Ekspektasi inflasi di AS mengalami lonjakan yang cukup tajam dalam survei terbaru yang dirilis oleh University of Michigan yang dibagikan oleh Nick Timiraos dari WSJ. Dalam satu bulan terakhir, proyeksi inflasi tahun depan melonjak dari 3,3 persen menjadi 4,3 persen.
Kenaikan sebesar satu persen ini menjadi yang terbesar sejak November 2023 dan hanya terjadi lima kali dalam 14 tahun terakhir. Angka ini jelas bukan berita baik bagi pelaku pasar, termasuk mereka yang berkecimpung di dunia kripto.
Kenaikan ekspektasi inflasi ini menyebabkan penurunan sentimen konsumen secara keseluruhan. Indeks sentimen konsumen turun dari 71,1 pada Januari menjadi 67,8 di Februari, yang merupakan level terendah sejak Juli tahun lalu.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai kehilangan optimisme terhadap kondisi ekonomi ke depan. Ketika kepercayaan konsumen melemah, aset berisiko seperti saham dan kripto sering kali ikut terkena dampaknya.
“Survei tersebut telah mencatat peningkatan besar dalam ekspektasi 1 tahun ke depan dua tahun lalu yang tidak tercatat dalam survei lain (seperti survei konsumen FRBNY). Data survei FRBNY untuk bulan Januari belum dipublikasikan. Namun, ini adalah peningkatan yang luar biasa besar untuk periode saat harga gas belum mengalami perubahan besar, menyoroti bagaimana risiko tarif dapat memperumit prospek penetapan harga pada tahun 2025,” ujar Timiraos.
Bagaimana Dampaknya terhadap Pasar Kripto?
Pasar kripto sering kali berkorelasi dengan pergerakan pasar saham, terutama saat ada perubahan besar dalam ekspektasi kebijakan moneter. Jika inflasi terus meningkat, The Fed kemungkinan besar akan menunda rencana pemotongan suku bunga, atau bahkan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Padahal, banyak investor kripto berharap The Fed akan segera melonggarkan kebijakan moneternya untuk memberikan ruang bagi aset spekulatif untuk berkembang.
Di sisi lain, jika inflasi tak terkendali, pasar kripto bisa menghadapi tekanan jual yang lebih besar. Aset digital cenderung lebih volatil dalam situasi seperti ini karena investor institusional akan lebih memilih mengalokasikan dananya ke aset yang lebih aman seperti obligasi atau dolar AS.
Namun demikian, ada sisi menarik yang bisa terjadi dalam skenario ini. Bitcoin, yang sering disebut sebagai emas digital, bisa menjadi pilihan bagi mereka yang mencari lindung nilai terhadap inflasi.
Ini bukan kali pertama Bitcoin berada dalam kondisi ekonomi seperti ini. Pada 2021, ketika inflasi melonjak, harga Bitcoin sempat naik karena dianggap sebagai aset pelindung nilai. Namun, saat ini, sentimen pasar tampaknya lebih berhati-hati.
Keputusan The Fed dan Arah Pasar Kripto
Satu hal yang kini menjadi perhatian utama investor adalah keputusan The Fed terkait suku bunga. Sebelumnya, pasar memperkirakan The Fed akan mulai memangkas suku bunga sebanyak dua kali tahun ini, dimulai pada bulan Juni.
Namun, dengan data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, ekspektasi tersebut kini mulai berubah. Pelaku pasar kini lebih condong pada skenario di mana The Fed hanya akan memangkas suku bunga satu kali tahun ini, atau bahkan tidak sama sekali.
Jika benar The Fed memilih untuk tidak memangkas suku bunga dalam waktu dekat, maka tekanan bagi aset spekulatif, termasuk kripto, akan semakin besar. Investor ritel mungkin masih bertahan dengan harapan adanya reli bullish, tetapi investor institusional bisa mulai mengurangi eksposurnya terhadap aset digital.
Momen Ketidakpastian: Bullish atau Bearish?
Dengan ketidakpastian ekonomi yang semakin meningkat, pasar kripto berada di persimpangan jalan.
Apakah ini saat yang tepat untuk melakukan akumulasi, atau justru sinyal bagi investor untuk bersiap menghadapi koreksi lebih dalam? Beberapa analis berpendapat bahwa jika Bitcoin bisa bertahan di atas level psikologis tertentu, maka masih ada peluang untuk tren bullish.
Namun, jika tekanan jual meningkat akibat ketidakpastian kebijakan The Fed, skenario bearish bisa lebih mendominasi dalam beberapa bulan ke depan.
Kesimpulannya, lonjakan ekspektasi inflasi dan ketidakpastian kebijakan moneter AS menjadi faktor yang bisa mengguncang pasar kripto dalam waktu dekat. Bagi para investor, memahami dinamika ini menjadi kunci untuk mengambil keputusan yang lebih bijak dalam menghadapi volatilitas yang semakin meningkat. [st]