Apa Itu Indeks Dolar AS?

Bagi para investor dan trader yang menggunakan berbagai aset trading yang berhubungan dengan dolar harus memahami indeks dolar. Namun, apa itu indeks dolar AS?

Memahami hal ini sangat penting. Karena akan mempengaruhi keputusan trading dari investor itu sendiri.

Indeks dolar ini juga bisa menjadi penentu apakah dolar sedang kuat ataupun lemah. Namun, bagaimana ini bekerja?

Tapi, dengan memahami hal ini Anda bisa mengetahui mengapa indek tersebut bisa mempengaruhi harga, permintaan akan ekspor dan impor dan kondisi perekonomian secara menyeluruh.

Apa Itu Indeks Dolar AS?

Index dolar AS merupakan acuan pasar dalam mengukur nilai dolar terhadap mata uang internasional lain yang banyak digunakan.

The Fed membangun indeks ini pada 1973 lalu yang berfungsi untuk melacak nilai dolar AS.

Para investor dan analis bisa memakai indeks ini sebagai acuan untuk menilai bagaimana performa dolar untuk saat ini.

Presiden AS Richard Nixon telah meninggalkan sistem keuangan yang memakai standar emas, hal ini memungkinkan nilai dolar mengambang di dalam pasar mata uang.

Apa itu indeks dolar AS
Grafik indeks dolar AS (DXY).

Sejak 1985, indeks dolar dihitung dan diatur oleh Intercontinental Exchange (ICE).

Terdapat berbagai produk trading yang terhubung dengan dolar AS. Hal ini memungkinkan investor untuk melakukan hedging dari nilai dolar ketika melakukan perdagangan.

Spekulator juga bisa memakai produk ini untuk membuat pertaruhan di masa depan apakah terjadi apresiasi atau depresiasi dari penggunaan dolar itu sendiri.

Formula Indeks Dolar AS

Menghitung nilai index dolar AS dapat dilakukan dengan membandingkan nilai relatif dolar terhadap mata uang asing dalam grup tertentu.

Sebelumnya dolar dibandingkan dengan beberapa mata uang yaitu; Yen Jepang, Pound Inggris, Dolar Kanada, Krona Swedia, Franc Swiss, Mark Jerman Barat, Franc Prancis, Lira Italia, Guilder Belandan dan Franc Belgia.

Namun, pada 1999 terbentuk Euro sehingga formula indeks inipun mengalami perubahan.

Hari ini, grup mata uang yang dibandingkan dengan dolar adalah;

  • Euro (EUR) – bobot 58 persen
  • Yen Jepang (JPY) – bobot 14 persen
  • Pound Inggris (GBP) – bobot 12 persen
  • Dollar Kanada (CAD) – bobot 9 persen
  • Krona Swedia (SEK) – bobot 4 persen
  • Franc Swiss (CHF) – bobot 4 persen

Sedangkan rumus yang digunakan ICE untuk menghitung indeks tersebut adalah:

formula perhitungan

Nilai indeks dolar (USDX) di awal adalah 100, namun terjadi fluktuasi yang tinggi pada Maret 1985 sebesar 163,83 dan nilai yang rendah pada April 2008 sebesar 71,58.

Walaupun demikian, indeks ini tidak menggunakan beberapa mata uang dari negara yang saat ini sedang berkembang sangat pesat seperti Yuan China dan Peso Meksiko.

Padahal, China menjadi mitra dagang pertama di AS sedangkan Meksiko ketiga.

Mata uang lainnya yang tidak masuk di dalam indeks adalah Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, dan Rupee India.

Terdapat pendapat yang kuat mengapa indeks dolar AS ini harus diperbaharui agar indeks tersebut bisa menggambarkan kondisi ekonomi modern dan perkembangan arus perdagangan saat ini.

Namun, indeks yang dibandingkan dengan 6 mata uang sebelumnya sudah sangat populer dan mengakar sehingga menjadi acuan utama untuk melacak nilai dolar.

Apa Itu Indeks Dollar dari Sisi Sejarahnya?

Sebelum hingga 1970-an, kebutuhan akan indeks dolar sangat rendah karena nilai mata uang AS tersebut tetap bergantung pada cadangan emasnya.

Saat standar emas berkahir di 1971, nilai dolar mulai berfluktuasi secara bebas berlawanan dengan mata uang fiat lainnya.

Pada Maret 1974, index ini dibuat agar nilai dolar tersebut mudah dideteksi. Awalnya nilai indeks tersebut sebesar 100 dan nilainya berubah-ubah dalam beberapa dekade.

Naiknya index dolar AS mengindikasikan dolar yang menguat, begitu juga sebaliknya. Jika indeks mencapai 110, maka indeks dolar 10 persen lebih kuat daripada mata uang asing lain yang setara, dikutip dari Seekingalpha.

Menurut sejarahnya, volatilitas indeks dolar tidak parah atau setidaknya tidak seperti komoditas atau saham.

Namun, pada 1978 indeks dolar tersebut mengalami penurunan hingga ke 85 poin. Kondisi ini berbalik pada 1984 dimana nilainya mencapai 150.

Tahun 1997 menggambarkan kondisi dolar yang menurun yang diketahui dari index dolar AS di bawah 100 hingga 1999.

Namun, setelah itu indeks dolar naik tajam dan mencapai puncaknya pada 2001. Di tengah isu geopolitik dan ketidakpastian ekonomi membuat indeks dolar melemah.

Nilai terendah sekitar 70-an poin terjadi pada 2007. Pada 2015, dolar mulai pulih dan mencapai 100 poin.

Walaupun sering digunakan sebagai alat pelacak nilai dolar. Tapi, indeks ini tidak mencantumkan faktor lain seperti inflasi dan daya beli masyarakat.

Padahal dua faktor tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian dan memberikan performa keuangan yang lebih jelas.

Mengapa Dolar yang Kuat Menjadi Penting?

Setelah Anda mengetahui apa itu indeks dolar AS, maka sekarang Anda juga harus mengetahui mengapa mata uang dolar yang kuat itu juga penting.

Walaupun demikian, pernyataan ini merupakan pisau bermata dua dan bisa dilihat dari sisi yang berbeda-beda.

“Dolar yang kuat dapat menjadi berita buruk bagi saham AS karena menciptakan pendapatan internasional,” ujar William Bevins, Manager Keuangan di Cypress Capital.

“Konversi mata uang asing bisa memberikan efek positif atau negatif. Sekarang, indeks dolar cukup tinggi dan akan memberikan efek berlawanan bagi kegiatan bisnis perusahaan AS di luar negeri,” tambahnya.

Goldman Sachs memberikan estimasi bahwa perusahaan S&P 500 menciptakan 29 persen pendapatannya dari luar AS.

Tidak heran jika analis memperkirakan S&P 500 akan mengurangi pendapatannya pada kuartal ketiga dengan perkiraan 1 persen ke 8,7 persen atau 9,7 persen.

Beberapa analis lainnya memperkirakan pendapatan ini akan berkurang hingga 6,6 persen pada kuartal ketiga.

Perusahaan teknologi secara umum memiliki eksposur terbesar terhadap pasar internasional.

Karena 59 persen pendapatannya diperoleh dari luar negeri. Qualcomm yang merupakan perusahaan semikonduktor memperolah hingga 96 persen dari perdagangan luar negeri.

Sedangkan Induk Facebook yang sekarang dikenal sebagai META dan Google memperoleh setengah pendapatannya dari bisnis luar negeri.

Perusahaan lain selain sektor teknologi, seperti Philip Morris, Mondelez International, dan Booking Holding juga memiliki pendapatan yang sebagian besar diperoleh dari bisnis luar negeri.

Tentu saja pendapatan ini bisa berkurang jika dolar menguat pada kuartal berikutnya.

Cara Kerja Indeks Dolar AS

Walaupun index dolar AS ini memiliki banyak kekurangan, ternyata indeks tersebut memiliki berbagai peran penting.

Pertama, melacak nilai dolar dengan membandingkannya dengan mata uang lain yang kuat.

Hal ini menjadi semakin penting sejak adanya Euro. Sebelumnya para investor dan analis kesulitan menghitung dolar terhadap mata uang sebelum munculnya Euro.

Namun, dengan adanya indeks ini maka analis bisa dengan mudah menyimpulkan nilai dolar di titik tertentu.

Kedua, menjadi alat yang membantu para investor dan analis dalam melihat perkembangan dolar dengan aset investasi lainnya. Hal yang sama juga membuat para investor bisa membeli produk dengan cepat karena bantuan indeks tersebut.

Bagaimana Cara Berinvestasi di Index Dolar AS?

Para investor yang ingin berdagang dengan indeks dolar memiliki beberapa pilihan.

Para investor profesional biasa menggunakan kontrak future dan option untuk berinvestasi di indeks dolar.

ICE menawarkan index dolar future untuk diperdagangkan dalam 21 jam setiap harinya di platform mereka.

Bursa ini juga menawarkan kontrak USDX option dengan 6 pilihan batas waktu, berkisar dari 1 bulan ke 1 tahun di masa depan.

Para trader harus memahami bagaimana kontrak derivatif ini bekerja dan risiko apa saja yang tersedia sebelum memutuskan untuk membelinya.

Terdapat beberapa mata uang yang diperdagangkan yang bisa melacak USDX tersebut.

The Invesco DB US Dollar Index Bullish (UUP) berinvestasi pada kontrak future indeks dolar.

UUP memiliki lebih dari US$2 milyar aset di bawah manajemennya dan sifatnya sangat likuid dengan rata-rata lebih dari 4,1 juta saham diperdagangkan setiap harinya.

Bloomberg US Dllr Bullish ETF (USDU) menjadi pilihan lain dalam melacak The Bloomberg Dollar Total Return Index yang merupakan alternatif dari indeks dolar.

USDU lebih kecil dan kurang likuid jika dibandingkan dengan UUP, tapi biaya perdagangan yang diberikan lebih rendah 0,5 persen daripada UUP sebesar 0,77 persen.

Trader juga bisa memakai leverage currency untuk disandingkan dengan mata uang internasional yang diperkirakan melemah.

The Proshares Ultrashort Euro (EUO) dirancang untuk menghasilkan dua kali dari performa harian antara Euro dengan dolar AS.

Pada 2022, EUO memiliki performa lebih baik daripada USDX dan UUP dengan perolehan lebih dari 30 persen dalam setahun.

Namun, tipe dana ini rawan mengalami penurunan daripada tolak ukur dasarnya dari waktu ke waktu karena pengelolaan dana dan nilai yang hilang karena perputaran dana yang terjadi secara terus-menerus dari kepemilkan kontrak futures, dikutip dari Forbes.

Melalui penjelasan di atas, Anda telah memahami apa itu indeks dolar AS dengan baik. Gunakan informasi tersebut untuk berinvestasi sehingga bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait