Kraken, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, kembali mencuri perhatian setelah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ratusan karyawan dalam beberapa bulan terakhir. Langkah ini bukan kali pertama dilakukan oleh perusahaan yang berbasis di AS tersebut.
Oktober lalu, Kraken telah memangkas sekitar 400 posisi atau sekitar 15 persen dari total karyawannya. Gelombang efisiensi ini disebut sebagai bagian dari penataan ulang organisasi demi menghadapi rencana masa depan yang lebih ambisius, termasuk kemungkinan melantai di bursa saham AS.
Namun di balik langkah efisiensi ini, ada pesan yang ingin disampaikan oleh pihak manajemen, di mana bursa tersebut tidak sedang terburu-buru mengejar gelar sebagai perusahaan publik.
Dalam sebuah wawancara, co-CEO Arjun Sethi secara tegas menyatakan bahwa proses IPO hanya akan dijalankan jika benar-benar mendatangkan manfaat bagi pelanggan dan memperkuat kepercayaan terhadap platform.
“Keputusan untuk go public akan kami ambil hanya jika itu menguntungkan klien kami dan memperkuat kepercayaan publik,” ujar Arjun Sethi.
Rangkaian PHK dan Fokus EBITDA
Sementara itu, gelombang PHK yang terjadi tak berhenti hanya pada pemangkasan Oktober lalu. Menurut beberapa sumber internal, pengurangan karyawan masih terus dilakukan hingga kini.
Tujuannya bukan hanya merampingkan organisasi, tapi juga meningkatkan performa EBITDA, istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan keuntungan operasional tanpa memperhitungkan beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.
Meski terdengar teknis, strategi ini cukup umum digunakan di dunia startup ketika perusahaan mulai mempersiapkan diri menghadapi pengawasan publik dan investor.
Dengan struktur organisasi yang lebih efisien, Kraken berharap bisa menunjukkan profitabilitas yang lebih stabil sebelum membuka diri ke pasar saham.
Tak Sekadar Efisiensi, Kraken Juga Akuisisi
Namun demikian, upaya Kraken bukan cuma soal pengurangan. Di sisi lain, perusahaan juga tengah agresif melakukan ekspansi. Salah satu langkah paling menonjol adalah akuisisi platform perdagangan ritel berjangka NinjaTrader senilai US$1,5 miliar.
“Bisnis Kraken berkembang pesat. Kami meluncurkan lebih banyak produk baru daripada sebelumnya, mendorong pertumbuhan pendapatan yang kuat, dan memperluas portofolio produk kami dengan cepat, termasuk melalui perjanjian untuk mengakuisisi NinjaTrader, yang diumumkan awal tahun ini,” ungkap juru bicara bursa tersebut, dilansir dari Reuters.
Ini merupakan bagian dari strategi Kraken untuk memperluas cakupan bisnisnya di luar aset digital, menyentuh ranah keuangan tradisional yang lebih luas.
Selain itu, bursa tersebut juga mulai memperkenalkan layanan perdagangan bebas komisi untuk lebih dari 11.000 saham dan ETF yang terdaftar di AS. Pendekatan ini mengisyaratkan bahwa Kraken ingin membaur lebih jauh dengan dunia finansial arus utama, bukan hanya menjadi pemain dalam ekosistem kripto semata.
Hambatan Regulasi Masih Jadi Momok
Lebih lanjut lagi, kendala terbesar yang masih membayangi rencana IPO Kraken bukanlah angka penjualan atau jumlah pengguna, melainkan lanskap regulasi yang tidak pasti.
Sejak Coinbase melantai pada 2021, banyak perusahaan kripto besar memilih untuk menunda niat serupa. Alasannya bukan tanpa dasar. Perubahan kebijakan yang cepat, perbedaan interpretasi antar badan pengawas, dan meningkatnya pengawasan terhadap kripto membuat jalan menuju IPO terasa lebih berliku.
Arjun Sethi pun tak menutup mata terhadap tantangan tersebut. Ia menegaskan bahwa sejak awal bergabung dengan Kraken, salah satu prioritas utamanya adalah membangun fondasi yang kuat melalui akuisisi dan optimalisasi agar perusahaan siap menghadapi dunia keuangan tradisional yang lebih mapan dan teregulasi.
Maju Perlahan Namun Pasti
Apakah Kraken akan benar-benar menjadi perusahaan publik dalam waktu dekat? Jawabannya masih samar. Tapi yang jelas, perusahaan ini tidak berdiam diri.
Di tengah pemangkasan dan ketidakpastian pasar, Kraken justru terus membangun pijakan baru di ranah tradisional, seolah ingin memastikan bahwa saat hari itu tiba, mereka benar-benar siap.
Mungkin seperti seseorang yang hendak ikut maraton besar, daripada langsung berlari, Kraken memilih untuk mengencangkan tali sepatu, mengatur napas dan memastikan semua otot siap diajak sprint panjang. [st]