarang, kendati ada retracement, posisi investor masih hijau. Jadi jikalau investor ingin short term profit, jangan lakukan akumulasi sekarang. Namun, jika long-term seperti strategi investasi Warren Buffett, terus lakukan DCA sepanjang tahun ini. Saya pribadi percaya ucapan Warren Buffett ini: Time in the market beats timing the market,” ujarnya.

Strategi CDA, di mana Anda menabung Bitcoin secara rutin pada tanggal 1 setiap bulan, selama 7 bulan (1 Januari 2019-1 Juli 2019), dengan kelipatan US$100 (Rp1.400.000).

Gabriel menegaskan kembali, bahwa belum ada fresh money yang masuk ke dalam pasar kripto seperti pada tahun 2017, sehingga belum ada bull market yang akan terjadi seperti tahun 2017. Bahkan jika diperhatikan volume perdagangan Bitcoin terus menurun sejak Juni 2019 sampai sekarang, yang dianggap seperti perma-bear. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait