Harga Bitcoin Berpotensi Turun Menjadi US$20.796

Harga Bitcoin (BTC) secara teknikal masih berpotensi turun menjadi US$20.796, setelah dalam 24 jam terakhir secara cepat masuk ke wilayah US$21.500.

Penyebab utama ambrolnya harga Bitcoin hari ini adalah terdampak dari menguatnya dolar berdasarkan indeks dolar AS (DXY) yang berada di atas 107,5 sejak Jumat.

Ini mendekati tertinggi 20 tahun di kisaran 108,5 yang dicapai pada Juli 2022 dan mungkin akan mencapai kisaran 108,2 dan termasuk ke tertinggi sepanjang tahun 2022, yakni 109,2.

indeks dolar AS

Sentimen positif di pasar valas tampaknya terdongkrak setelah Kepala The Fed St Louis James Bullard mengatakan bahwa Bank Sentral AS mungkin akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, lebih tinggi daripada konsensus pasar pekan lalu, yakni 50 basis poin.

Suku bunga rendah adalah isyarat baik bagi pasar saham dan kripto, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.

Ini juga bermakna data inflasi berikutnya akan jauh lebih tinggi dan diselaraskan dengan target jangka panjang ditekan hingga 2 persen.

Khusus Bitcoin dan pasar kripto secara umum, gejala koreksinya sebenarnya sudah terlihat pada pekan lalu, ketika candlestick BTC membentuk double top, cermin dari berkurangnya energi reli untuk naik lebih tinggi. Kala itu harga BTC diproyeksikan bisa masuk ke US$20.500.

Saat ini, ketika harga Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$21.457, pada timeframe 1 hari, masih ada ruang penurunan lagi, setidaknya menjadi US$20.796. Ini adalah titik support paling besar sejak 16 Juni 2022 hingga 26 Juli 2022.

Berdasarkan indikator Fibonacci Retracement, BTC masuk wilayah di bawah 50 persen (21633.07) hingga maksimal di kisaran support 61,80 persen (US$20.796). Jika BTC terkoreksi di bawah itu, maka transisi berikutnya bisa mengarah ke US19.615.

harga bitcoin

Sementara data RSI menegaskan koreksi hebat hari ini, karena merunduk di bawah 36,03, isyarat menuju wilayah oversold berikutnya, sebelum mencoba naik kembali.

Sejumlah pengamat pun angkat bicara soal koreksi besar ini. Mereka mengakui kepada CNBC, penyebab spesifik tidak cukup jelas.

“Pasar modal AS telah mundur sejak rilis risalah pertemuan The Fed Juli pada Rabu, kesimpulan utamanya adalah bahwa Fed kemungkinan tidak akan selesai dengan kenaikan suku bunga sampai inflasi dijinakkan secara keseluruhan, tanpa panduan yang ditawarkan tentang kenaikan suku bunga di masa depan juga,” kata Simon Peters analis eToro.

Menurutnya, dengan korelasi yang erat antara pasar modal di AS dengan pasar kripto dalam beberapa bulan terakhir, ia menduga menjadi penyebabnya koreksi harga Bitcoin dan altcoin lainnya.

Dengan The Fed menargetkan inflasi ditekan hingga 2 persen, sulit bagi pasar saham dan pasar kripto untuk menapakai bull run jangka panjang. Pasalnya untuk menekan inflasi, maka The Fed perlu terus menerus menaikkan suku bunga yang akan berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap dolar AS. Negeri Paman Sam memerlukan nilai dolar yang lebih tinggi agar biaya impor lebih kecil, sehingga bisa menekan inflasi di dalam negeri.

Prediksi indeks dolar.

Dengan pergerakan terkini indeks dolar, Trading Economic memprakirakan nilai DXY bisa mencapai 110,18 dalam 12 bulan mendatang dengan suku bunga akumulatif mencapai 3,75 persen pada kuartal ke-3 tahun 2023 dari dari 2,50 persen saat ini. Rasionya mencapai 1,25 persen atau setara dengan kenaikan 100,25 basis poin. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait