IKLAN

Data Baru: Short-Term Holder Bitcoin Cuma 40 Persen Doang

Situasi pasar Bitcoin awal April 2025 memperlihatkan dinamika yang cukup menarik. Menurut data terbaru dari Glassnode, para pemegang jangka pendek atau short-term holders kini hanya menguasai sekitar 40 persen dari total kekayaan jaringan Bitcoin.

Padahal, pada puncak awal tahun ini, angka tersebut sempat mendekati 50 persen. Jika dibandingkan dengan puncak siklus sebelumnya, di mana kepemilikan investor baru bisa menembus 70 hingga 90 persen, maka angka saat ini terbilang jauh lebih rendah.

Hal ini memberi sinyal bahwa pasar bull kali ini tampaknya lebih seimbang dan tidak didominasi oleh pendatang baru yang sering kali emosional saat mengambil keputusan.

Investor Jangka Panjang Bitcoin Mulai Bergerak Lagi

Di sisi lain, pemegang jangka panjang mulai menunjukkan tanda-tanda akumulasi kembali. Setelah beberapa bulan terakhir cenderung melepas sebagian kepemilikannya ke pasar, kini mereka terlihat mulai membeli kembali Bitcoin. Arah ini bisa saja menandakan kepercayaan jangka panjang terhadap potensi nilai Bitcoin di masa depan.

BACA JUGA  Sebut Ripple Lebih Baik daripada Bitcoin, Dosen Stanford Diadukan Mahasiswa

Biasanya, ketika para pemegang lama memutuskan untuk kembali menumpuk aset, hal itu menandakan bahwa mereka memproyeksikan harga BTC bakal naik dalam jangka menengah hingga panjang.

Sebagai ilustrasi, kita bisa bayangkan para investor ini seperti petani yang menyimpan hasil panennya karena yakin musim depan harga akan lebih tinggi. Mereka tak buru-buru menjual, justru lebih memilih menyimpan hingga momen terbaik tiba.

Para Whale Bitcoin Tak Mau Ketinggalan

Lebih lanjut lagi, tidak hanya investor kecil dan menengah yang aktif di pasar. Para whale, julukan bagi mereka yang memiliki jumlah BTC sangat besar, juga kembali agresif. Sejak 11 Maret 2025, whale BTC dilaporkan telah membeli lebih dari 129.000 BTC.

Dengan harga pasar saat itu sekitar US$87.500, nilai pembelian tersebut mencapai lebih dari US$11,2 miliar. Ini bukan angka main-main, karena tingkat akumulasi tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2024.

Jika kita tarik analogi, ini seperti melihat para pemain besar masuk kembali ke meja poker dengan membawa lebih banyak chip. Artinya, mereka ingin bermain serius, bukan sekadar coba-coba. Dan ketika para pemain besar mulai ikut bertaruh, para penonton biasanya mulai memperhatikan.

BACA JUGA  Begini Cara Menggunakan ChatGPT untuk Trading Bitcoin (BTC)

Pasar Masih Bergerak dalam Nuansa Waspada

Namun demikian, meskipun aktivitas para whale dan pemegang jangka panjang meningkat, kenyataannya harga Bitcoin belum mencerminkan euforia besar. Pada kuartal pertama 2025, BTC justru turun sekitar 12,5 persen.

Ini memang bukan penurunan yang dramatis, apalagi jika dibandingkan dengan koreksi lebih dari 60 persen yang terjadi pada siklus bull sebelumnya. Akan tetapi, penurunan ini tetap menjadi catatan penting karena merupakan performa kuartalan terburuk sejak tahun 2018.

Fakta ini menunjukkan bahwa pasar kripto masih berjalan di atas tali. Naik sedikit, goyah sedikit. Tidak sekuat dulu, tapi juga tidak selemah yang dikhawatirkan. Di sisi lain, para trader juga lebih berhati-hati, tampaknya sudah belajar dari fluktuasi ekstrem yang pernah terjadi.

Ketegangan Geopolitik Berpotensi Mengganggu Ritme

Di tengah semua ini, ada satu faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja, yakni geopolitik. Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok diprediksi akan memberi tekanan tambahan pada pasar kripto sepanjang April 2025.

BACA JUGA  Mengapa Bitcoin Bisa Bernilai?

Menurut beberapa analis, situasi ini dapat memicu volatilitas yang lebih tinggi. Dalam dunia kripto yang memang lincah, penambahan bumbu geopolitik semacam ini bisa membuat pergerakan harga semakin tidak terduga.

Investor yang tidak siap bisa saja tergelincir, sementara yang gesit justru bisa menemukan peluang baru.

Gambaran pasar Bitcoin saat ini tidak menunjuk pada satu arah tunggal. Di satu sisi, ada peningkatan aktivitas akumulasi oleh whale dan pemegang jangka panjang. Namun di sisi lain, investor jangka pendek justru mengurangi eksposurnya, dan ketegangan global turut memberikan sentimen hati-hati.

Mungkin inilah yang membedakan siklus bull kali ini dari yang sebelumnya, di mana bukan sekadar soal kenaikan harga, tetapi juga soal bagaimana distribusi dan psikologi pasar lebih matang. [st]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait