DeepSeek AI dan Kripto: Masa Depan atau Ancaman Baru?

DeepSeek, perusahaan AI asal Tiongkok, tengah menjadi perbincangan hangat setelah meluncurkan chatbot terbarunya yang mampu bersaing dengan ChatGPT dari OpenAI dan model AI lainnya dari raksasa teknologi seperti Google dan Meta.

Kehebohan ini bukan tanpa alasan. Model terbaru DeepSeek, yang disebut R1, berhasil mencapai performa tinggi dengan biaya pelatihan yang jauh lebih murah dibandingkan pesaingnya di AS.

Berdasarkan laporan BBC, OpenAI diketahui telah menghabiskan lebih dari US$100 juta untuk melatih GPT-4, sementara DeepSeek hanya memerlukan sekitar US$6 juta. Hal ini dimungkinkan karena pendekatan yang lebih efisien dalam penggunaan chip Nvidia H800.

Dengan hanya 2.000 unit chip dan waktu pelatihan selama 55 hari, mereka mampu menghadirkan chatbot dengan tingkat akurasi dan pemrosesan yang cukup mengesankan.

Dampaknya pun langsung terasa. Saham perusahaan teknologi di AS, termasuk Nvidia, Microsoft, dan Alphabet, mengalami penurunan akibat munculnya kekhawatiran bahwa perusahaan Tiongkok dapat mengembangkan model AI dengan efisiensi lebih tinggi dan biaya lebih rendah.

DeepSeek adalah salah satu terobosan paling menakjubkan dan mengesankan yang pernah saya lihat, dan sebagai open-source, ini adalah hadiah yang mendalam bagi dunia,” ujar Pendiri Andreessen Horowitz, Marc Andreessen.

Bisnis Mulai Melirik DeepSeek, Tapi Ada Tantangan

DeepSeek tidak hanya menjadi ancaman bagi perusahaan AI raksasa, tetapi juga mulai menarik perhatian banyak bisnis yang ingin mengadopsi AI ke dalam operasi mereka.

Keunggulan utama DeepSeek terletak pada pendekatan open-source-nya, yang memungkinkan perusahaan mengakses dan memodifikasi model AI tanpa harus membayar biaya lisensi yang tinggi.

Namun demikian, tantangan besar tetap ada. Implementasi AI ini memerlukan infrastruktur komputasi yang memadai, serta tenaga ahli yang mampu mengelolanya.

Selain itu, muncul kekhawatiran terkait regulasi dan keamanan data, terutama karena DeepSeek berasal dari Tiongkok. Beberapa perusahaan masih ragu apakah data mereka akan benar-benar aman jika menggunakan teknologi yang dikembangkan di bawah pengawasan pemerintah Tiongkok.

Di sisi lain, Microsoft dan Amazon justru melihat DeepSeek sebagai peluang. Mereka mulai mengintegrasikan teknologi ini ke dalam beberapa layanan mereka guna mengurangi ketergantungan pada model AI yang lebih mahal seperti GPT-4.

DeepSeek dan AI dalam Blockchain: Dampaknya bagi Industri Kripto

Bukan hanya bisnis tradisional yang tertarik pada DeepSeek, tetapi juga komunitas kripto. AI semakin memainkan peran penting dalam dunia blockchain, dan DeepSeek bisa menjadi faktor perubahan besar dalam ekosistem ini.

Misalnya, AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan sistem keamanan dalam jaringan blockchain, mendeteksi pola transaksi mencurigakan, serta meningkatkan analisis data on-chain.

DeepSeek, dengan biaya pelatihan rendah dan efisiensi tinggi, berpotensi membantu pengembangan kontrak pintar yang lebih canggih, serta meningkatkan sistem otomatisasi dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Lebih lanjut lagi, beberapa hedge fund yang fokus pada kripto telah mulai menguji coba model AI untuk analisis pasar. Dengan menggunakan AI seperti DeepSeek, mereka dapat menyaring data pasar dengan lebih cepat dan akurat, memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan perdagangan berdasarkan analisis yang lebih dalam.

Namun, tantangan tetap ada. Regulasi di berbagai negara belum sepenuhnya siap menghadapi perkembangan AI dalam blockchain.

Selain itu, jika AI menjadi terlalu dominan dalam ekosistem perdagangan aset digital, ada kekhawatiran bahwa pasar bisa menjadi terlalu bergantung pada model algoritmik yang belum sepenuhnya diuji dalam kondisi ekstrem.

Perlombaan AI Semakin Panas: OpenAI dan Proyek Stargate

Berdasarkan laporan The Verge, OpenAI dikabarkan tengah mengembangkan proyek ambisius bernama Stargate, yang bernilai hingga US$500 miliar. Proyek ini bertujuan untuk membangun infrastruktur pusat data yang sangat besar guna mendukung pengembangan model AI masa depan.

Namun, pendekatan ini memiliki tantangan tersendiri. Biaya yang sangat tinggi dan ketergantungan pada perangkat keras yang mahal bisa menjadi penghalang dalam jangka panjang.

Sementara itu, DeepSeek telah membuktikan bahwa model AI yang lebih murah dan efisien juga dapat memberikan hasil yang luar biasa. Jika tren ini terus berlanjut, OpenAI mungkin harus menemukan cara baru untuk menekan biaya sambil tetap menjaga kualitas model mereka.

Peter Oppenheimer, Kepala Strategi Global di Goldman Sachs, melihat fenomena ini sebagai bagian dari dinamika pasar AI yang terus berkembang, bukan sebagai tanda pecahnya gelembung teknologi.

“DeepSeek adalah pengingat akan dinamika kompetitif, bukan tanda pecahnya gelembung,” ujarnya, dilansir dari Financial Times.

Kemunculan DeepSeek telah mengubah cara pandang industri terhadap AI. Dengan efisiensi yang jauh lebih baik, model AI ini membuktikan bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan anggaran besar. Tantangan terbesar bagi DeepSeek adalah membangun kepercayaan global, terutama dalam hal transparansi dan keamanan data. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait