Harga Bitcoin Berisiko Turun ke US$74.000? Ini Kata Analis

Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan jual yang kuat, membuat harganya turun di bawah beberapa level resistensi utama. Saat ini, harga Bitcoin diperdagangkan di sekitar US$97.000 hingga US$98.000, mencatat penurunan lebih dari 4 persen dalam sepekan terakhir. 

Analis memperingatkan bahwa jika tekanan bearish saat ini terus berlanjut, harga BTC bisa merosot lebih dalam.

Harga Bitcoin Terancam Anjlok ke US$74.000

Dalam kondisi pasar saat ini, analis kripto terkemuka Ali Martinez mengungkapkan analisis terbarunya pada 3 Februari 2025, menyatakan bahwa level US$92.180 merupakan titik dukungan penting bagi harga BTC.

Namun, aktivitas whale yang terus membuang aset dan memindahkan dana ke bursa terpusat mengancam level ini. Berdasarkan Market Value to Realized Value Pricing Bands (MVRV), jika tekanan jual terus berlanjut, harga Bitcoin bisa merosot lebih jauh.

“Berdasarkan MVRV Pricing Bands. Jika level ini tembus, US$74.400 menjadi target berikutnya,” jelasnya di X.

MVRV Pricing Bands - Ali Martinez
MVRV Pricing Bands – Ali Martinez

Sepanjang 2025, Bitcoin berulang kali jatuh di bawah US$100.000 akibat tekanan jual masif yang menghapus miliaran dolar dari kapitalisasi pasar dan memicu kepanikan investor.

Penurunan tajam ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter ketat, serta situasi pasar yang tidak menentu dan penuh spekulasi.

Faktor seperti kebijakan tarif AS dan peluncuran Deepseek AI turut memperburuk kondisi pasar sebelumnya, menambah tekanan negatif pada harga Bitcoin. Hal ini membuat para pelaku pasar semakin waspada dalam mengambil langkah investasi di aset kripto.

Pasar Kripto Goyang, Teknologi Deep Seek Jadi Sorotan!

Dari puncaknya di atas US$107.000, Bitcoin kini diperdagangkan di bawah US$100.000 dengan level dukungan yang terus melemah. Padahal, awal tahun sempat diwarnai optimisme bullish yang tinggi setelah pemilihan presiden AS dan meningkatnya minat institusional terhadap aset kripto.

Namun, arus investasi institusional mulai melambat, membuat tekanan jual semakin besar dan harga BTC terus tertekan di tengah ketidakpastian pasar yang masih berlangsung.

Pendanaan dan Manipulasi Pasar Memperburuk Situasi

Selain analisis MVRV yang diungkapkan oleh Martinez, data on-chain yang dirilis oleh TraderOasis pada 3 Februari 2025 di platform CryptoQuant mencatat penurunan open interest yang memicu likuidasi paksa posisi leverage, mendukung pandangan analis tersebut.

Selain itu, para trader tampaknya mulai mengambil posisi short karena tingkat pendanaan yang merosot seiring meningkatnya sentimen bearish

“Harga BTC sedang jatuh di bawah struktur akumulasi, yang berarti level dukungan mulai runtuh dan memicu kepanikan di pasar,” ungkap TraderOasis.

Analisis Data On-Chain Bitcoin - TraderOasis
Analisis Data On-Chain Bitcoin – TraderOasis

Indeks premium Coinbase menunjukkan bahwa investor institusional masih terus mengakumulasi Bitcoin alih-alih menjualnya. Namun, ini mengindikasikan bahwa meskipun investor ritel melakukan tekanan jual, pemain besar tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang aset ini. 

“Situasi ini dapat diartikan sebagai pembersihan investor kecil dari pasar, sementara pemain besar terus mengakumulasi aset saat harga turun. Ini adalah kasus klasik manipulasi pasar atau fase akumulasi oleh whale,” tambahnya.

Saat ini, pasar kripto berada dalam fase ketidakpastian dengan berbagai faktor yang saling bertentangan. Di satu sisi, minat institusional tetap ada meskipun melambat, tetapi di sisi lain, tekanan makroekonomi dan aksi jual terus menekan harga Bitcoin. 

Dengan volatilitas tinggi, investor disarankan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama di tengah kondisi pasar yang masih rentan terhadap pergerakan besar dalam waktu singkat. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait