Bybit yang mengalami peretasan oleh Lazarus Group, salah satu insiden terbesar dalam sejarah kripto dengan kerugian lebih dari Rp23 triliun, kini menggelar sayembara atau bounty dengan hadiah fantastis untuk memburu para pelakunya.
Perburuan Besar Dimulai
Bybit mengumumkan pada 22 Februari 2025 program sayembara besar-besaran untuk melacak peretas yang diyakini sebagai Lazarus Group, yang mencuri dana mereka, dengan imbalan hingga Rp2,2 triliun.
“Dengan imbalan 10 persen dari jumlah yang berhasil dipulihkan, para kontributor berpotensi mendapatkan hadiah hingga senilai US$140 juta jika pemulihan penuh tercapai,” jelas pengumuman resminya.
Program bounty Bybit ditujukan bagi pakar keamanan siber dan analis blockchain yang bersedia membantu mengungkap jejak para pelaku peretasan Bybit.
Terungkap! Lazarus Group Ternyata Dalang di Balik Peretasan Bybit
Ben Zhou, CEO Bybit, mengungkapkan bahwa dalam waktu 24 jam setelah peretasan terjadi, banyak pihak di industri kripto yang memberikan dukungan dan bantuan.
“Kami ingin secara resmi memberi penghargaan kepada komunitas yang telah memberikan keahlian, pengalaman, dan dukungan mereka melalui Recovery Bounty Program ini,” tulis Zhou
Bala Bantuan untuk Bybit
Bybit tidak sendirian dalam menghadapi krisis ini. Sejumlah perusahaan besar telah memberikan bantuan, termasuk Antalpha, Bitget, Pionex, MEXC, Mirana, Sosovalue, Solana Foundation, TON Foundation, Blockchain Center Dubai, Ghaf Capital, Bitvavo, Tether, dan Galaxy Digital. CEO Bybit menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua mitra yang telah membantu mereka dalam situasi kritis ini.
“Bybit sangat terharu dengan semua dukungan yang kami terima dari mitra dan rekan-rekan industri selama masa kritis tadi malam. Di sini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua teman dan mitra yang telah menawarkan bantuan atau mendukung kami dalam berbagai cara,” tulis Zhou di X.
Sementara itu, pasca peretasan oleh Lazarus Group, Bybit mulai mengambil langkah strategis dengan membeli kembali ETH dalam jumlah besar, yang diduga untuk menggantikan aset yang dicuri sebelumnya.

Sebuah alamat yang diduga terkait dengan Bybit menerima sekitar US$100 juta dalam bentuk USDT dari alamat lain, kemudian mentransfer US$50 ke OTC Galaxy Digital dan FalconX untuk membeli 36.900 ETH yang kemudian disimpan kembali di Bybit.
Bos Bybit Setuju ETH Curian Bisa “Kembali”
Dalam sebuah diskusi di X Spaces pada 22 Februari, Zhou ditanya apakah ia akan mendukung rollback Ethereum ke kondisi sebelum peretasan terjadi. Secara diplomatis, ia memberikan jawaban terkait pertanyaan tersebut.
“Saya tidak yakin ini keputusan satu orang. Berdasarkan semangat blockchain, mungkin harus ada proses pemungutan suara untuk melihat keinginan komunitas,” kata Zhou.
Ide rollback ini mengingatkan pada kejadian besar dalam sejarah Ethereum pada tahun 2016, di mana jaringan ini mengalami hard fork setelah peretasan DAO yang menyebabkan kerugian sekitar US$60 juta.
Menelusuri Lagi Sejarah Kontroversial Ethereum Classic (ETC) dan Ethereum (ETH)
Keputusan untuk rollback saat itu menciptakan dua blockchain berbeda: Ethereum Classic (ETC), yang mempertahankan catatan asli, dan Ethereum (ETH), yang dikembalikan ke kondisi sebelum peretasan dan berkembang hingga kini menggunakan konsensus proof-of-stake.
Dalam kasus peretasan Bybit yang diduga dilakukan oleh kelompok peretas Lazarus Group, Ethereum menjadi aset utama yang dicuri dengan nilai mencapai lebih dari US$1,32 miliar.
Jika rollback benar-benar dilakukan, maka komunitas Ethereum harus menghadapi dilema besar: mengorbankan prinsip desentralisasi atau mengembalikan dana curian demi keadilan bagi korban?
Perburuan Masih Panjang
Dengan hadiah bounty yang fantastis, dukungan dari berbagai mitra, dan wacana rollback Ethereum, perburuan dana curian Bybit menjadi salah satu kasus peretasan terbesar dalam sejarah kripto.
Lazarus Group, yang diyakini berada di balik peretasan ini, tampaknya masih dalam pelarian. Namun, dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat dalam investigasi, kemungkinan hacker lolos begitu saja semakin kecil.
Kini, pertanyaannya adalah siapa yang akan menang dalam pertempuran ini: industri kripto yang bersatu atau para peretas yang semakin canggih? [dp]