Kehilangan Bitcoin Senilai Triliunan Rupiah, Pria Ini Depresi Berat

Seorang pria telah membagikan pengalaman yang teramat pahit perihal dirinya dengan aset kripto utama, Bitcoin (BTC), yang membuatnya merasa depresi berat.

Berdasarkan laporan dari The Sun, Jumat (17/12/2021), pria ini telah gagal menjadi seorang triliuner setelah kehilangan 10.000 koin BTC yang ada di dalam laptop lamanya.

Gagal Menjadi Triliuner dari Bitcoin 

Melalui postingan di Reddit, pria yang merahasiakan identitasnya tersebut membagikan kisah awal bagaimana dirinya memiliki hingga kehilangan Bitcoin.

Pada awal 2010, pria tersebut telah mendapatkan tips hangat dari teman sekamar kuliahnya dan akhirnya memutuskan untuk membeli 10.000 BTC hanya dengan menghabiskan US$80 saja, setara Rp1,2 juta.

Dalam pembelian tersebut, pria tersebut memutuskan untuk menyimpan kunci pribai di laptopnya setelah mentransfernya dari USB.

Hingga lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan, lambat laun ia pun melupakan kepemilikan Bitcoinnya.

Dan empat tahun kemudian, 2014, pria ini pun mengingat kepemilikannya setelah kripto mulai muncul kepermukaan dan menjadi daya tarik bagi lebih banyak orang.

Sayangnya, saat ia mencari laptop lamanya yang telah rusak, tempat ia menyimpan kunci pribadi dari dompet Bitcoinnya, itu sudah hilang. Ternyata laptop, tersebut sudah dibuang oleh ibunya.

Tentu saja, perasaannya pun langsung bercampur aduk pada saat itu membayangkan dirinya telah gagal menjadi seorang triliuner dari Bitcoin.

Bagaimana tidak, kepemilikannya saat ini tentu sudah bernilai sekitar US$300 juta, atau setara Rp4,3 triliun.

“Saya benar-benar pingsan, saya marah, bingung, kaget, dalam penyangkalan, sedih, marah dan banyak emosi lainnya,” ujarnya.

Hal ini telah memberi pukulan keras bagi dirinya, sehingga dia mengklaim bahwa dirinya kini menderita gangguan mental dan depresi setiap hari.

Saat ini, dia benar-benar telah merusak hidupnya, bahkan telah dikeluarkan dari pekerjaannya karena kurangnya motivasi hidup dari dirinya. Pria ini juga memilih untuk menjauh dari keluarga dan teman-temannya.

“Segalanya tidak sama seperti dulu dan tidak akan pernah sama karena Bitcoin telah menghancurkan hidup saya, atau mungkin saya membiarkannya menghancurkan hidup saya,”ujarnya.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini, terlepas dari kebenarannya, adalah untuk menyimpan kunci pribadi di dalam tempat yang mudah untuk di akses.

Selain menyimpan di perangkat teknologi, ada baiknya juga ditulis secara manual di selembar kertas dan disimpan di tempat yang mudah untuk diingat. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait