Israel Siap Menjadi Pusat Inovasi Blockchain

Sebagai negara yang memiliki persentase PDB yang tinggi untuk riset dan pengembangan, serta membudidayakan budaya startup setingkat Silicon Valley, Israel adalah pemain yang kuat di dunia inovasi blockchain teknologi, seperti dilansir CryptoSlate, Kamis (11/10).

Keterbukaan Israel terhadap startup merupakan faktor pendorong inovasi yang terjadi di negara tersebut. Kepada Coin Journal, Yaniv Altshuler, CEO dan co-founder Endor, perusahaan predictive software, berkata, “Israel memiliki lingkungan yang hangat, terbuka dan mendukung startup. Hasil dari ekosistem yang bergairah dan sehat ini adalah tingginya jumlah perusahaan teknologi sukses yang bermarkas di Israel, seperti ICQ, Wix dan Waze. Budaya di Israel memupuk pemikiran inovatif, dimana orang-orang didorong untuk menciptakan cara hidup yang lebih baik, cepat dan efisien.”

Komentar Altshuler tersebut didukung oleh data yang kuat. Tahun ini, Israel masuk daftar inovator global paling atas versi Bloomberg, di belakang Korea Selatan, dalam hal riset dan pengembangan. Amerika Serikat keluar dari daftar ini untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir, terdorong ke posisi ke-11.

Jumlah inovasi teknologi ini adalah hasil dari banyaknya periset dengan keahlian di bidang kriptografi, fintech dan keamanan siber, yang merupakan elemen penting bagi usaha blockchain manapun.

Pada awal 2018, Israel memiliki 88 startup blockchain dan uang kripto, di mana 39 persen startup fokus mengembangkan sektor fintech. 22 persen masuk ke kategori cloud computing dan bisnis besar, 21 persen bergerak di bidang media sosial, dan 13 persen termasuk perusahaan pengembangan infrastruktur dan protokol.

Kendati demikian, bukan hanya itu sektor yang dikembangkan perusahaan blockchain di Israel. Bidang lain seperti pertanian, kesehatan dan otomotif termasuk di daftar Israeli Blockchain Association.

Bagaimana dengan Indonesia? Menanggapi Israel sebagai pusat inovasi blockchain, Anata Wirapraja, Senior Product Manager HARA, berkata penerapan blockchain setiap negara bergantung kepada kebijakan yang dirancang negara tersebut, tentunya dengan memahami kegunaan blockchain untuk transparansi dan desentralisasi database. HARA merupakan startup blockchain Indonesia, sekaligus salah satu pendiri Indonesia Blockchain Hub yang diluncurkan pada Agustus silam.

“Persoalan di masa depan adalah tentang bagaimana kita bisa memberikan sosialisasi dan edukasi tentang teknologi blockchain kepada masyarakat Indonesia. Hal tersebut merupakan tujuan utama dari adanya Indonesia Blockchain Hub (IBH). Diskusi terbuka antara pemerintah dan para pelaku industri juga harus dilakukan,” jelas Anata melalui wawancara kepada BlockchainMedia melalui Telegram (12/10).

Menurut Anata, pihak pemerintah dan regulator di Indonesia sudah mulai aktif mengkaji teknologi blockchain agar dapat membuat kebijakan yang didasarkan pada data yang tepat dan analisa objektif, sehingga memberikan dampak positif saat teknologi blockchain diadopsi masyarakat. Pihak HARA juga aktif melakukan diskusi dengan para ahli atau penggiat blockchain dan aset digital untuk mengedukasi setiap lapisan masyarakat, dari mahasiswa hingga tokoh pejabat.

Begitu pula di Israel. Startup dan LSM di Israel fokus mengedukasi dan menekankan pentingnya blockchain serta menaikkan adopsi yang masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain seperti Korea, Tiongkok dan Jepang.

Soal Initial Coin Offering (ICO), pada bulan Maret 2018, Israeli Securities Authority (ISA) merilis laporan interim mengenai regulasi ICO publik, dimana laporan ini disebut memajukan inovasi blockchain dan uang kripto. Daniel Peled, President startup Orbs yang berbasis di Tel Aviv, berkomentar kepada Coin Journal tentang laporan tersebut, “Sangat jelas berdasarkan laporan itu, dan dari diskusi kami dengan anggota komite ISA, mereka tidak akan mematikan pasar ICO, tetapi sedang mencari keseimbangan yang tepat di mana bisnis kripto bisa berkembang di Israel sekaligus melindungi hak investor token/kripto.”

Laporan ISA bertujuan menemukan titik imbang antara melindungi investor dan mendorong inovasi. Pihak ISA menugaskan panitia khusus untuk proyek tersebut. Beberapa kesimpulan yang tertulis di laporan ISA adalah keputusan menganggap kripto sebagai sekuritas berdasarkan per kasus, tetapi tidak termasuk produk seperti bursa kripto dan platform pembayaran. [ed]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait