Komisi Sekuritas Bahama, Senin (14/11/2022) waktu setempat, menyetujui likuidasi aset FTX serta menunjuk PricewaterhouseCoopers (PwC) sebagai likuidator sementara, untuk mengawasi aset bursa kripto FTX yang telah bangkrut. Demikian disampaikan dalam keterangan kepada media.
Dalam rilis disebutkan, Mahkamah Agung Bahama, tempat FTX berkantor pusat, telah menyetujui penunjukan Kevin Cambridge dan Peter Greaves dari PwC sebagai likuidator sementara. Selain itu, Brian Simms ditunjuk sebagai likuidator sementara yang diawasi pengadilan pada 10 November.
Sebelumnya, pada Kamis lalu, regulator Bahama mengeluarkan perintah untuk membekukan aset perusahaan FTX.
Regulator Bahama menangguhkan pendaftaran operasi bursa dan meminta Mahkamah Agung untuk menunjuk likuidator sementara.
Patut dicatat, likuidator adalah orang yang ditunjuk atau diangkat sebagai penyelenggara likuidasi terhadap badan hukum atau perusahaan yang sedang dalam likuidasi. Likuidator diwajibkan untuk mengatur dan menyelesaikan harta atau bundel perseroan.
Likuidator sementara tidak mendistribusikan aset kepada kreditur, tetapi ditempatkan untuk melindungi aset perusahaan sebelum sidang pengadilan atas pengajuan kebangkrutan perusahaan.
“Mengingat besarnya, urgensi, dan implikasi internasional dari peristiwa yang sedang berlangsung sehubungan dengan FTX. Pihak kami menyadari, harus bergerak cepat untuk menggunakan regulasi di bawah Undang-Undang Aset Digital dan Pertukaran Terdaftar 2020 untuk lebih melindungi kepentingan klien, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya secara global dari FTX Digital Markets Ltd,” tulis Komisi Sekuritas Bahama.
Pada Jumat lalu FTX Group, yang terdiri dari FTX.com sebagai perusahaan utama, Alameda Research dan ratusan perusahaan terafiliasi lainnya menyatakan bangkrut, karena mengalami masalah likuiditas.
FTX juga diduga menyelewengkan dana pengguna FTX. Sumber Bloomberg menyebutkan, para petinggi Alameda mengetahui bahwa dana kiriman dari FTX merupakan dana milik pengguna crypto exchange itu. Padahal Sam Bankman-Fried pada tahun lalu menyatakan, pengelolaan dana antara kedua perusahaan itu terpisah.
Reuters melaporkan pada Minggu, setidaknya US$1 miliar dana pengguna hilang setelah mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried mentransfer US$10 miliar dana pengguna FTX ke Alameda Research.
Pengacara FTX pada Senin mengatakan perusahaan setidaknya berhutang kepada setidaknya satu juta kreditor.
Melansir Cryptoslate, FTX meminta izin dari pengadilan untuk mengajukan daftar konsolidasi dari 50 kreditor teratasnya sebelum 28 November.
Sementara itu, pengajuan pengadilan mengungkapkan bahwa direktur independen baru telah ditunjuk untuk masing-masing perusahaan induk utama di grup FTX.Â
Profil Firma Akuntansi PwC
Melansir Wikipedia, PricewaterhouseCoopers (PwC) adalah sebuah perusahaan jasa profesional multinasional, yang beroperasi sebagai sebuah kemitraan dengan merek PwC.Â
PwC adalah jaringan jasa profesional terbesar di dunia dan dianggap sebagai salah satu dari empat firma akuntansi terbesar di dunia, bersama Deloitte, EY, dan KPMG.
PwC beroperasi di 742 lokasi yang tersebar di 157 negara. Pendapatan PwC pada tahun fiskal 2019 adalah $42,4 milyar, dengan rincian $17,4 milyar didapatkan dari praktek Penjaminan, $10,7 milyar didapatkan dari praktek Pajak dan Hukum, dan $14,4 milyar didapatkan dari praktek Penasehatan.
PricewaterhouseCoopers dibentuk pada tahun 1998 melalui penggabungan dua firma akuntansi, yakni Coopers & Lybrand dan Price Waterhouse.Â
Kedua firma tersebut memulai sejarahnya pada abad ke-19. Pada bulan September 2010, nama dagang PricewaterhouseCoopers disingkat menjadi PwC.
PricewaterhouseCoopers International Limited, yang berkantor pusat di London, Inggris, bertindak sebagai koordinator dari jaringan global PwC.Â
Perusahaan tersebut mengelola merek PwC, serta mengembangkan kebijakan dan inisiatif untuk menciptakan pendekatan yang serupa dan terkoordinasi di sejumlah bidang, seperti risiko, kualitas, dan strategi.Â
Hingga 2020, PwC adalah perusahaan swasta terbesar kelima di Amerika Serikat. [ab]