Mantap! Bitcoin Jadi Murah Setelah Sentuh US$12 Ribu

Bitcoin kini menjadi lebih murah, setelah menyentuh US$12 ribu (Rp178 juta) pada 1 September 2020 lalu.

Terpantau malam hari ini, 2 September 2020 di Binance, aset kripto berkapitalisasi nomor wahid itu menclok US$11.300 setelah beberapa menit lalu di US$11.167 (Rp166 juta). Penurunan itu adalah penurunan selama satu hari terbesarnya dalam sebulan terakhir.

Pasar harus menerima kenyataan Bitcoin turun sekitar 6,9 persen. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak awal Agustus. Bitcoin terakhir menyentuh US$12.000 pada dua minggu lalu.

“Setelah upaya gagal lainnya untuk membebaskan diri dari US$12.000, Bitcoin mulai kehilangan beberapa momentum,” kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, dilansir dari Bloomberg.

Dolar cenderung menguat mengurangi selera pelaku pasar untuk masuk ke pasar aset kripto. Kalangan investor ritel juga menarik diri.

Namun, kata Moya, jika dolar AS melemah lebih dari 5 persen, itu bisa menjadi katalis untuk membantu Bitcoin menembus ambang itu lagi, jika fundamentalnya membaik.

Selain Bitcoin, aset kripto lain juga bernasib serupa. Bitcoin Cash (BCH), Litecoin (LTC), dan Ether (ETH) masing-masing turun setidaknya 10 persen.

Bloomberg Galaxy Crypto Index, yang melacak beberapa mata uang digital terbesar, turun lebih dari 9 persen.

Bitcoin mundur setelah melewati $ 12.000 minggu ini

Namun, sejumlah sandaran menunjukkan peningkatan permintaan dari investor institusional. Fidelity Investments meluncurkan Bitcoin fund pertamanya pada minggu lalu.

Ini ditegaskan oleh Michael Novogratz, Pendiri dan Kepala Eksekutif Galaxy Investment Partners. Menurutnya investor kaya raya tetap bullish di sektor ini.

“Kita telah melewati ancaman bahwa Bitcoin akan hilang, termasuk sejumlah proyek yang menggunakan blockchain Ethereum. Tentu ada masa kritisnya, tetapi Anda akan terus melihat inovasi demi inovasi. Aset kripto akan selalu bersama kita. Selamanya,” kata Novogratz. [Bloomberg/red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait