Di tengah sentimen dolar AS yang melemah, harga Bitcoin dan crypto lain tampak siap kembali melesat, lebih cerah dan positif.
Sejak meredanya angka inflasi AS, selera risiko mulai tumbuh di antara investor, membawa gelombang lebih banyak uang ke pasar kripto dan membawa pemulihan bagi mayoritas aset kripto.
Harga Bitcoin (BTC) sejatinya telah mencoba pulih dari awal tahun, dan itu kian melesat setelah dolar AS melemah karena tekanan data ekonomi.
Dolar AS Melemah, Bitcoin dan Crypto Lain Siap Melesat
Berdasarkan laporan Cointelegraph, analis melihat adanya potensi bagi harga BTC untuk kembali melesat, mencapai level US$25.000 pada bulan Maret 2023.
Meningkatnya volume transaksi dan aksi akumulasi investor whale menjadi dasaran fundamental yang kuat untuk peluang tersebut. Serta, sentimen makro yang juga tampak sedang berpihak ke pasar kripto.
Berdasarkan grafik di atas, harga tampak tengah mencoba bergerak lebih tinggi dari dua faktor teknis, yaitu level psikologis US$20.000 dan indikator EMA 20 minggu (warna hijau) yang menjadi dasar kepercayaan diri investor.
Terlebih, harga juga sedang mencoba keluar dari pola down channel, yang diharapkan juga menjadi pijakan untuk harga BTC bergerak lebih tinggi.
Target kenaikan terdekat dalam analisis grafik di atas adalah mencapai US$25.000, atau di kisaran indikator EMA 200 minggu (warna kuning). Di atasnya juga telah menunggu resistance area untuk mengonfirmasi sinyal tren selanjutnya.
Mata Uang AS Terus Melemah
Secara teknikal, indeks dolar AS terus bergerak melemah dan dianggap sebagai sinyal bagus untuk Bitcoin dan crypto lainnya.
Pergerakan grafik indeks dolar AS telah membentuk death cross antara EMA50 dan EMA200, yang bisa menjadi tanda bahwa bearish akan mengambil alih tren dalam jangka menengah.
Reuters melaporkan bahwa, Morgan Stanley telah memangkas perkiraan perkiraan akhir tahun 2023 untuk indeks dolar AS (DXY), yang dilihat akan terus melemah lebih dari yang mereka bayangkan sebelumnya.
Sebelumnya, Morgan Stanley menilai indeks DXY akan berakhir di tahun 2023 di angka 104. Tetapi sekarang, mereka menilai itu akan berakhir lebih rendah di angka 98.
“Pertumbuhan global menunjukkan tanda-tanda daya apung, ketidakpastian makro dan inflasi berkurang dan dolar AS dengan cepat kehilangan keunggulannya,” ujar Ahli Strategi Mata Uang di Morgan Stanley. [st]