Meski harga Bitcoin (BTC) cenderung merosot dalam 12 bulan terakhir, tetapi hashrate dan kesulitan penambangan jaringannya mencetak rekor tertinggi baru.
Sejak crypto winter dimulai, harga BTC terus mengalami penurunan dari ATH-nya, lebih dari 60 persen, hingga sempat membawanya jatuh lebih rendah dari ATH di tahun 2017, di level US$20.000.
Namun, dalam sebuah data terbaru terungkap bahwa, kesulitan penambangan dan hashrate-nya justru mengalami peningkatan.
Hashrate dan Kesulitan Penambangan Bitcoin Cetak Rekor Baru
Berdasarkan laporan Decrypt, kesulitan penambangan pada jaringan Bitcoin telah mencetak rekor tertinggi baru, di 37,59 triliun hash.
Penorehan rekor terjadi pasca kenaikan yang jarang terjadi di pertengahan bulan Januari ini, lebih dari 10 persen. Ini menjadi kenaikan dua digit satu-satunya sejak pasar yang bearish di sepanjang tahun 2022.
Selain itu, kekuatan komputasi jaringan (hashrate) Bitcoin juga mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir, terlepas dari penurunan yang terjadi karena dampak runtuhnya ekosistem Terra Luna tahun lalu.
Pada 6 Januari 2023, hashrate Bitcoin telah mencapai puncaknya di 361,20 EH/s. Kenaikan pada dua faktor di atas menunjukkan bahwa jaringan Bitcoin kian kuat dan berkembang.
Tetapi, kenaikan kesulitan penambangan dan hashrate juga menjadi sebuah indikasi bahwa, penambangan kripto utama sedang mengalami hambatan yang tidak dapat disepelekan.
Dalam beberapa bulan terakhir, penambang Bitcoin besar seperti Compute North dan Core Scientific telah mengajukan kebangkrutan di pengadilan AS.
Beberapa penambang besar juga mengalami kesulitan untuk menutup biaya operasional karena kesulitan meningkat, tetapi harga BTC terus turun. Keadaan memaksa sebagian besar dari mereka untuk melikuidasi kepemillikan Bitcoin.
Hal tersebut juga menyebabkan turunnya harga hashrate Bitcoin rata-rata sekitar 43 persen di sepanjang tahun 2022.
Krisis energi turut menjadi beban bagi penambang karena harga listrik kian naik, mengikis margin dari para penambang, bahkan hingga ke titik minus.
Namun, selalu ada celah di balik musibah yang melanda.
Sebelumnya, para penambang Bitcoin ritel di Rusia telah berbondong-bondong membeli rig penambangan bekas.
Para penambang berusaha meraup keuntungan karena harga rig telah jatuh bebas akibat penurunan harga BTC dan bangkrutnya beberapa penambang.
Memanfaatkan harga listrik yang murah di Rusia, mereka dapat meraup keuntungan yang lebih baik seiring pemulihan pasar kripto yang terjadi di awal tahun 2023. [st]