Ehud Barak: Blockchain Penting, Bitcoin Skema Ponzi

Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak memuji blockchain sebagai teknologi penting. Tetapi ia berpendapat Bitcoin adalah skema Ponzi yang harus dihindari, CCN melansir. Barak, yang menjadi perdana menteri dari tahun 1999 hingga 2001, memberikan pernyataan tersebut saat acara Most Promising Startups yang digelar saluran berita Globes di Tel Aviv, Israel.

Barak baru-baru ini berinvestasi di perusahaan mariyuana medis InterCure Ltd dan menjadi ketuanya. Pernyataan Barak tersebut dilontarkan saat menanggapi pertanyaan apakah mariyuana merupakan gelembung seperti Bitcoin, di mana ia menjawab tidak.

“Blockchain adalah konsep teknologi matematis yang menarik dan merupakan metodologi penting. Tetapi, uang kripto seperti Bitcoin dan lainnya adalah skema Ponzi,” jelas Barak.

Barak tidak percaya bahwa uang bisa diciptakan di generasi saat ini seperti cara Bitcoin diciptakan. Oleh karena itu, ia tidak akan berinvestasi di kripto. Ia berkata tidak akan berinvestasi di hal apapun yang terkait dengan kripto.

Kendati demikian, seperti pihak lainnya yang skeptis terhadap Bitcoin, Barak berpendapat bahwa blockchain adalah inovasi revolusioner yang bisa mendisrupsi beragam sektor, termasuk bisnis, perawatan kesehatan, perbankan dan manajemen rantai pasok.

Barak menekankan bahwa siapapun yang bisa bersabar dan memahami blockchain secara mendalam bisa mendapat banyak manfaat darinya, seperti menjaga data riwayat medis serta membuat kontrak.

Pendapat Barak tersebut senada dengan Gary Shilling, seorang analis keuangan Wall Street, yang juga mengatakan Bitcoin adalah skema Ponzi yang besar. Shilling bahkan berani mempertaruhkan uangnya sendiri, sebab firma investasinya, A Gary Shilling & Co, memasang short Bitcoin.

Shilling berkata Bitcoin adalah scam yang gagal sebagai bentuk uang sebab tidak memenuhi tiga syarat fundamental suatu mata uang yang sah, yaitu bukan merupakan alat simpan nilai, bukan merupakan alat pertukaran dan tidak diterima secara universal.

“Sebuah mata uang harus berguna sebagai alat simpan nilai. Adanya volatilitas di harga Bitcoin, saya pikir membuatnya tidak bisa jadi alat simpan nilai,” jelas Shilling.

Di sisi lain, rival politik Ehud Barak, yaitu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, adalah sosok pendukung kripto yang berpikir Bitcoin dan blockchain bisa membuat bank tidak lagi dibutuhkan.

Pada Desember 2017, Netanyahu, yang bertindak sebagai perdana menteri sejak 2009, berkata ia percaya bank tradisional akan punah seiring waktu.

“Apakah bank ditakdirkan untuk punah suatu saat nanti? Jawabannya adalah iya. Apakah harus terjadi besok, dan harus disebabkan oleh Bitcoin? Itulah pertanyaan yang perlu dijawab,” ucap Netanyahu.

Netanyahu, yang merupakan lulusan MIT dan sebelumnya bekerja sebagai konsultan di Boston Consulting Group, berkata blockchain bisa menjadi alternatif desentralistik bagi sistem perbankan tersentralisasi. Ia juga mengatakan blockchain dapat melakukan semua fungsi bank tanpa perlu lembaga sentral yang menagih biaya transaksi secara tidak efisien.

Pernyataan Netanyahu tersebut diucapkannya ketika harga Bitcoin sedang melambung menuju US$20 ribu pada akhir tahun lalu. Hampir setahun kemudian, harga Bitcoin kini berada di bawah angka US$4 ribu menurut situs Coinmarketcap. [ed]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait