Debat Death Cross Harga Bitcoin, Diskon Besar Lagi?

Debat soal death cross harga Bitcoin semakin ramai di jagad maya. Diskon besar mungkin tak terhindarkan. Bagaimana berikutnya?

Pola analisis teknikal yang bernama death cross muncul di grafik Bitcoin, khususnya di time frame harian (daily) pada 19 Juni 2021 lalu.

Itulah death cross baru, serupa dengan Maret 2020 lalu. Death cross adalah pola yang mengindikasikan potensi penjualan besar-besaran.

death cross harga bitcoin
Pola death cross BTC/USD di time-frame harian. Sumber: TradingView.

Perdebatan pun ramai di kalangan analis. Topiknya tak hanya sampai di mana harga akan terus tergerus, hingga mencapai support yang baik, tetapi pula hingga rentang waktu berapa lama, hingga bisa pulih.

Pasalnya, sejumlah analis masih yakin, koreksi besar yang gejalanya dimulai sejak medio April 2021 lalu, masih terhitung “normal”, karena Bitcoin masih berpotensi menuju lebih dari US$100 ribu per BTC.

Soal yang terakhir ini, setidaknya oleh PlanB, sang perancang grafik Stock-to-Flow, termasuk Mike McGlone dari Bloomberg Intelligence.

Prediksi Harga Bitcoin, PlanB: US$135-450 Ribu Tahun Ini

Death cross sebagai indikator yang terjadi ketika moving average jangka pendek bersilang di bawah moving average jangka panjang.

Secara umum, moving average yang dipakai dalam pola ini adalah moving average 50-hari dan 200-hari.

Prediksi Harga Bitcoin Menggunakan Moving Average

Kendati demikian, death cross tidak berarti bear market akan segera tiba. Investopedia menyebut sejumlah tanggal di mana death cross berlanjut ke kejatuhan pasar saham tradisional selama abad silam meliputi tahun 1929, 1938, 1974 dan 2008.

Death cross pun sebenarnya tidak aneh dan data dari Canterbury Investment Management menandakan Rata-Rata Indeks Industri Dow Jones telah mengalami 84 death cross sejak 1929.

Alex Kruger: Santai Saja!

Ekonom popular Alex Kruger membahas situasi death cross terkait grafik BTC/USD. Ia menegaskan konsep itu, bahwa death cross memang terjadi saat moving average 50-hari turun di bawah moving average 200-hari.

“Jurnalis senang sekali menulis soal death cross akan membawa kita ke bear market. Tetapi, berdasarkan data historis, keuntungan satu pekan setelah death cross Bitcoin adalah positif,” jelas Kruger sambil menghimbau investor untuk tetap santai.

Penemu model Stock-to-Flow Bitcoin, PlanB turut menanggapi persoalan death cross.

Ia menyoroti dua kali terakhir death cross terjadi pada kuartal keempat 2019 dan kuartal pertama 2020 dan mengajak pengikutnya untuk melihat apa yang terjadi kemudian.

Pembawa acara Crypto Trader di CNBC, Ran Neuner menjelaskan short terhadap Bitcoin short mulai ditutup.

Hal ini memastikan short tersebut bersifat spekulatif dan bukan dari penambang yang melakukan hedging.

Neuner menilai hal ini akan terjadi sebagai antisipasi death cross lain pada 24 Juni 2021, dan ia tidak akan menjual simpanan kriptonya.

Pengamat kripto anonim bernama “Sultan” memperkirakan kondisi terburuk sudah dilewati. Menurut Sultan, death cross sering merupakan tanda hal tersulit sudah terjadi.

Pada death cross 2019, Bitcoin sudah mengalami penurunan 47 persen disusul pemulihan 52 persen. Pada death cross 2020, Bitcoin anjlok 64 persen kemudian reli 150 persen, jelas Sultan.

death cross harga bitcoin
Pola death cross BTC/USD di time-frame harian pada 25 Maret 2020. Sumber: TradingView.

Sedikit beda nada, investor John Hostetler berpendapat death cross Bitcoin ini adalah hal bearish cross di zona merah dan bukan bullish cross di zona hijau. Artinya aksi jual memang tak terhindarkan dana beberapa hari mendatang.

Kendati demikian, ia menyukai pergerakan harga Bitcoin pekan ini dan melihat harganya akan segera bangkit kembali.

Hostetler menambahkan, death cross tidak mengubah banyak hal.

Harga Bitcoin Terkoreksi Tak di Bawah US$20 Ribu, Sebut Bloomberg

Pertanyaan utama adalah apakah puncak siklus ini sudah tercapai. Melihat grafik stock-to-flow Bitcoin, Hostetler merasa probabilitas puncak sudah tercapai adalah 20 persen.

“Saya masih berpegangan pada model Bitcoin double top, mirip musim panas 2013 ketika Bitcoin hampir mencapai death cross,” tandas Hostetler. [news.bitcoin.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait