Krisis Perbankan AS Kian Untungkan Crypto?

Krisis perbankan yang tengah terjadi di AS tampak telah membawa keuntungan pada aset crypto, menyusul beberapa spekulasi pengamat.

Pekan kemarin, Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank telah resmi mengalami kebangkrutan, membawa kehebohan di industri keuangan negeri Paman Sam.

Krisis Perbankan AS dan Dampaknya Bagi Aset Crypto 

Berdasarkan laporan Decrypt, krisis perbankan AS menyiratkan peluang bagi bank sentral AS untuk bersikap dovish, termasuk dalam menaikkan suku bunga.

Secara sentimen, ini diperkirakan akan membawa angin segar ke aset crypto, setelah lebih dari 12 bulan terhantam oleh pengetatan ekonomi AS.

Bank sentral AS, The Fed, memulai langkah agresifnya untuk melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga dalam setahun terakhir.

Saat ini, suku bunga berada di kisaran target 4,5 sampai 4,75 persen. Ini mulai menunjukkan tanda-tanda stres pada perbankan AS, menurunkan prospek kenaikan terbaru di bulan berikutnya.

Berdasarkan data dari alat CME FedWatch, persentase kemungkinan bank sentral untuk menunda kenaikan suku bunga telah melesat, dari nol persen ke 34 persen.

“Sikap bank sentral kemungkinan akan berubah menjadi hati- hati… Jika ada situasi yang memerlukannya [kenaikan suku bunga], mereka akan mengubah pandangan mereka dengan sangat, sangat cepat,” ujar Kepala Ekonom Internasional di ING Bank, James Knightley.

James pun berpendapat bahwa, kenaikan suku bunga saat ini sudah terlihat berada di puncak.

Perubahan sikap The Fed dengan cepat mengubah outlook dari investor, yang mulai mengalihkan dana mereka ke aset berisiko seperti saham dan kripto.

Terbukti dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin (BTC) telah naik lebih dari 9 persen, dan telah naik lebih dari 19 persen dalam 72 jam terakhir.

James pun berpendapat bahwa, bangkrutnya SVB adalah buah dari stres di industri perbankan AS akibat kenaikan suku bunga.

Pasar Fed Futures juga memperkirakan The Fed akan mulai memangkas suku bunga di beberapa titik di pengumuman selanjutnya. Pengamat mulai kurang yakin ada kemungkinan suku bunga tetap bertahan, atau naik di akhir tahun ini.

Tetap saja, James mengarisbawahi untuk tetap mewaspadai laporan data inflasi terbaru karena itu akan menjadi dasar apakah The Fed akan bertahan dengan sikap agresifnya atau tidak. [st]

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait