Digidoy Comics Luncurkan Karya Seni NFT Berteknologi Blockchain di Acara Apresiasi Kreasi Indonesia di Medan

Digidoy Comics resmi meluncurkan karya seni NFT (non-fungible token) berteknologi blockchain di acara “Apresiasi Kreasi Indonesia” di Medan, Senin (8/11/2021). 

“Hari ini Digidoy resmi meluncurkan sejumlah karya seni digital NFT, berteknologi blockchain. Kami memandang NFT sebagai sarana baru untuk memperkuat karya seni digital kami,” ujar M. Arief Siregar salah seorang pendiri Digidoy Comics, di Medan, Senin (8/11/2021), di sela-sela acara Apresiasi Kreasi Indonesia di Medan, yang dihadiri oleh Sandiaga Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Menurut Arief, NFT memang tergolong baru, namun efektif sebagai sarana guna meningkatkan apresiasi publik terhadap seni digital. Sejak tahun lalu saja, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sudah mengaungkan potensi NFT ini. 

“Bahkan pada Juni 2021 di acara Art Moments Jakarta (AMJO2021), kementerian menyebutkan bahwa NFT ini justru memudahkan seniman dalam memonetisasi karya seni, sehingga mempercepat pertumbuhan dan pemulihan ekonomi kreatif Indonesia,” tegas Arief. 

Apa Itu NFT?

NFT (non-fungible token) pada prinsipnya adalah sistem sertifikasi terhadap file digital. File itu bisa berupa gambar (berformat JPG), suara (WAV) ataupun video (MP4). 

Dalam hal ini, yang diluncurkan oleh Digidoy, adalah berupa gambar yang diperjualbelikan di Internet di situs OpenSea.

Sertifikat itu memastikan bahwa karya seni itu memang berasal dari sang seniman ataupun kreator dengan cara disimpan secara permanen ke jaringan komputer server yang disebut dengan blockchain.

“Ketika seseorang membeli NFT itu di toko NFT (misalnya di OpenSea), maka token berpindah kepemilikan dari kreator kepada sang pembeli. Data transaksi itu terekam permanen di blockchain. Sedangkan file gambar tetap berada di komputer server yang berbeda, ketika gambar itu pertama kali diunggah. Berikutnya, sang pembeli NFT bisa menjualnya kepada pihak lain. Data transaksi pembelian itu juga terekam di blockchain, begitu seterusnya. Manfaat dari sistem perekaman data seperti ini mempermudah sang kreator melacak ‘perjalanan transaksi’ karya mereka itu dari satu pihak kepada pihak yang lain,” papar Arief.

Pelopor NFT di dunia hadir kali pertama lewat proyek digital avatar oleh CryptoKitties pada tahun 2017, termasuk CryptoPunk. Dua proyek NFT itu hingga detik ini sudah bernilai total triliunan rupiah, termasuk yang sangat popular adalah Bored Apes asal Amerika Serikat.

“Manfaat dan peluang seperti itu yang tak ingin dilewatkan oleh Digidoy agar karya kami bisa lebih dinikmati secara global. Pun lagi, lewat Digidoy, kami membuka peluang kerjasama dan kemitraan dengan banyak perusahaan agar bisa menjadikan NFT ini sebagai bagian dari strategi utama memperkuat brand awareness produk mereka,” pungkas Arief. [rel]

Terkini

Warta Korporat

Terkait