Kapan bear market Bitcoin atau crypto adalah pertanyaan besar di tahun 2025 ini dalam kaitannya dengan siklus terkait Halving BTC 2024. Jika situasi itu tiba, apakah akan sebesar 2018 atau 2022? Artikel ini secara lengkap mengupasnya, sehingga dapat menjadi referensi yang utuh.
Harga Bitcoin mencetak rekor baru pada Mei 2025 lalu di kisaran hampir US$112 ribu. Euforia pasar kripto pun meningkat dan meyakini harga BTC bisa mencetak rekor baru berikutnya, karena pasar mata uang kripto dinilai masih cerah. Namun di balik optimisme itu, muncul satu pertanyaan yang tidak kunjung hilang: kapan bear market Bitcoin akan dimulai? Atau secara lebih luas, kapan bear market crypto akan kembali mengguncang pasar? Untuk menjawabnya, kita perlu menelusuri lebih dalam ke struktur teknikal jangka panjang dan sinyal-sinyal makroekonomi global. Inilah 9 petunjuk penting yang bisa menjadi referensi bagi investor dan trader kripto.

1. Struktur Harga Bitcoin Mengikuti Pola Diametric Sejak 2010
Berdasarkan teori NeoWave, Bitcoin telah membentuk pola besar bernama Diametric sejak titik terendahnya di tahun 2010. Ini adalah struktur korektif rumit yang terdiri dari tujuh gelombang (A hingga G). Saat ini, Bitcoin diyakini oleh kanal Telegram Trading Heights berada di gelombang kelima, yaitu Wave-b, yang masih berlangsung. Menurutnya, pola ini bukanlah sinyal bull market murni, melainkan bagian dari koreksi jangka panjang yang belum selesai. Gambar di bawah ini grafik prediksi kapan bear market Bitcoin bisa dimulai berdasarkan teori NeoWave.Â
2. Wave-b: Kenaikan Harga Tapi Masih Korektif
Masih berdasarkan analis itu, selama enam bulan terakhir, Bitcoin mencetak all-time high baru. Namun dalam kerangka NeoWave, lonjakan ini bukan gelombang impulsif, melainkan bagian dari Wave-b (kotak merah terakhir), yang bersifat korektif. Kenaikan yang terjadi dalam Wave-b sering mengecoh pelaku pasar karena terlihat sangat kuat, padahal belum menandai akhir dari pola koreksi.
“Dalam enam bulan terakhir, Bitcoin mencetak rekor harga tertinggi baru. Ini menandakan bahwa koreksi (Wave-X) sangat kuat dan kompleks. Menurut logika NeoWave, koreksi seperti ini tidak harus menjebol dasar Wave-F. Hal ini memperkuat indikasi bahwa reli ini belum selesai dan Wave-b masih terbentuk,” sebut pengelola kanal itu.
Dengan kata lain, meskipun Bitcoin naik tajam belakangan ini lalu turun hingga di bawah US$100 ribu, analisis berdasarkan NeoWave melihat bahwa tren ini belum akhir dari pola koreksi. Kenaikan ini masih bagian dari Wave-b, dan bear market (fase turun besar) bisa saja datang setelah gelombang ini selesai, tetapi bukan saat ini.
BACA JUGA: Kapan Bear Market BTC Berikutnya dalam Siklus Halving?
3. Ukuran Wave-b Sudah 200 Persen dari Wave-a
Berdasarkan grafik di atas, saat ini, Wave-b sudah dua kali lebih besar dari Wave-a, dan ini lazim terjadi dalam pola datar (flat correction). Rasio ini memperkuat pandangan bahwa Bitcoin belum memasuki bull run sejati. Artinya, pasar masih berada di zona transisi yang penuh gejolak, bukan dalam tren naik jangka panjang yang stabil.
4. Puncak Wave-b Diperkirakan Terjadi Akhir 2025 atau Awal 2026
Dari segi waktu, analis NeoWave memperkirakan bahwa puncak Wave-b baru akan tercapai menjelang akhir 2025 atau awal 2026. Jadi, jika Anda bertanya-tanya kapan bear market Bitcoin akan dimulai, jawaban awalnya adalah: bukan saat ini. Koreksi besar kemungkinan baru akan terjadi setelah puncak Wave-b tercapai.
BACA JUGA: Kapan Sebaiknya Jual Crypto?
5. Belum Ada Tanda-Tanda Kelelahan Struktur Makro
Indikator teknikal dari grafik mingguan dan bulanan juga belum menunjukkan tanda-tanda kelelahan (macro exhaustion). Momentum disebut masih kuat, struktur harga masih belum selesai terbentuk, dan belum ada pola distribusi besar yang menandakan akhir tren. Ini memperkuat argumen bahwa pasar masih dalam fase pertumbuhan, meskipun korektif.
6. Likuiditas Uang Fiat Global Masih Menguat
Siklus Bitcoin sangat terikat pada likuiditas global, khususnya peredaran uang (M2 liquidity). Menurut analisis dari kanal Telegram Crypto Uncle, saat ini kita berada dalam fase ketiga dari siklus Bitcoin, yaitu The Final Parabola. Fase ini ditandai oleh lonjakan harga akibat arus uang fiat besar-besaran (likuditas meningkat), sebelum akhirnya mengalami penurunan tajam saat likuiditas menyusut.
7. Bear Market Baru Datang Setelah M2 Global Menurun Tajam
Dalam siklus sebelumnya, bear market Bitcoin dimulai setelah indikator likuiditas global (money flow strength) menurun tajam. Saat ini, M2 global belum menunjukkan pelemahan berarti. Maka, kapan bear market crypto dimulai? Jika mengikuti pola ini, jawabannya kemungkinan besar baru akan terjadi setelah Oktober 2025, saat likuiditas mulai menyusut.
BACA JUGA: Bitcoin Belum di Puncak, Ini Tandanya!
8. Periode Akumulasi Panjang Bisa Picu Ledakan Harga Sebelum Turun
Bitcoin saat ini telah menghabiskan hampir 200 hari dalam fase akumulasi—bergerak dalam rentang sempit tanpa ekspansi besar. Data dari Crypto Uncle mencatat bahwa dalam dua tahun terakhir, hanya 36 hari yang benar-benar digunakan dalam fase ekspansi (kenaikan tajam).
“Semakin lama fase akumulasi ini, semakin besar potensi breakout yang akan datang—dan itu bisa terjadi sebelum bear market dimulai,” sebutnya.
9. Koreksi Wave-X Kemungkinan Tidak Dalam
Setelah puncak Wave-b, struktur NeoWave memperkirakan koreksi Wave-X. Namun koreksi ini tidak harus membawa harga turun ke bawah Wave-F. Artinya, meski akan ada penurunan setelah puncak, kemungkinan besar itu hanyalah koreksi sehat—bukan bear market besar seperti yang terjadi di 2018 atau 2022.
Bear Market Belum Sekarang, Tapi Akan Datang
Berdasarkan seluruh data dan pendekatan analitik di atas, baik dari sisi teknikal (NeoWave) maupun makro (likuiditas global), kita bisa menyimpulkan bahwa bear market Bitcoin belum dimulai. Harga masih berada di tengah fase korektif besar, dan puncaknya kemungkinan baru terjadi di akhir 2025. Maka, untuk sementara, jawaban dari pertanyaan kapan bear market crypto dimulai adalah: belum sekarang, namun bisa jadi sekitar kuartal IV 2025 hingga awal 2026.
Prediksi Bear Market Lainnya
Pada prediksi sebelumnya tentang kapan bear market Bitcoin disebut terjadi pada tahun 2026, dengan harga anjlok hingga US$50.000 setelah mencapai puncaknya pada siklus halving berikutnya. Analis teknikal Xanrox memperkirakan puncak harga Bitcoin akan terjadi antara Februari hingga November 2025 di kisaran US$125.000, sebelum koreksi besar terjadi seperti yang biasa terjadi setiap empat tahun sekali.
Xanrox menjelaskan bahwa penurunan tersebut bisa mencapai 65 persen, lebih kecil dibanding siklus sebelumnya karena keterlibatan institusi yang kian besar dalam pasar kripto. Ia juga mengidentifikasi beberapa level teknikal penting, seperti US$105.544, US$110.342, dan US$118.109, yang berpotensi menjadi titik resistensi sebelum harga mencapai puncaknya.
Setelah halving keempat pada April 2024, Bitcoin diprediksi akan mencapai puncak harga antara pertengahan 2025 hingga awal 2026. Mengacu pada pola historis, harga berpotensi melonjak hingga US$250.000–300.000, sebelum memasuki fase bear market. Seperti dalam siklus sebelumnya, koreksi besar biasanya terjadi 12–18 bulan setelah puncak, dengan potensi penurunan 70 hingga 85 persen.
Pada Februari 2025 lalu, Glassnode menilai siklus saat ini menyerupai pola 2015–2018 dan juga menunjukkan kemiripan dengan pasca-halving kedua, ketika harga sempat stagnan sebelum melonjak. Jika pola ini berulang, maka setelah mencapai puncak pada 2025, harga Bitcoin kemungkinan akan mengalami penurunan tajam mulai akhir 2025 hingga 2026, menyentuh level antara US$50.000–90.000 sebelum memasuki masa pemulihan menuju halving 2028.
Namun, penting untuk dicatat bahwa fase menjelang puncak biasanya sangat volatil. Harga bisa naik tajam dan terkoreksi dalam waktu singkat. Investor perlu bersiap menghadapi volatilitas dan tidak terjebak dalam euforia jangka pendek. Fokus pada struktur jangka panjang adalah kunci untuk tetap waras dan strategis dalam mengelola portofolio kripto Anda. [ps]