Reli panjang Bitcoin sejak awal 2023 telah membawa harga mata uang kripto terbesar itu mendekati rekor tertingginya, namun dua indikator teknikal utama—TD Sequential dan RSI—kini mulai memberi sinyal potensi kelelahan tren. Dalam grafik triwulanan (3 bulanan) yang jarang digunakan oleh pelaku pasar ritel tetapi kerap jadi acuan institusional dan analis jangka panjang, muncul pola yang secara historis telah mendahului fase pembalikan besar di pasar kripto. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa tren masih akan berlanjut hingga angka 13, yang jika terjadi akan menjadi tonggak sejarah baru karena belum pernah muncul sebelumnya.
Dua Indikator Munculkan Sinyal Harga BTC Mulai Lelah
Sejak kuartal pertama 2023, harga Bitcoin terus naik secara konsisten. Ini tergambar jelas dalam pola sembilan bar berturut-turut pada indikator TD Sequential, yang secara spesifik dirancang untuk mengukur momentum harga dan mengidentifikasi titik balik potensial. Kemunculan angka “9” pada kuartal ketiga 2025 (bermula pada Juli), disertai dengan simbol diamond hijau di atasnya, menjadi pertanda klasik dari potensi puncak siklus. Dalam sistem ini, angka “9” muncul ketika candle penutupan saat ini lebih tinggi dari empat candle sebelumnya dalam tren naik, menandai bahwa reli telah mencapai atau mendekati fase jenuh. Atau bahasa sederhana, ini adalah indikator Bitcoin mulai menunjukkan gejala kelelahan.

Angka 9 pertama tercatat pada kuartal Juli 2014, lalu muncul lagi di kuartal Oktober 2017—keduanya diikuti oleh penurunan harga besar-besaran. Angka 9 terbaru muncul pada candle kuartal April–Juni 2025.
Yang membuat sinyal ini semakin penting adalah kehadiran RSI (Relative Strength Index) yang kini menyentuh level 74,79. Dalam kerangka waktu triwulanan, angka ini sangat tinggi—bahkan menjadi yang tertinggi sejak kuartal pertama 2021. Saat itu, RSI juga berada di atas 80, kendati tidak bersamaan dengan kemunculan bar ke-9 dalam setup TD Sequential. Hasilnya kita pahami bersama: setelah kuartal itu, Bitcoin memasuki masa koreksi dan konsolidasi yang berlangsung hampir dua tahun. Harga jatuh dari sekitar US$65.000 ke bawah US$20.000.
Kini, pola serupa tampak kembali terbentuk. RSI yang menembus batas 70, yang lazim dianggap sebagai wilayah overbought, menunjukkan bahwa kekuatan beli sudah mencapai titik ekstrem. Tetapi, dengan digabungkan dengan sinyal bar ke-9 TD Sequential saat ini, grafik ini secara teknikal menyampaikan pesan yang sama: waspadai kemungkinan perubahan arah tren. Secara teknikal ini mirip dengan situasi di 2017, di mana RSI berada di level 97 dan angka 9 muncul di candlestick.
Pada harga saat ini sekitar US$117.960 dengan rekor baru di US$123 ribu pada beberapa waktu lalu, Bitcoin memang belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan harga secara kasat mata. Namun, sejarah mengajarkan bahwa peringatan dari indikator teknikal sering kali datang lebih awal dibanding price action itu sendiri. Ini bukan berarti koreksi akan langsung terjadi, tetapi lebih sebagai peringatan bahwa pasar mulai berada di titik rawan, di mana momentum bisa memudar dan aksi ambil untung besar-besaran bisa terjadi sewaktu-waktu.

Dalam konteks lebih luas, reli Bitcoin kali ini didukung oleh masuknya dana besar ke ETF spot, peningkatan minat institusional, serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed. Namun, semua katalis ini bisa saja sudah “diantisipasi” oleh pasar—dan tercermin dalam harga saat ini. Ketika ekspektasi telah sepenuhnya terserap, yang tersisa adalah potensi realisasi dan kejutan.
Pernyataan The Fed Dongkrak Sentimen Crypto, BTC Bisa Cetak Rekor Baru?
Potensi Tren Lanjutan dengan Kekuatan Ekstra
Namun, tak menutup kemungkinan skenario bullish masih berlanjut. Jika candle kuartal keempat 2025 (Oktober-Desember 2025) mampu ditutup di atas puncak harga saat ini (US$123.000), maka sistem TD Sequential akan memasuki fase countdown menuju angka 13. Fase ini biasanya menandai lanjutan tren dengan kekuatan ekstra. Jika hal itu terjadi, maka akan mencetak sejarah baru yang belum pernah terjadi sebelumnya—terutama karena kondisi pasar saat ini sangat berbeda, didorong oleh lonjakan permintaan dari institusi dan pelaku pasar tradisional.
Jika disandingkan dengan data dari Coinglass, dari pola historis, kuartal ketiga (Q3) dalam siklus tahunan Bitcoin sering kali menjadi masa yang kurang bersinar dibanding kuartal keempat (Q4). Data dari Coinglass secara konsisten menunjukkan bahwa performa Bitcoin di Q3 cenderung lemah, sementara Q4 sering kali menjadi periode pemulihan atau bahkan reli besar-besaran.

Sejak 2013, Q3 hanya mencatat rata-rata return sebesar +6,32 persen, jauh di bawah Q4 yang mencatat rata-rata +85,42 persen. Bahkan secara median, Q3 hanya +0,96 persen—hampir mendatar—sementara Q4 membukukan median return sebesar +52,31 persen. Ini menunjukkan bahwa secara statistik, Q4 jauh lebih dominan baik dalam hal frekuensi maupun skala kenaikan harga.
Performa kuartal ketiga 2025 (masih berjalan) tampaknya menyimpang dari pola historis Bitcoin yang selama ini cenderung lesu pada periode Juli hingga September. Dengan kenaikan sekitar 9,8 persen sejauh ini, Q3 kali ini justru menunjukkan kekuatan moderat yang cukup mengesankan jika dibandingkan dengan rerata dan median historis Q3 yang nyaris datar.
Namun, dengan fakta RSI yang sudah tinggi saat ini dan harga yang sangat dekat dengan potensi resistensi historis, kelanjutan ini membutuhkan katalis baru yang lebih besar—seperti kebijakan makro yang ekstrem, lonjakan adopsi institusional lebih tinggi di banyak negara, atau gejolak geopolitik yang mendukung Bitcoin sebagai safe haven.
Meski begitu, secara teknikal, sinyal kombinasi RSI dan TD Sequential pada time frame sebesar ini tidak boleh diabaikan. Bahwa, ketika dua indikator jangka panjang memberikan peringatan secara bersamaan, itu adalah momen penting untuk menilai ulang eksposur risiko.
Secara teknikal, tidak ada indikator yang menjamin arah pasar secara absolut. Namun, pengalaman dari siklus sebelumnya menunjukkan bahwa TD Sequential 9 dan RSI di atas 70 secara bersamaan telah menandai titik penting dalam sejarah pergerakan harga Bitcoin. Dengan kuartal keempat 2025 tinggal beberapa bulan lagi, pelaku pasar perlu memperhatikan konfirmasi tambahan, seperti pola bearish divergence di RSI, volume perdagangan yang menurun saat harga naik, atau formasi candlestick pelemahan (seperti doji atau shooting star).
Bagi investor jangka panjang, ini bukan ajakan untuk menjual, melainkan ajakan untuk waspada. Koreksi dalam pasar bullish adalah hal biasa, dan sering kali justru memberi kesempatan akumulasi lebih sehat. Tetapi bagi trader jangka menengah atau pendek, sinyal ini menjadi alasan kuat untuk mempertimbangkan pengamanan profit atau bahkan strategi lindung nilai.
Jika sejarah berulang, maka apa yang terjadi setelah Q3 2025 bisa menjadi momen transisi penting dalam perjalanan harga Bitcoin menuju fase berikutnya. Apakah ini akan menjadi awal dari konsolidasi sebelum reli berikutnya? Ataukah menjadi tanda puncak siklus yang akan dikenang seperti tahun 2021 atau seperti 2017? Pasar akan menjawabnya segera. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.