Ini Dampak Tiongkok Larang Penambangan Bitcoin

Komisi Reformasi dan Pengembangan Nasional (NDRC) Tiongkok berencana akan menghapus sektor penambangan Bitcoin dan jenis aset kripto lainnya dalam panduan penyesuaian struktur industri yang diterbitkan 1 April lalu.

South China Morning Post melaporkan, daftar sektor-sektor yang akan didorong, dibatasi dan dihapus akan didiskusikan secara publik hingga 7 Mei 2019. Sebab itu, fasilitas penambangan Bitcoin di Tiongkok masih bisa beroperasi hingga satu atau dua bulan mendatang.

Jika tahapan diskusi publik usai dan NDRC beserta pemerintah Tiongkok meneruskan rencana untuk mematikan sektor penambangan Bitcoin, hal itu akan mengakhiri era Tiongkok sebagai wilayah yang paling dominan di bidang penambangan Bitcoin.

Penerapan pelarangan terhadap penambangan kripto bisa mengakibatkan desentralisasi kekuatan penambangan secara global dan mendorong penambang di Tiongkok untuk pindah ke luar negeri.

Michael Zhong, analis di perusahaan penelitian kripto di Beijing, berpendapat penambangan Bitcoin tidak akan lagi didominasi Tiongkok, melainkan jadi lebih terdistribusi. Ia menekankan penambang di wilayah Yunnan dan Sichuan akan harus hengkang.

Selama beberapa tahun, mining pool besar berbasis di Tiongkok seperti BTC.com dan Antpool, yang dioperasikan oleh Bitmain, mendominasi kekuatan komputasi (hash power) jaringan Bitcoin.

Berdasarkan data blockchain.com, BTC.com dan Antpool saat ini menguasai 31,5 persen hash power jaringan Bitcoin. Tetapi, sulit menentukan seberapa besar persisnya hash power Bitcoin yang berasal dari Tiongkok, sebab mining pool mewakili kelompok penambang yang besar yang tersebar secara global.

Jikapun Antpool dan BTC.com yang berbasis di Tiongkok memegang porsi pangsa pasar hash power Bitcoin yang besar, tidak sepenuhnya akurat jika disimpulkan 31,5 persen hash power Bitcoin berasal dari Tiongkok.

Selain itu, perusahaan penambang seperti Bitmain memiliki kantor cabang di luar Beijing. Jika terpaksa hengkang dari Tiongkok, perusahaan-perusahaan tersebut dapat meneruskan operasinya di wilayah luar negeri. Selain tiga mining pool terbesar, banyak mining pool lain yang berbasis di luar Tiongkok, seperti SlushPool dan BitFury.

Sebelumnya, kabar pelarangan Bitcoin cenderung menyebabkan harganya turun. Tetapi, Mati Greenspan, analis pasar senior di eToro, mengatakan rencana pelarangan penambangan di Tiongkok justru bisa berdampak positif terhadap tren harga Bitcoin.

“Jika pelarangan ini benar-benar dijalankan, akan mendorong harga Bitcoin naik, bukan turun. Hilangnya keunggulan listrik Tiongkok yang murah akan menaikkan harga penambangan, dan sekaligus meningkatkan harga. Hal itu juga akan mematikan FUD (fear, uncertainty, doubt) yang menyatakan penambangan Bitcoin terpusat,” jelas Greenspan.

Jehan Chu, manajer Kenetic, sebuah perusahaan investasi, mengatakan Tiongkok ingin memulai ulang industri kripto sesuai kehendaknya, mirip seperti Tiongkok mengendalikan Internet melalui program Great Firewall of China.

“Keputusan NDRC sejalan dengan kehendak Tiongkok mengendalikan beragam lapis industri kripto yang bertumbuh pesat, dan belum ada pertanda akan terjadi perubahan sikap kebijakan. Saya rasa Tiongkok ingin memulai ulang industri kripto agar dapat diawasi, seperti cara pemerintah Tiongkok mengawasi Internet,” kata Chu.

Sampai saat ini, belum jelas apakah Tiongkok berencana membuka pasar kripto yang sepenuhnya teregulasi di masa depan atau sekadar akan melarang semua industri terkait kripto. [ccn.com/ed]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait