Komputer Kuantum Bisa Meretas Bitcoin?

IBM terus meningkatkan kemampuan komputer kuantumnya hingga jutaan qubit hingga tahun 2030. Pada 2023 komputer kuantum IBM terbaru diperkirakan bisa menembus 1000 qubit untuk pertama kali. Tapi, dapatkah komputer kuantum retas BTC di masa depan?

Komputer kuantum secara teori dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada jika dibandingkan dengan komputer klasik yang membutuhkan jutaan tahun untuk menyelesaikannya. Tapi, komputer kuantum sekarang memiliki kemampuan terbatas.

Walaupun demikian, IBM dengan pasti terus menambah jumlah qubit ini. Awalnya hanya 5 qubit saja namun bertambah hingga 433 qubit Osprey. Jadi, dapat diperkirakan perkembangan komputer kuantum akan berkembang dengan pesat.

Tapi, terdapat ancaman dari perkembangan komputer kuantum ini terutama pada aset kripto. Mengapa? Karena kripto terbentuk dari serangkaian angka (singkatnya matematika), dikutip dari Spectrum.

Jadi, secara teori jika komputer kuantum ini bisa memecahkan rumitnya serangkaian angka yang menyusun Bitcoin dan aset kripto lain. Maka, komputer tersebut dapat meretas BTC dengan mudah. Namun, benarkah?

Apa Itu Komputer Kuantum?

Sebelum Anda mengetahui lebih lanjut antara komputer kuantum dengan Bitcoin, maka penting untuk memahami apa itu komputer kuantum.

Sistem di dalam komputer kuantum memanfaatkan sifat mekanika kuantum untuk melakukan perhitungan. Pada komputer klasik, informasi disimpan dan diolah dalam bit biner berupa angka 0 dan 1.

Tapi, dalam komputer kuantum informasi justru disimpan dalam bit kuantum yang dikenal dengan qubit yang bisa dalam bentuk 0, 1 atau a superposisi 0 dan 1.

Inti utama dari kuantum adalah keterikatan. Jadi, status dalam 1 qubit akan berkaitan dengan qubit lainnya. Hal inilah yang membuat komputer tersebut dapat melakukan perhitungan cepat daripada komputer klasik.

Sistem algoritma pada komputer kuantum akan memanfaatkan sifat unik qubit sehingga bisa menyelesaikan masalah atau perhitungan dengan efisien. Contohnya faktorisasi bilangan besar yang diyakini tidak bisa diselesaikan oleh komputer klasik.

Komputer kuantum juga dapat digunakan untuk simulasi kuantum, yang memungkinkan pemodelan sistem kuantum kompleks yang sulit dipelajari menggunakan komputer klasik.

Implementasi dari komputer ini akan memakai gabungan antara hardware seperti qubit superkonduktor, software untuk melakukan perhitungan. Walaupun demikian, perkembangan komputer ini menjadi tantangan besar untuk komputasi kuantum.

Walaupun masih tergolong baru. Komputer kuantum berkembang sangat pesat dan berpotensi menjadi revolusi pada berbagai bidang teknologi, sains, tentunya kriptografi dan pengoptimalan.

Setidaknya terdapat beberap perusahaan yang mengembangkan komputer kuantum tersebut seperti IBM, Google, Rigetti, Honeywell, Alibaba, dan lainnya.

Seberapa Amankah Enkripsi Bitcoin?

Sebelum menjawab pertanyaan besar bagaimana komputer kuantum retas Bitcoin? Anda juga harus memahami bagaimana keamanan enkripsi dari Bitcoin bekerja.

Bitcoin sebagai aset kripto terbesar saat ini setidaknya menggunakan kombinasi 256 kata kunci yang secara teoritis sulit sekali dibajak oleh komputer super apalagi komputer klasik.

Cara termudah untuk memecah enkripsi adalah dengan mengenal polanya atau menggunakan serangan brute force dengan cara memaksa komputer untuk memproses data sehingga menelusuri semua kemungkinan kombinasi angka secara sistematis.

Kata sandi yang biasa digunakan dapat diretas karena kelemahan manusia dalam membuat kode acak. Umumnya manusia akan memakai nama hewan peliharaan, tanggal lahir, dan Kata sandi klasik yaitu 123456.

Tapi, bahkan ketika melakukannya secara acak, pemrosesan komputer standar hanya dapat memecahkan kata sandi delapan huruf dalam huruf kecil dan tidak ada karakter khusus dalam waktu 8,5 jam, sementara komputer super bisa dalam waktu singkat.

Peningkatan kemampuan pemrosesan komputer klasik dibatasi oleh Hukum Moore. Karena, memprediksi jumlah transistor pada microchip akan berlipat ganda pada dua tahun.

Karenanya, menebak atom dari seluruh alam semesta terasa mustahil dengan super komputer sekalipun. Jadi, secara teori dan Hukum Moore Bitcoin sangatlah aman.

Namun, seluruh basis daya komputasi dan ancaman yang ditimbulkan pada algoritme seperti SHA256 sedang diganggu oleh paradigma baru dalam teknologi yang tidak dibatasi oleh komputasi biner.

Karenanya, komputasi kuantum dan pendapat beberapa orang yang mereasa khawatir komputer kuantum bisa retas BTC sehingga mengubah iklim kripto dan keamanannya untuk masa depan.

Bagaimana Komputer Kuantum Meretas Bitcoin?

Ketakutan akan kemampuan komputer kuantum meretas Bitcoin didasari ketika terjadi serangan brute force ke tingkat yang lebih tinggi, di mana serangan juga diaplikasikan untuk membelanjakan BTC.

Perlu diingat bahwa cara membelanjakan Bitcoin hanya membutuhkan sepasang kunci 256-bit yang valid, jadi serangan kuantum hanya akan mencoba memecahkan algoritma ECDSA dengan menghitung kunci pribadi dari kunci publik yang diketahui.

Jadi ancaman khusus ini berlaku untuk Kunci Publik yang diketahui. Awalnya, Bitcoin menggunakan P2PK (Pay-to-Public-Key) yang mengungkap Kunci Publik.

Tetapi sebagian besar transaksi Bitcoin yang Tidak Terpakai (UTXO) menggunakan bentuk hash yang diperbarui (P2PKH) sehingga lebih sulit untuk mengetahui kunci publik.

Update Taproot di Bitcoin dikembalikan untuk mengungkap informasi kunci publik yang menunjukkan bahwa tim utama Bitcoin, yang bertanggung jawab atas pengembangannya tidak perduli dengan ancaman dari komputasi kuantum.

Ancaman yang Mungkin Terjadi Dari Komputer Quantum

Walaupun ada kemungkinan komputer kuantum retas Bitcoin dan aset kripto tapi Anda jangan panik. Karena, kemampuan komputasi kuantum sangat berbeda dari kenyataan saat ini.

Penelitian dari University of Sussex, Universal Quantum dan Qu&Co yang diterbitkan pada Januari 2022 di AVS Quantum Science menunjukkan bahwa komputer kuantum harus menjadi sejuta kali lebih cepat untuk memecahkan kriptografi bitcoin.

Penelitian mereka didasarkan pada asumsi bahwa komputer kuantum terbesar saat ini, prosesor Eagle IBM, saat ini berisi 127 qubit superkonduktor.

Hal ini melampaui Google dan Universitas Sains dan Teknologi di China dan secara teoritis lebih kuat daripada gabungan semua superkomputer di planet ini.

Tetapi untuk memecahkan Bitcoin dalam waktu 24 jam, tim menghitung akan membutuhkan komputer kuantum dengan 13 juta qubit.

Butuh 1 juta kali lebih besar dari Eagle dan akan meningkat menjadi 1,9 miliar qubit untuk melakukan pemrosesan hanya untuk membaca jendela konfirmasi dalam waktu 10 menit Bitcoin.

“Komputer kuantum tercanggih saat ini hanya memiliki 50-100 qubit. Perkiraan kebutuhan kami sebesar 13-300 juta qubit fisik yang menunjukkan bahwa Bitcoin harus dianggap aman dari serangan kuantum untuk saat ini,” ujar Mark Webber, arsitek kuantum di Universal Quantum.

“Teknologi komputasi kuantum berkembang pesat dengan terobosan reguler yang memengaruhi perkiraan tersebut dan menjadikannya skenario yang sangat mungkin terjadi dalam 10 tahun ke depan,” tambahnya.

Tapi, perlu diingat ini hanya berlaku untuk super komputer saat ini. Jadi, peluang komputer kuantum retas Bitcoin masih dapat terjadi pada beberapa tahun ke depan.

Dan untuk mendorong hal ini, pada 2018 lalu Universal Quantum menghitung bahwa untuk memecahkan enkripsi RSA, yang biasa digunakan oleh penyedia email dan bank. Komputer kuantum ion harus berukuran 100m2 yang berarti seukuran lapangan sepak bola.

Mengingat perkembangan dalam empat tahun belakangan ini, mereka merevisi bahwa perkiraannya turun dengan faktor 50, sehingga komputer kuantum dengan ukuran 2,5m2 sudah cukup.

IBM bertujuan untuk meningkatkan lebih dari tiga kali lipat kemampuannya menjadi 433 qubit pada 2022 dengan prosesor yang disebut Osprey, kemudian peta jalannya memprediksi lompatan ke 1.121 qubit dengan Condor pada 2023.

Jika ambisi tersebut tercapai, IBM menargetkan untuk mencapai 1 juta qubit pada 2030. Secara kebetulan, target ini sama seperti yang ditetapkan oleh Google, sementara China mengucurkan dana dalam jumlah besar ke bidang tersebut.

Pada tahapan ini, kriptografi Bitcoin secara realistis berada di bawah ancaman tetapi itu mengasumsikan tidak ada peningkatan paralel dalam algoritma kriptografi untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh komputer kuantum, dikutip dari Ngrave.

Apakah Serangan Komputer Kuantum Pada Bitcoin Masuk Akal?

Sulit diketahui bagaiaman komputer kuantum mengancam Bitcoin karena terdapat banyak hal yang masih belum diketahui. Contohnya:

  • Bagaimana mengetahui tolak ukur dari kemampuan komputer kuantum? mengingat pembahasannya berkaitan dengan keamanan nasional.
  • Berapa tingkat skala komputasi kuantum?
  • Apakah ada batasan praktis dari komputasi kuantum?
  • Seberapa mudahkah menerapakan algoritma yang tahan terhadap kuantum?
  • dan lainnya.

Pada dasarnya adalah pertanyaan tentang kemungkinan tersebut berlaku secara ilmiah. Tapi diskusi seputar potensi komputer kuantum untuk memecahkan Bitcoin juga harus fokus pada apakah itu masuk akal atau tidak.

Komputer kuantum tidak dibuat hanya untuk tujuan meretas Bitcoin, itu hanya menjadi judul yang bagus untuk mengasumsikan bahwa ini mungkin ada dalam daftar tugas mereka.

Beberapa analis percaya bahwa skenario yang paling masuk akal untuk serangan kuantum adalah memanen data terenkripsi yang ada sekarang, pada dasarnya menyiapkan pekerjaan dasar tertentu dan hanya cukup jika qubitnya tersedia.

Tetapi biaya membangun komputer kuantum sangat besar sehingga hanya ada beberapa organisasi yang mampu melakukannya.

“Menurut sebagian besar perkiraan, satu qubit berharga sekitar US$10.000 dan perlu didukung oleh sejumlah elektronik pengontrol gelombang mikro, kabel koaksial, dan bahan lain yang memerlukan ruang terkontrol besar agar dapat berfungsi.” ujar Seeqc.

Berdasarkan angka kasar dari Seeqc, yang mengembangkan aplikasi komputasi kuantum yang layak secara komersial dan persyaratan 13 juta qubit yang dihitung oleh Universal Quantum.

Maka, perkiraan konservatif dari biaya komputer kuantum yang cukup besar untuk memecahkan Bitcoin adalah (13 juta*US$10.000 )= US$130 miliar ditambah biaya perangkat keras.

Mesin itu harus dibangun dengan sangat rahasia, tanpa mengubah protokol Bitcoin untuk menerapkan tada yang resisten. Setelah itu mulai membuat pembelanjaan ganda dan pemegang memahami mengapa harga Bitcoin akan runtuh sehingga prosesnya sia-sia.

Pada dasarnya hal ini dapat dikatakan sebagai bunuh diri dari sisi finansial. Karena biaya dan kesulitan dalam membangun komputer kuantum sangat tinggi.

Jika tidak, satu-satunya pihak yang bisa melakukannya adalah negara, yang termotivasi untuk mengendalikan informasi dan bukan keuntungan finansial langsung, untuk membangun komputer kuantum yang mampu memecahkan Bitcoin.

Tetapi jika niat mereka adalah untuk menghancurkan atau menumbangkannya, ada pilihan yang tidak terlalu rumit.

Model ancaman Bitcoin yang paling mudah adalah ancaman manusia. Tidak diperlukan qubit, hanya aspek teknik yang sudah digunakan oleh dinas rahasia, seperti menyusup ke tim inti Bitcoin atau sekadar mengendalikan pasar untuk perangkat keras mining Bitcoin.

Jika gagal, mereka dapat dengan mudah melakukan apa yang telah dilakukan China dan melarangnya peredaran dan penggunaannya.

Perhatian sebenarnya dari ruang komputer kuantum bukanlah Bitcoin. Karena secara logis kaitannya dengan BTC sangat rendah.

Hampir seluruh pelayanan online sekarang aman dan dapat digunakan dengan baik. Termasuk sistem enkripsi perbankan yang umumnya menggunakan sedikit kombinasi angka sehingga fokus kebanyakan orang justru pada masalah ini.

Mengingat perkembangan paralel dalam resistensi kuantum, bisa jadi ancaman yang ditimbulkan oleh komputasi kuantum berakhir sama berlebihannya dengan ancaman dari bug Y2K.

Banyak yang memperkirakan 1 Januari 2000 akan memicu bencana komputer akhir zaman. Itu akhirnya hanya menjadi isu dan gangguan yang sepele.

Pada tahap ini, ada terlalu banyak hal yang tidak diketahui untuk membuat prediksi yang berani tentang komputer kuantum yang dapat membunuh Bitcoin.

Jadi daripada mengkhawatirkan potensi ancaman di masa depan yang terlalu rumit untuk dipahami dengan baik, fokuslah untuk melindungi bitcoin Anda dari ancaman yang kita tahu nyata pada saat ini.

Walaupun terdapat kemungkinan komputer kuantum retas BTC. Ini hanya mungkin terjadi jauh di tahun-tahun berikutnya. Jadi, sebaiknya Anda lebih fokus pada masalah peretasan BTC yang umum terjadi pada saat ini. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait