Ini Penyebab Harga Bitcoin Terancam Turun Menjadi US$14 Ribu

Di tengah pemulihan yang terjadi di pekan ini, harga Bitcoin ternyata masih terancam jatuh lebih dalam menurut seorang Analis.

Setelah jatuhnya indeks dolar AS dan tingkat pengembalian dari treasuri AS, pasar aset berisiko mulai mencoba pulih, termasuk aset kripto.

Dipimpin oleh Bitcoin, pasar kripto mencoba mengijau dalam sepekan terakhir, membawa harapan baru di antara investor ritel karena tahun 2022 kian mendekati berakhir.

Di  masa lalu, bulan Oktober juga menjadi bulan yang positif untuk kripto, tetapi ada faktor teknis yang berpotensi menjatuhkan kembali Bitcoin dan pasar kripto.

Penyebab Harga Bitcoin Terancam Jatuh

Berdasarkan laporan Cointelegraph, pedagang popular di Twitter Il Capo telah membagikan pandangan teknikalnya, yang melihat adanya peluang kejatuhan harga yang lebih dalam.

Harga Bitcoin Terancam

Pada grafik 8 jam yang dibagikan Il Capo di atas, harga Bitcoin berpotensi naik ke kisaran US$20.500 – US$21.000 sebelum terancam jatuh lebih dalam ke kisaran low baru US$14.000 – US$16.000.

Kisaran low baru tersebut ia lihat akan menjadi titik bottom yang sesungguhnya bagi harga BTC untuk memulai reli dan terus melesat meninggalkan crypto winter yang dingin dan menyengsarakan.

Il Capo juga menggarisbawahi bahwa investor tetap perlu berpegang pada pergerakan indeks dolar AS (DXY), yang kemarin baru saja mampu bertahan dari penurunan, menjadikan level 110 sebagai support.

Jika level tersebut tidak mampu ditembus, maka DXY akan kembali menguat, dolar AS akan kembali mendominasi minat pasar. Ini dapat memicu kembalinya aksi jual di pasar kripto.

Hashrate BTC Sentuh ATH

Di sisi lain, meski harga BTC terus tergerus, namun hashrate penambangannya telah sentuh level tertinggi sepanjang masa (ATH).

Bitcoinist melaporkan bahwa hashrate Bitcoin telah naik hingga 258 Exahash per detik (EH/s) pada hari Selasa kemarin (4/10/2022). Itu telah melampaui ATH sebelumnya di 158 EH/s, alias tumbuh sebesar 43 persen.

Pengamat dari alat data penambangan dan perusahaan metrik Braiins Insights melihat peningkatan hashrate tersebut sebagai indikasi rasa optimis penambang yang meningkat dan menjadi lebih bullish terhadap Bitcoin dalam jangka panjang. [st]

 

 

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait