Dogecoin (DOGE), Ini Sejarah Logonya

Dogecoin adalah lelucon yang “serius main-main”. Lahir dari candaan sarkastis terhadap kripto, tapi kemudian popular hingga harganya meroket karena sejumlah dukungan, termasuk “sabda” Elon Musk di akun Twitter-nya. Logonya sempat diabadikan di International Space Station (ISS).

Dan kemudian, hanya butuh satu lelucon untuk membuat Dogecoin jatuh 30 persen, setelah Elon Musk membahasnya di Saturday Night Live.

Fenomena roller coaster tak membuat Dogecoin lepas dari buah bibir. Bahkan, mencuat penasaran perihal kripto berlogo anjing nyengir itu.

Yap! Ada kisah menarik dan bersejarah nan menggelitik asal mula logo Dogecoin, yang menyemat imaji anjing ras Jepang, Shiba Inu.

Kabosu Milik Atsuko Sato

Itu berpangkal dari seekor anjing Shiba Inu yang asli, bernama Kabosu. Kabosu adalah nama buah jeruk popular di Jepang yang berbentuk bulat serupa kepala anjing lucu itu.

kabosu adalah satu dari sekian banyak anjing peliharaan Atsuko Sato, guru taman kanak-kanak di Jepang.

Kabuso bersama sang majikan, Atsuko Sato.

Sato mengenang, Kabosu sempat terlantar di sebuah rumah penitipan anjing yang sedang bangkrut.

Sang pemilik usaha itu akhirnya memberikan Kabosu kepada Sato untuk dipelihara.

Pada tahun 13 Februari 2010 ia mengabadikan Kabosu di blog pribadinya. Unggahan asli Kabosu bisa dibaca di sini.

Unggahan foto Kabosu, si anjing Shiba Inu milik Atsuko Sato, 13 Februari 2013.

Tampak Kabosu seolah-olah sangat senang difoto oleh sang majikan. Kabosu berpose selayaknya manusia, kedua kaki bersilang dengan mata mendelik.

Netizen akhirnya menilai pose Kabosu itu unik dan menggemaskan. Sejak saat itu foto Kabosu jadi viral di jagad Internet, antara tahun 2010-2012.

Banyak sekali foto Kabosu berubah menjadi meme dengan beragam nuansa.

Markus dan Palmer

Saking popularnya, situs KnowyourMeme.com, mendaulat meme itu sebagai meme terpopular sedunia, bahkan hingga kini.

Popularitas Kabosu semakin menjadi-jadi pada 6 Desember 2013, ketika Billy Markus, programer IBM di AS membuat blockchain Dogecoin.

Ketika itu lambang resmi Dogecoin belum ada.

Sedangkan source code-nya berasal dari Luckycoin dan Litecoin (LTC).

Markus mempertahankan teknologi scrypt dalam algoritma Proof-of-Work.

Penggunaan scrypt memastikan penambang tidak bisa menggunakan alat tambang Bitcoin yang berbasis SHA-256.

Untuk menambang Dogecoin perlu alat tambang berbasis FPGA dan ASIC khusus yang terkenal lebih kompleks untuk diproduksi.

Hingga suatu ketika, Jackson Palmer, Tenaga Pemasaran Adobe di Sydney kala itu, membeli domain Dogecoin.com.

Billy Markus dan Jackson Palmer.

Langkah itu sebagai bentuk dukungan Palmer terhadap meme coin itu.

Markus pun memutuskan bekerjasama dengan Palmer mengurus Dogecoin.

Sekali lagi, tujuannya bukan untuk mencari keuntungan, tapi sekadar lucu-lucuan, karena popularitas meme Kabosu.

Motif lainnya yakni menyindir hype aset kripto kala itu, yang dipimpin oleh Bitcoin.

Pada tahun 2018 Markus dan Palmer hengkang dari proyek Dogecoin. Sejak tahun itu pula pengembangannya oleh sejumlah “relawan” pimpinan lead developer, Ross Nicoll.

Sang Perancang Lambang

Sedangkan lambang dan logo resmi Dogecoin dirancang oleh Christine Ricks, desainer grafis di perusahaan Adobe.

Di situs pribadinya, Christine dengan tegas mengatakan dia tidak terlibat langsung di proyek Dogecoin.

Christine Ricks, perancang lambang Dogecoin.

Katanya, ia sekadar membantu membuat gambaran visual aset itu, walaupun menjadi bagian terpadu karya-karya grafisnya.

Sejumlah karya grafis Christine Ricks, termasuk lambang DOGE.

Christine sebenarnya merancang lambang itu secara sederhana. Tidak ada teknik istimewa, dan tetap mempertahankan pose asli Kabosu dengan delikan matanya yang aduhai itu.

Satu versi, Christine membubuhkan kata “WOW” bertipografi Comic Sans, untuk menegaskan “ketidakseriusan” aset itu.

Simbol Dogecoin rancangan Christine Ricks.

 

Serius Main-main

Pada tahun 2017-2018 terjadilah crypto bubble yang berpangkal dari hype beberapa tahun sebelumnya.

Semua harga kripto nilainya jatuh, termasuk Dogecoin. Bitcoin rubuh dari kisaran US$19-20 ribuan pada Desember 2017 hingga kisaran US$3-4 ribuan pada tahun 2018.

Pada puncaknya, Dogecoin pernah melonjak di US$18 sen dollar dan nilai pasar US$2 miliar.

Logo Dogecoin di International Space Station (ISS). Sumber: DSTACHIO ON IMGUR via Christine.

Dogecoin kembali bangkit pada pertengahan 2019 dengan terdaftar di bursa kripto Binance. Menyusul di sejumlah bursa ternama lain.

Dogecoin juga bertahan karena didukung oleh komunitas yang loyal menggunakannya sebagai alternatif pembayaran barang dan jasa.

Yang paling menonjol tentu dukungan dari Bos Tesla, Elon Musk. Pada tahun 2019 dia justru menghubungi lead developer Dogecoin untuk mengembangkan aset itu lebih lanjut.

Selain Elon ada Mark Cuban, Bos Dallas Maverick menjadikan DOGE sebagai alat pembayaran di toko daring klubnya.

Belum lama ini, SpaceX menerima pembayaran menggunakan DOGE untuk peluncuran satelit mini DOGE-1 ke bulan. Misi ambisius itu akan digelar pada tahun 2022.

Tetaplah Bersenang-senang

Seperti “fitrahnya” DOGE, sejumlah pengamat menilai tetaplah menggunakannya untuk bersenang-senang. Mungkin sesenang ikut spekulasi nan tajam.

Vitalik Buterin bersama Kabosu. Vitalik jadi buah bibir karena mendapatkan aset kripto Shiba Inu (SHIB), pesaing ketat DOGE.

“Dogecoin adalah ‘cryptokindergarten’, dibuat untuk bersenang-senang dan juga menggambarkan bagaimana cryptocurrency bekerja,” ujar Jeff Gallas, Pendiri Yayasan Bitcoin Jerman, kepada DW belum lama ini.

Sementara itu Justin d’Anethan dari Diginex bilang Elon Musk senang bercanda soal DOGE dan investor merasakan sakit yang nyata. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait