Hari ke-5, 7,6 Juta Token Hara Terjual di Tokenomy

Proses penjualan token Hara (HART) sudah memasuki hari kelima pada hari ini, 27 Oktober 2018. Berdasarakan pantuan di Tokenomy, salah satu platform yang digunakan untuk ICO HART, total token yang terjual sudah mencapai 7.631.312 HART, pada Sabtu malam (27/10).

Jumlah tersebut setara dengan 16% dari total suplai token HART yang dijual di Tokenomy, yaitu 46.440.000 unit. Dengan demikian masih tersisa, 38.808.688 token HART yang belum terjual.

Proses penjualan sendiri terdiri atas dua bagian yaitu pra penjualan yang dimulai pada 23 Oktober lalu hingga 13 November nanti. Setelah itu, hingga 30 November dilanjutkan dengan penjualan publik (public sale).

Untuk harga pra penjualan token HART di Tokenomy sendiri sebesar 0.00000436 BTC atau 0.00013858 ETH per unit. Selain di Tokenomy, penjualan HART juga dilakukan di Liquid. Berdasarkan informasi di situs Liquid, total suplai token HART di sini sebanyak 219.960.000 HART. Harga yang ditawarkan di Liquid adalah 0,00015936 ETH atau US$0,032 per unit.

Hanya saja tidak dipublikasikan sudah berapa token HART yang terjual di Liquid sejak 23 Oktober lalu. Untuk diketahui Hara adalah salah satu startup blockchain yang dikelola oleh orang Indonesia, di bawah perusahaan induk Dattabot yang bermarkas di Jakarta. Hara mengembangkan ekosistem pertukaran data pertanian berbasis blockchain. Token HART merupakan alat untuk memudahkan transaksi dalam eksosistem tersebut.

Dalam wawancara BlockchainMedia dengan CEO Hara, Regi Wahyu beberapa waktu lalu, ia meyakini blockchain adalah solusi untuk mengatasi ketidakakuratan data pertanian di Indonesia.

“Blockchain adalah satu-satunya solusi atas kisruhnya data pertanian di Indonesia, karena data di blockchain ini kan transparan, auditable dan permanen. Terlebih-lebih data di blockchain tidak bisa diubah dan dimanipulasi. Pencatatan data ke blockchain yang dilakukan di sistem Hara dilakukan langsung di wilayah petani itu sendiri, bukan dari lembaga lain termasuk lembaga pemerintah. Karena data dimasukkan langsung dari lapangan, maka sifat data lebih otentik,” kata Regi. [jul]

Terkini

Warta Korporat

Terkait