Harga Longsor, Penambang Kripto Tiongkok Gulung Tikar

Bagi sejumlah operator kecil di Tiongkok, penambangan (mining) kripto sudah tak lagi menguntungkan. Penduduk lokal mengungkapkan, mereka terpaksa menutup bisnis penambangan mereka disebabkan bear market yang berkepanjangan, seperti dilansir CryptoGlobe, Kamis (19/10).

Seorang penambang kripto di Tiongkok bernama Li mengungkap ia telah menanam modal ratusan ribu yuan (ratusan juta rupiah) demi membeli nyaris seratus perangkat mining di kuartal kedua 2017, di saat harga kripto melambung ke titik tertingginya.

Li juga mengundurkan diri dari pekerjaannya di sebuah firma keuangan kecil dan mulai fokus pada bisnis penambangan kriptonya. Seperti yang telah diakui banyak investor aset digital lain, pada saat itu Li berharap bisa meraup cuan cepat dengan menambang Bitcoin (BTC).

Namun, harga-harga kripto telah longsor secara drastis. Bahkan, ada beberapa kripto populer seperti NXT dan Qtum yang anjlok hingga 99 persen dari titik tertingginya, ketika kapitalisasi pasar kripto melebihi US$800 miliar pada Januari 2018.

“Pada pertengahan Juni 2018, keuntungan bisnis mining saya sudah jatuh 90 persen. Seorang teman yang juga menambang altcoins lebih parah nasibnya, ia hampir kehilangan seluruh investasinya,” ujar Li.

Setelah mengalami kerugian besar, Li terpaksa menutup usaha penambangannya. Ia juga berusaha menjual perangkat mining dengan mengiklankannya sebagai perangkat elektronik bekas di sebuah platform e-commerce.

Kendati demikian, Li kesulitan menemukan orang yang mau membeli peralatan mining yang harganya tidak murah. Ia belum menemukan pihak yang membuat tawaran masuk akal, walaupun Li sudah memasang iklan tersebut selama tiga bulan.

“Saya hanya berhasil menjual dua alat mining dengan seharga 700 yuan (sekitar US$105). Ketika saya mencoba menjual alat mining ke toko-toko elektronik lokal, mereka justru tidak mau menerimanya,” ujar Li.

Sewaktu Li membelinya, perangkat mining tersebut memiliki permintaan sangat tinggi dan sulit didapatkan. Tetapi, kini peralatan itu menjadi tumpukan besi yang tidak berguna dan berdebu.

Seorang penambang Tiongkok lain bernama Ma mengungkap, ia juga terpaksa menutup usaha penambangan kriptonya sebagai akibat bear market.

“Saya harus melepas empat buah mesin mining dengan harga 850 yuan (sekitar US$125), kurang dari seperempat harga mesin baru,” katanya.

Berkomentar tentang harga alat mining yang turun jauh, Ma berpendapat mesin-mesin yang dijual pada awal 2018 dengan kekuatan komputasi 10 TH/s per cip sekarang harganya hanya 1.000 yuan (US$150).

Selain itu, peralatan mining yang dikembangkan dengan teknologi terbaru, yang kini dijual oleh produsen elektronik skala kecil, bisa dibeli dengan harga lebih murah dibanding mesin bekas dengan kekuatan yang sama.

Ketika harga kripto melonjak tinggi, Li dan Ma berkata vendor-vendor yang menjual alat mining uang digital bisa ditemukan di mana-mana di Huaqiangbei, sebuah pusat elektronik yang terkenal di Shenzhen, Tiongkok.

“Semua mesin mining sekarang dijual dengan diskon 30 persen. Kalau Anda membeli lebih dari satu, kami punya harga lebih bagus dan ada bonus lebih banyak kabel listrik dan asesoris lainnya secara gratis,” ungkap seorang vendor di Shenzhen.

Liang Sizhong, seorang pemilik toko reparasi komputer mengatakan penjual alat mining serta para penambangnya, termasuk penjual komponen mesin mining bekas dalam tekanan akibat harga kartu grafis yang turun jauh harganya.[ed]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait