Sebuah organisasi yang disokong oleh Pemerintah Tiongkok berencana akan merilis tiga standar blockchain nasional, khususnya tentang smart contract, privacy dan deposit, paling cepat pada tahun ini, seperti yang dilaporkan oleh Deep Tech melalui China Money Network, hari ini, Senin (8/10).
Ling Ming, Direktur Laboratorium Penelitian Blockchain pada China Electronics Standardization Institute (CESI) mengatakan standar itu dikeluarkan sebagai panduan yang lebih baik dalam pengembangan industri blockchain di Tiongkok. CESI sendiri berada di bawah kendali Kementerian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok. Berbeda dengan informasi sebelumya pada Mei 2018, disebutkan bahwa badan pemerintah Tiongkok sedang menggodok panduan itu dan akan dirilis pada akhir 2019.
“Ketiga standar itu akan berlaku secara nasional dan internasional, tetapi standar yang dimaksud di sini bukanlah kewajiban, tetapi sebagai sebuah disarankan untuk digunakan,” jelas Li.
Untuk mendukung visi Pemerintah Tiongkok, CESI membentuk forum khusus blockchain yang dinamakan CESI’s Blockchain Technology and Industry Development Forum (CBD Forum). Forum ini didirikan pada tahun 2016 atas arahan Kementerian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok. Pada tahun yang sama, forum itu memublikasikan dokumen penting yang menegaskan visi itu, yakni: “China Blockchain Technology and Application Development White Paper (2016)” and “Reference Architecture of Blockchain”. Dalam dokumen itu memang disebutkan soal rekomendasi untuk melahirkan standar yang dimaksud.
Selama tiga bulan terakhir, pemerintah Tiongkok telah menanam modal lebih dari US$3 miliar di dana yang berfokus pada blockchain, walaupun melakukan penertiban terhadap publikasi, acara, dan perdagangan kripto pada saat yang bersamaan. Tiongkok mendorong firma investasi lokal, konglomerat teknologi, dan badan pemerintahan untuk menyokong komersialisasi blockchain dengan skala yang besar.
Firma investasi berbasis Beijing, BlockVC, berkata kepada CNBC bahwa firmanya sedang berinvestasi 40-50 proyek blockchain pada tahun 2018, terutama proyek-proyek yang mengembangkan teknologi di tingkatan protokol.
Presiden Cina Xi Jinping, dan CCTV, jaringan televisi pemerintah terbesar di Tiongkok, mendeskripsikan blockchain sebagai teknologi terobosan, dan menegaskan bahwa blockchain akan menjadi salah satu teknologi inti yang menjadi fokus perhatian Cina di tahun-tahun mendatang.
ConsenSys, yang didirikan oleh salah seorang pencipta Ethereum Joseph Lubin, merupakan perusahaan blockchain Ethereum terbesar di pasar global yang memiliki lebih dari 900 pegawai. Perusahaan ini telah mengembangkan beragam aplikasi, seperti Metamask yang mempermudah penggunaan Ether. Keputusan pemerintah Tiongkok bekerjasama dengan developer Ethereum menunjukkan secercah harapan dalam usaha Tiongkok untuk mendorong inovasi blockchain.
Alibaba, perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma kini sudah mengantongi 90 paten teknologi blockchain. Alibaba menempati peringkat pertama dunia di antara perusahaan dan organisasi yang lain, berdasarkan riset iPR Daily, kemarin, 4 September 2018. Jikalau dengan hitungan “matematika polos” terhitung sejak ditemukannya teknologi blockchain oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008, maka Alibaba mematenkan karyanya satu setiap tahun.
Sementara itu, secara terpisah Bank Sentral Tiongkok punya struktur khusus di bawah, yakni PBoC’s Digital Currency Lab, yang sudah memiliki lebih dari 40 patent dalam 12 bulan sejak ia diluncurkan. Perusahaan lain yang punya 20 paten terkait blockchain, di antaranya adalah Tencent, Accenture, Ping An Insurance, Bitmain, Intel, Visa, Sony, Google dan China’s State Grid Corporation. Tencent sendiri mempercepat sistem reimburse berbasis blockchain di aplikasi milik mereka, We Chat. [vins]