Seiring pertumbuhan ekosistem kripto di tahun 2025, kompetisi dalam dunia investasi juga semakin ketat. Investor yang masuk ke pasar dengan harapan keuntungan cepat sering kali menemukan diri mereka dalam posisi merugi.
Menurut analis kripto Lark Davis, banyak investor yang mengalami dampak psikologis akibat kejatuhan proyek besar seperti FTX dan Terra di tahun 2022. Rasa takut kehilangan uang kembali membuat mereka enggan menahan aset dalam jangka panjang, yang pada akhirnya menciptakan pola perdagangan yang serba cepat dan tidak stabil.
Di sisi lain, volatilitas tinggi juga dipicu oleh perilaku investor besar seperti whale dan venture capital (VC), yang dengan cepat beralih dari satu sektor ke sektor lain. Hal ini membuat pergerakan harga sulit diprediksi dan semakin menyulitkan investor ritel untuk mendapatkan keuntungan berkelanjutan.
Kripto di 2025: Lonjakan Jumlah Token dan Persaingan Ketat
Selain faktor psikologis, Lark Davis juga menyoroti meningkatnya jumlah token di pasar. Pada tahun 2024, rata-rata 5.300 token baru diluncurkan setiap harinya. Menjelang akhir tahun, angka ini semakin melonjak. Diperkirakan jumlah token yang beredar akan mencapai lebih dari 100 juta pada akhir 2025.
Ini menciptakan tantangan besar bagi investor karena semakin sulit menemukan proyek yang memiliki fundamental kuat di antara lautan token baru yang beredar.
Davis juga menekankan bahwa tanpa wawasan mendalam atau akses ke informasi eksklusif, investor ritel berisiko tertinggal dibandingkan dengan mereka yang lebih dulu masuk.
“Jika Anda tidak mengikuti perkembangan sejak awal, maka Anda hanya akan membeli di harga tertinggi,” ujar Davis.
Meningkatnya Kasus Penipuan dan Keamanan
Ancaman lain yang semakin membesar adalah meningkatnya jumlah kasus penipuan dan eksploitasi keamanan dalam dunia kripto.
Davis mencatat bahwa meskipun investor semakin skeptis terhadap skema investasi yang mencurigakan, jumlah penipuan justru terus bertambah. Salah satu kasus besar yang disorot adalah runtuhnya token Hawk pada Desember 2024, yang nilainya anjlok dari US$500 juta menjadi hampir nol dalam hitungan menit.
Selain itu, penggunaan deepfake AI untuk memanipulasi promosi token palsu di media sosial juga semakin marak.
Pada Januari 2025, akun Instagram UFC diretas dan digunakan untuk mempromosikan koin meme berbasis Solana yang akhirnya menjadi skema penipuan. Investor yang tidak waspada sering kali menjadi korban dari manipulasi semacam ini.
“Jangan pernah mengklik tautan sembarangan, terutama di media sosial,” kata Davis.
Ia juga menyarankan agar investor selalu memeriksa izin akses dompet kripto mereka melalui platform seperti revoke.cash guna mengurangi risiko peretasan.
Ketidakpastian Makroekonomi dan Dampaknya
Ketidakpastian makroekonomi juga berperan dalam semakin sulitnya investasi kripto. Salah satu pemicunya adalah kebijakan perdagangan global, seperti tarif impor yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada awal 2025.
Tarif ini langsung mengguncang pasar global, termasuk pasar kripto, dan menyebabkan gelombang likuidasi besar-besaran senilai US$8-10 miliar hanya di platform Bybit.
Bitcoin sempat turun ke level US$91.000 dalam peristiwa ini, sementara altcoin mengalami dampak lebih besar dengan beberapa aset kehilangan hingga 50 persen nilainya dalam satu hari. Lonjakan likuidasi ini mengingatkan investor bahwa pasar kripto masih sangat rentan terhadap kebijakan ekonomi global.
Dominasi Bitcoin dan Stagnasi Altcoin
Faktor lain yang membuat investasi kripto semakin menantang adalah dominasi Bitcoin yang tetap tinggi. Hingga awal 2025, Bitcoin masih menguasai sekitar 60,6 persen dari total kapitalisasi pasar kripto. Hal ini menyebabkan altcoin kesulitan untuk mengalami kenaikan signifikan.
“Ketika Bitcoin naik, altcoin tetap stagnan. Ketika Bitcoin turun, altcoin justru anjlok lebih dalam,” jelas Davis.
Ia menambahkan bahwa siklus ini membuat banyak investor frustrasi karena altcoin tidak mendapatkan momentum yang cukup untuk tumbuh. Namun, jika siklus pasar mengikuti pola 2021, ada kemungkinan dominasi Bitcoin akan melemah, membuka peluang bagi altcoin untuk mengalami reli besar.
Menghadapi kondisi pasar yang semakin sulit, Davis menekankan pentingnya strategi yang lebih adaptif. Ia menyarankan agar investor tidak terlalu terpaku pada tren jangka pendek dan lebih fokus pada fundamental aset yang mereka pegang.
“Jangan terbawa hype. Lakukan riset mendalam dan jangan ragu untuk mengambil keuntungan sebelum terlambat,” ujarnya.
Keamanan juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Investor perlu lebih waspada terhadap skema penipuan, memastikan keamanan dompet mereka, dan menggunakan autentikasi dua faktor untuk perlindungan tambahan.
Meskipun tantangan semakin besar, Davis tetap optimis bahwa peluang masih ada bagi mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat.
“Pasar ini tidak peduli dengan impian Anda. Ini adalah permainan bertahan hidup, dan yang paling cerdaslah yang akan menang,” pungkasnya. [st]