Ketika Ethereum mendekati level tertinggi sepanjang masanya (ATH), banyak investor mulai melirik altcoin yang berpotensi mengikuti jejaknya. Namun sebelum terburu-buru masuk pasar, ada satu hal yang perlu dicatat, yaitu reli Ethereum saat ini belum sepenuhnya menembus zona resistance utama.
Menurut pengamatan dari analis kripto VirtualBacon, jika Ethereum berhasil menembus dan bertahan di atas level kunci tersebut, potensi altcoin season bisa benar-benar dimulai.
Layer-2 dan Restaking Mulai Ditinggalkan
Di sisi lain, dominasi Bitcoin masih menjadi penghalang utama. Meski dominasi sempat turun dalam beberapa minggu terakhir, investor tetap perlu waspada jika tren itu kembali berbalik. Jika dominasi Bitcoin memantul dari garis MA 50 mingguan dan Ethereum gagal menguat terhadap BTC, maka reli altcoin kemungkinan besar hanya akan tertunda.
Namun demikian, jika Ethereum berhasil mencetak rekor baru, maka bukan hanya harganya yang terdorong, tetapi juga sejumlah altcoin yang terkait erat dengan ekosistemnya.
Sayangnya, tidak semua narasi Ethereum layak diikuti. Layer-2 seperti Arbitrum, Optimism, hingga Polygon justru dianggap mulai kehilangan daya tarik.
“Institusi tidak membeli layer-2. Mereka tidak peduli,” ujar VirtualBacon.
Begitu pula dengan proyek restaking seperti EtherFi, Renzo dan Puffer, yang menurutnya belum menunjukkan adopsi nyata, khususnya dari investor ritel. Yield tiga persen yang ditawarkan oleh skema seperti ini dianggap terlalu kecil untuk menarik minat luas.
Fokus Baru: Altcoin di Sektor RWA
Sebaliknya, ada dua narasi besar yang justru makin digemari institusi besar seperti BlackRock dan JPMorgan, yaitu tokenisasi aset dunia nyata (RWA) dan stablecoin.
CEO BlackRock, Larry Fink, secara terbuka menyatakan ketertarikannya untuk membawa saham dan dana investasi ke dalam blockchain melalui Ethereum. Hal ini menjelaskan kenapa arus dana institusional lebih banyak mengarah ke proyek-proyek yang mendukung tokenisasi.
Beberapa proyek RWA yang menarik perhatian antara lain adalah Centrifuge dan Maple Finance, yang kini telah bertransformasi menjadi Syrup. Centrifuge bahkan tercatat telah mengelola lebih dari US$400 juta dalam bentuk aset yang tertokenisasi.
Sementara itu, Maple yang baru-baru ini diluncurkan ulang, menunjukkan konsolidasi harga yang sehat dalam dua bulan terakhir.
Tak hanya itu, platform seperti Chintai dan Clearpool juga masuk dalam radar. Chintai, misalnya, disebut-sebut sebagai penyedia utama layanan tokenisasi untuk dana menengah senilai antara US$10 juta hingga US$500 juta.
Sektor Stablecoin: Dari Ethena hingga World Liberty
Masuk ke sektor stablecoin, perhatian kini tertuju pada Ethena USD dan Sky Protocol (sebelumnya MakerDAO). Keduanya dianggap punya peluang besar untuk bertumbuh seiring dengan kejelasan regulasi di AS.
Khususnya Ethena, yang yield-nya berasal dari arbitrase antara funding rate bursa terdesentralisasi dan terpusat, menjadikannya sangat selaras dengan volatilitas Ethereum itu sendiri.
Jaringan Aptos juga mengejutkan, karena ternyata terlibat dalam program pengujian stablecoin resmi di negara bagian Wyoming, serta didukung oleh institusi seperti BlackRock dan Franklin Templeton.
Sementara itu, proyek stablecoin berbasis Trump bernama World Liberty USD1 mulai mencuri perhatian.
Meski baru akan meluncur dalam 6 hingga 8 minggu ke depan, kapitalisasi pasarnya di pre-market sudah menembus angka US$18 miliar. Proyek ini bahkan secara teknis berdiri di atas protokol pinjam-meminjam yang merupakan fork dari AAVE.
Alternatif Lain: AVAX, BASE dan Memecoin
AVAX dan BASE juga masuk dalam daftar sebagai jaringan yang kompatibel dengan EVM dan benar-benar digunakan, berbeda dengan banyak layer-2 yang justru sepi aktivitas.
Meski BASE adalah layer-2 buatan Coinbase dan AVAX adalah layer-1 independen, keduanya menunjukkan volume transaksi dan aktivitas pengguna yang nyata.
AVAX bahkan disebut sebagai pasangan alamiah dari Solana, di mana setiap kali Solana naik, AVAX biasanya segera menyusul. Menurut VirtualBacon, AVAX saat ini masih tergolong undervalued dibandingkan jaringan EVM lainnya yang hanya dianggap sebagai “vaporware.”
Tak ketinggalan, token berbasis meme pun ikut dibahas. PEPE dianggap sebagai “meme Ethereum” yang masih bertahan, bahkan menunjukkan korelasi cukup kuat dengan pergerakan harga ETH.
Singkatnya, jika Ethereum benar-benar mencetak rekor baru, maka peta permainan akan bergeser ke proyek-proyek yang disukai institusi, yakni di sektor RWA dan stablecoin.
“Jangan terjebak pada narasi lama. Yang penting sekarang adalah mengikuti arah uang besar bergerak,” ujar VirtualBacon. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.