Kejahatan Kripto di Inggris Meningkat Pesat Sejak 2016

Kian berkembangnya industri kripto, telah disertai dengan peningkatan kejahatan di dalamnya, yang terus merugikan investor ritel.

Daya tarik dari aset kripto, seperti pengembalian yang tinggi dan cepat, telah membawa pelaku kejahatan kripto untuk terus masuk dan berupaya, memanfaatkan segala celah yang ada, seperti keamanan platform yang rentan dan investor ritel yang kurang teredukasi.

Bahkan, iklan menyesatkan terkait aset kripto rug pull pun masih marak beredar di sosial media dan telah memakan banyak korban.

Dana mereka pun tidak dapat lagi terselamatkan karena pelaku melarikan diri dan sebagian menggunakan layanan mixing untuk menyamarkan aset hasil kejahatan mereka.

Dan membahas tingkat kejahatan kripto yang terus meningkat, Inggris adalah salah satu negara yang konsisten akan hal tersebut.

Kejahatan Kripto di Inggris Terus Meningkat

Berdasarkan laporan Finbold, sejak 2016, Inggris diketahui telah memiliki lebih dari 34.000 laporan terkait aktivitas kejahatan kripto.

Dari penyelidikan mendalam yang dilakukan oleh Crypto Head, angka tersebut mewakili pertumbuhan tahunan rata-rata 100 persen. Menjadi pertumbuhan yang pesat dan konsisten selama lebih dari 5 tahun.

Selain itu, penyelidikan tersebut juga membandingkan pengaduan terkait kripto yang didapat oleh Freedom of Information Act, dengan seluruh kasus yang ada di Inggris, AS dan Australia.

Meski secara persentase beragam, tetapi pertumbuhan terus terjadi di sepanjang tahun, yang terlihat konsisten seiring dengan perkembangan industri kripto yang terus berekspansi dan menyerap investor baru.

Dan hanya dalam kurun waktu satu tahun, korban kejahatan kripto di negeri Ratu Elizabeth tersebut telah memiliki total kerugian sekitar US$241 juta, atau setara Rp3,61 triliun.

Yang menarik adalah, hampir 12 persen dari 9.458 korban adalah anak muda berusia 18 sampai 25 tahun.

Itu adalah rentang usia yang paling banyak menjadi korban, yang kemungkinan karena lebih sering mengakses informasi tak bertanggungjawab dan menyesatkan di sosial media.

Juga, 59,8 persen korban di sepanjang tahun 2021 di Inggris adalah laki-laki. Itu sedikit lebih dari setengahnya, yang berarti juga ada banyak kaum hawa yang tertarik masuk ke aset kripto, namun menjadi korban juga. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait