Harga Bitcoin Bisa Terus Terjerembab, Level Ini Kuncinya!

Sejumlah analis dari JPMorgan menyebutkan, bahwa harga Bitcoin bisa terus terjerembab, jika level US$40 ribu tidak dicapai lagi. Jika itu terjadi, maka tekanan terhadap harga bisa berlanjut hingga Maret 2021.

Hal itu disampaikan analis JPMorgan, dilansir dari Bloomberg, Senin (18/1/2021). Nikolaos Panigirtzoglou adalah salah seorang analis itu.

“Bitcoin bisa terus tertekan oleh keluarnya sejumlah investor yang mengikuti tren turun akhir-akhir ini, kecuali Bitcoin bisa menembus di atas US$40 ribu per BTC. Pola permintaan Bitcoin berjangka dan nilai investasi US$22,9 milyar Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) bisa membantu penguatan,” sebut JPMorgan.

Lanjut JPMorgan, agar Bitcoin tidak terus tertekan, maka aliran dana ke GBTC perlu dipertahankan pada “kecepatan” US$100 juta per hari selama beberapa hari dan minggu mendatang.

Berdasarkan data dari Bitstamp via Tradingview, harga puncak Bitcoin sepanjang masa adalah US$41.969 per BTC pada 8 Januari 2021 lalu. Ketika artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan berkisar US$37.215 per BTC, naik lebih dari 1 persen dalam 24 jam terakhir.


US$146 Ribu per BTC
Sebelumnya, JPMorgan memprediksi bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$146 ribu per BTC (Rp2 milyar). Hal itu bisa dicapai dalam jangka panjang, bersaing dengan emas.

JPMorgan juga memuji langkah pembelian Bitcoin senilai US$100 juta oleh perusahaan asuransi Mass Mutual pada Desember 2020 lalu. Sinyal Permintaan Bitcoin kian bergelora, kata JPMorgan.

Kemudian, pada Juni 2020, ahli strategi di JPMorgan, Joshua Younger dan Nikolaos Panigirtzoglou menyebutkan, bahwa struktur pasar Bitcoin lebih tangguh daripada mata uang, ekuitas, obligasi dan emas. Dalam laporan terbaru soal uji tahan Bitcoin, JPMorgan menulis aset kripto itu memiliki usia panjang sebagai kelas aset.

Analisis Teknikal: Bakal Terus Tertekan
Berdasarkan analisis teknikal per 17 Januari 2021 lalu, harga Bitcoin tampak akan terus tertekan dalam beberapa hari ke depan pada skala harian.

Setidaknya itu berdasarkan indikator Squeeze Momentum. Indikator ini sangat popular di TradingView dan kerap digunakan pula untuk trading berskala pendek (menitan).

Berdasarkan kajian kami menggunakan indikator itu, dalam skala (timeframe) harian (daily) tekanan terhadap Bitcoin dimulai sejak 11 Januari 2021, ketika kisaran harga Bitcoin antara US$30.582 sampai US$38.730.

Di rentang harga itu, di indikator Squeeze Momentum sudah muncul plot bar hijau tua dan bergerak melandai hingga hari ini, 17 Januari 2021.

Plot seperti itu adalah indikasi tekanan terhadap harga dan akan terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan, hingga ukuran plot pun berangsur-angsur memendek, bercampur titik hitam di bagian bawah.

Ada kalanya ketika plot bar hijau tua memendek bercampur titik hitam, disusul oleh plot bar hijau muda yang mencerminkan harga rebound, karena permintaan meningkat. Ini pernah terjadi pada 13 Desember 2020 lalu.

Skenarionya akan berbeda, jikalau berubah menjadi plot bar merah tua pendek, yang mengindikasikan adanya tekanan lebih lanjut. Ini pernah terjadi pada 27 Agustus 2020 silam.

Jalan Jangka Panjang
Tentu saja indikator lain mungkin menggambarkan hal berbeda. Tapi, setidaknya indikator itu memberikan satu lentera penting soal jalan jangka panjang Anda di Bitcoin.

Jikalau penurunan lebih lanjut, Anda bisa menafsirkannya sebagai peluang, karena market berpotensi melejit lagi pada tahun ini, berkat faktor fundamentalnya. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait