Pasar kripto yang semula merayakan euforia kembali harus menahan napas. Belum lama setelah Bitcoin menyentuh rekor tertinggi baru di angka US$112.000, suasana pasar berubah dingin.
Berdasarkan laporan Santiment, penyebabnya bukanlah dari dalam industri, melainkan datang dari ranah geopolitik, yakni kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump.
Dalam sebuah langkah mengejutkan, Trump mengumumkan tarif sebesar 50 persen untuk produk-produk dari Uni Eropa, sebelum akhirnya menunda penerapannya hanya dua hari kemudian, hingga 9 Juli.
Langkah ini cukup untuk membuat pasar bergoyang. Bitcoin yang sebelumnya meroket, langsung terkoreksi sekitar 4 persen.
Sementara itu, altcoin mengalami tekanan yang lebih besar. Ketidakpastian ini bukan hanya menciptakan penurunan harga, tetapi juga menggoyahkan keyakinan trader yang sudah kadung percaya bahwa tren naik akan terus berlanjut.
Tarif AS dan Sentimen Pasar: Seberapa Terhubung?
Apa yang menarik, data menunjukkan bahwa diskusi soal tarif mengalami lonjakan tajam tepat saat pasar mulai turun. Menurut laporan tersebut, ini adalah peningkatan percakapan terbesar tentang topik tersebut sejak kejatuhan pasar kripto pada awal April lalu.
Saat itu, banyak investor justru melihatnya sebagai peluang beli. Namun kali ini, suasana hati pasar tampak lebih ragu.
“Ini adalah lonjakan terbesar terkait topik tarif sejak masa kapitulasi besar antara 7 hingga 9 April,” ujar tim analis dari Santiment.
Sentimen sosial berubah drastis. Banyak trader ritel langsung menarik posisi altcoin mereka dan memilih bersikap lebih hati-hati.
Sementara itu, indeks saham Eropa turun, euro melemah dan kontrak berjangka AS menunjukkan arah merah. Bahkan pasar kripto, yang biasanya sedikit lebih tahan terhadap berita tradisional, ikut terseret dalam badai kekhawatiran.
Polanya Mulai Terbaca, Tapi Tetap Mengganggu
Menariknya, pola yang sama sudah pernah terjadi. Dalam tujuh minggu terakhir, Trump berulang kali menggunakan pendekatan yang serupa, seperti membuat ancaman keras, memancing perhatian media, lalu tiba-tiba menunda kebijakan.
Meskipun strategi ini mungkin bisa dipahami sebagai bagian dari taktik negosiasi, dampaknya terhadap pasar tetap nyata. Tidak hanya saham yang gelisah, tapi juga kripto ikut kebingungan.
Ketika dunia terus mencari arah, para investor seperti dipaksa membaca gerak tubuh Trump layaknya membaca grafik candlestick.
Namun demikian, kali ini dampaknya terasa lebih singkat. Hanya dalam waktu dua hari setelah pengumuman penundaan, narasi bullish kembali menyeruak di komunitas kripto.
Seakan-akan pasar mulai terbiasa dengan “drama tarif” ini. Tapi tetap saja, rasa was-was belum sepenuhnya hilang. Tidak sedikit yang bertanya-tanya, apakah ini hanya jeda sebelum badai berikutnya?
Titik Kritis Berikutnya: 9 Juli dan Tarik Ulur Global
Tanggal 9 Juli kini menjadi titik krusial. Jika tidak ada kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa sebelum itu, maka tarif 50 persen bisa kembali mengancam. Uni Eropa pun sudah memperingatkan bahwa mereka siap membalas dengan langkah serupa.
Dan jangan lupakan pula jeda 90 hari terhadap tarif Tiongkok yang baru diumumkan dua minggu lalu. Jika semuanya menumpuk, maka tekanan terhadap pasar bisa lebih besar lagi.
Bagi investor kripto, ini seperti menunggu waktu meledaknya petasan. Di satu sisi, mereka tahu kripto bisa menjadi pelarian dari kekacauan finansial tradisional. Tapi di sisi lain, kejutan seperti ini justru memicu aksi jual jangka pendek karena rasa takut lebih cepat muncul daripada logika.
Banyak yang masih menganggap Bitcoin sebagai aset safe haven, tetapi dalam praktiknya, ia sering bergerak layaknya saham teknologi berisiko tinggi ketika berita buruk mendominasi.
Pasar Kripto: Ikut Arus atau Melawan Arus?
Kondisi ini juga membuka satu pertanyaan menarik, apakah pasar kripto kini benar-benar bergerak mandiri, atau justru semakin mirip dengan pasar saham yang sangat reaktif terhadap kebijakan pemerintah? Mungkin keduanya benar.
Contohnya, saat Bitcoin menembus level tertinggi pada 22 Mei, euforia langsung menyebar. Tapi sehari kemudian, setelah tarif diumumkan, banyak yang buru-buru melepas aset. Jika mengikuti pola lama, ini justru menjadi momen ideal untuk membeli.
Arah pasar memang sulit diprediksi, namun membaca sentimen massa bisa jadi salah satu alat yang berguna. Ketika mayoritas mulai takut, kadang itulah saatnya berani.
Tapi tentu, tidak semua orang siap mengambil risiko seperti itu. Untuk sekarang, yang paling bijak mungkin adalah tetap waspada, tapi tidak panik.
Karena dalam dunia kripto, seperti dalam hidup sehari-hari, kadang yang perlu kita lakukan hanyalah duduk tenang… dan menunggu badai mereda. [st]